#KitaJanganMenyerah, Intip Kisah Sukses Sayudi, Pemilik Franchise Warteg Kharisma Bahari
By Team Amartha Blog - 30 Jul 2020 - 3 min membaca
Di setiap pinggir jalan di Jakarta sering kita jumpai Warung Tegal atau Warteg. Alasan dibalik sebutan Warteg ini karena pada umumnya warung tersebut dikelola oleh orang Tegal. Warna hijau pada kusen dan tembok lama-kelamaan pun menjadi ciri khas setiap Warteg.
Salah satu alasan banyak orang mencari Warteg adalah karena mereka bisa makan beraneka ragam masakan rumahan dengan harga yang relatif murah dan tempatnya yang cukup bersih. Selain itu Warteg juga mudah ditemui di pinggir jalan atau sedikit masuk ke dalam gang.
Penamaan antar Warteg biasanya tidak beda jauh berbeda seperti penamaan antar Warung Padang. Menariknya, bila kita menjumpai Warteg dengan nama Warteg Kharisma Bahari, maka mereka adalah warteg kemitraan atau waralaba.
Pencetus Warteg Kharisma Bahari
Sayudi adalah pencetus waralaba Warteg. Sayudi adalah laki-laki lulusan SD yang mengadu nasib ke Jakarta pada usia 20an tahun. Ia memulai karir sebagai pedagang kaki lima di sekitar terminal di Jakarta Timur. Setiap kali berdagang, ia harus menghindar dari petugas agar tidak ditertibkan. Hal inilah yang membuatnya terpikirkan untuk membuka warteg.
Bermodalkan uang 6 juta rupiah dari hasil menggadai sertifikat rumah mertuanya ke bank dan hasil pinjam dari beberapa saudara dan kerabat, Sayudi berani membuka warung makan dengan nama Modal Mertua di kawasan Cilandak. Usaha itu gagal karena lokasi dan tampilan warung kurang kayak.
Sayudi kemudian mengubah citra kumuh warungnya menjadi bersih dengan memasang ubin. Dengan cara itu, kata Sayudi, justru lebih efisien dan mudah dibersihkan. Sehingga wartung terlihat tetap bersih.
"Tembok dicat biasa cepat kotor. Pakai ubin lebih mudah dibersihkan dan terlihat berkharisma. Makanya saya beri nama Kharisma juga," dia menjelaskan.
WKB Berhasil Buka 300 Cabang
Perubahan pada nama, tampilan warung, dan juga cita rasa membuat Sayudi percaya diri pada bisnis warung makannya. Melansir merdeka.com, Suyadi memiliki 300 gerai dengan sistem waralaba yang tersebar Jabodetabek dan dua gerai di Bandung.
Semua gerai Warteg Kharisma Bahari yang tersebar mayoritas dimiliki investor. Harga setiap gerai dijual antara Rp125 juta sampai Rp150 juta tergantung luas bangunan.
Dengan harga tersebut, para investor tidak perlu memikirkan tempat. "Hampir 99 persen, semua Warteg Kharisma Bahari milik investor itu saya yang cari lokasi berjualannya," ujar dia.
Selain dicarikan tempat, warteg milik para investor juga dibangun sesuai ciri khas Warteg Kharisma Bahari lainnya. Bahkan seluruh perabotan keperluan masak sampai berdagang juga disiapkan Sayudi dan tim kepada para pembeli merek.
Kedepan, pengelolaan Warteg oleh Sayudi akan menyediakan pasangan suami istri untuk bantu mengelola. Mereka dipastikan sudah melewati pelatihan dan diambil dari Tegal. Sehingga untuk pembagian hasil, investor akan membagi dua keuntungan dengan pengelola.
"Hasil yang didapat investor tentu sudah bersih tiap bulan, tanpa memikirkan bayar gaji pegawai, belanja sayur maupun bayar kontrakan," Sayudi menjelaskan.
Gimana, inspiratif banget kan kisah sukses Suyadi? Meski usaha di masa pandemi ini sulit, yuk tetap semangat dan #KitaJanganMenyerah!
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG