Menengok Cerita #PejuangKesejahteraanDesa di Pandeglang Selama Pandemi
By Team Amartha Blog - 30 Sep 2020 - 3 min membaca
Setiap pekerjaan pasti memiliki beban dan tanggung jawab yang berbeda. Setiap hari yang dilalui juga memiliki kesan masing-masing bagi tiap orang. Kali ini, tim Business Partner (BP) Amartha dari Point Majasari, Pandeglang, Banten membagikan cerita menjadi #PejuangKesejahteraanDesa.
Tim Business Partner merupakan garda terdepan Amartha. Merekalah yang menghubungkan para pendana kepada perempuan pengusaha mikro di pedesaan. Tugas utama dari Business Partner ialah melakukan sosialisasi kepada calon mitra usaha, lalu mengadakan uji kelayanan untuk perekrutan mitra usaha, pengesahan untuk pencairan, memberikan pelayanan dan penagihan, dan pendampingan usaha mitra.
Baca Juga:
- Ibu Rini, Mitra Amartha Yang Jago Ambil Peluang Saat Pandemi
- Semangat Kartini, Perempuan Tangguh Amartha di Tengah Pandemi
Point Majasari merupakan salah satu point terdekat dari Jakarta. Pagi itu, tim Amartha menempuh perjalanan dua setengah jam untuk bertemu para mitra usaha dan juga tim BP. Perjalanan dilakukan dengan jumlah tim minimum dan juga tetap menjalankan protokol kesehatan yang berlaku.
Sesampainya di point, kami memulai aktivitas seperti biasa yaitu berdoa bersama dan briefing pagi. Setelah itu, kami mulai mengunjungi beberapa mitra usaha Amartha untuk mendengar cerita dan pendapat mengenai usahanya di masa pandemi. Setelah itu kami kembali ke point.
Yudi Sapandi, tim BP Amartha yang bergabung sejak tahun 2019 turut mengungkapkan kendala yang dihadapi selama pandemi. Ya, pandemi secara tidak langsung mengubah kebiasaan yang ada. “Tantangan bekerja selama Covid-19 ini adalah banyaknya organisasi masyarakat yang menghadang. Jadi kita gak boleh masuk ke desa itu. Selain itu, usaha mitra yang saya handle rata-rata di bidang pariwisata. Sekarang lagi sepi jadi usaha mereka sangat menurun.”
Hal serupa dirasakan juga oleh Imas, BP Amartha yang bergabung di awal tahun. Meskipun demikian, Imas punya caranya sendiri, ia berkomunikasi dengan baik kepada kepala daerah setempat bahwa tidak ada kumpulan. Penagihan dilakukan melalui sistem titip bayar dari anggota kepada ketua majelis sehingga ia hanya akan mengunjungi ketua majelis saja. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa ia akan mengunjungi mitra secara door to door sehingga tidak ada perkumpulan seperti biasanya.
Amartha Catat Tingkat Keberhasilan Pengembalian 99.95% di Sumatera
Sementara itu Amelia mengungkapkan bahwa tantangan lain yang dihadapi oleh Point Majasari adalah berkomunikasi dengan mitra usaha. Pandemi membuat sejumlah usaha mengalami perlambatan sampai kemunduran. Situasi ini membuat beberapa mitra usaha sensitif. “Nasabah sendiri sedang dalam keadaan tidak stabil ekonominya sehingga berpengaruh ke angsurannya. Jadi, mitra lagi sensitif, nah saat kita melakukan penagihan itu harus pintar-pintar untuk mengambil hati mereka. Terus kita juga harus mengutamakan kesopanan kita.” jelasnya.
Meskipun pekerjaan menjadi lebih berat, para #PejuangKesejahteraanDesa di Point Majasari, Pandeglang ini pantang menyerah. Mitra usaha yang masih mau bangkit adalah motivasi mereka untuk lebih semangat dalam bekerja. Tak hanya itu, kesan melihat wajah sumringah bahagia mitra usaha saat usahanya berhasil turut menambah energi mereka.
Harapan mereka, semoga pandemi ini segera berlalu dan mereka bisa membuat mitra usaha kembali sejahtera dan bahagia. Aamiin.
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG