10 Tahun Perjalanan Amartha Menuju Indonesia yang Sejahtera
By Team Amartha Blog - 28 Apr 2020 - 3 min membaca
Satu dekade sudah Amartha berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi merata di Indonesia. Berawal pada tahun 2010, Andi Taufan Garuda Putra mendirikan Amartha, sebuah koperasi yang memberikan permodalan kepada ibu-ibu pengusaha mikro di Ciseeng, Bogor, Jawa Barat. Gagasan ini bermula dari memberikan akses keuangan kepada masyarakat desa yang selalu terlibat hutang dengan rentenir. Hal ini terjadi karena mereka tidak memiliki syarat yang cukup untuk mengakses pinjaman dari perbankan.
Menjadi pionir Fintech Peer To Peer Lending di Indonesia tentu bukanlah hal yang mudah. Amartha pun telah melewati banyak sepak terjang di perjalanannya menuju kesejahteraan ekonomi untuk masyarakat Indonesia. Sekitar tahun 2015, beberapa perusahaan fintech peer to peer lending memang mulai bermunculan di Indonesia. Perubahan ini ternyata membawa Amartha menjadi salah satu fintech lending yang diperhitungkan di Indonesia. Sayangnya pada tahun ini pula, Amartha mengalami kendala.
Saat itu, Amartha masih menjadi perusahaan microfinance biasa, memiliki banyak peminjam tetapi tidak memiliki banyak pendana. Berbagai upaya telah dilakukan untuk tetap bisa melayani para mitra di desa, seperti meminjam ke perbankan dan institusi keuangan lainnya. Namun, hasilnya tidak maksimal sehingga banyak mitra Amartha yang terpaksa pergi.
Dengan kenyataan pahit ini, akhirnya Taufan mengambil keputusan besar; ia mengubah model bisnisnya dari microfinance menjadi Peer-To- Peer Lending. Ternyata, model bisnis ini berhasil menyalurkan dana kepada mitra Amartha. Sampai dengan tahun 2020 ini, Amartha telah berhasil menyalurkan kurang lebih 2 Triliun Rupiah dana untuk 500.000 usaha ultra mikro dan menjangkau hampir 12.000 desa di Indonesia. Mencakup pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi.
Di sisi lain, berinvestasi dalam usaha mikro terbukti menciptakan dampak sosial. “100 persen peminjam merupakan pelaku usaha mikro perempuan di desa. Sebagai bisnis yang dilandasi nilai-nilai sosial, kami ingin membantu mencapai sustainable development goals melalui pilar pengentasan kemiskinan, partisipasi perempuan dalam pembangunan dan mengurangi ketimpangan pendapatan di pedesaan,” ujar Taufan. Dan pada bulan Maret 2020, Amartha berhasil meraih peringkat tertinggi yaitu Platinum, sebagai perusahaan berdampak sosial dari GIIRS (Global Impact Investing Rating System).
Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat menantang. Seluruh dunia sedang menghadapi musuh yang sama yakni pandemi virus corona (Covid-19). Tentunya, hal ini membuat institusi pendanaan seperti Amartha mengalami banyak perubahan drastis dan juga tantangan yang berat. Namun hal tersebut tidak membuat Amartha berhenti menciptakan dampak sosial.
Tetapi justru membuat Amartha semakin galak dalam membantu mereka yang berada dibawah garis kemiskinan dan masyarakat yang terdampak oleh pandemi ini melalui program #DesaLawanCorona, sebuah aksi kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat prasejahtera yang terdampak pandemi Virus Corona dan juga Puskesmas di pelosok pedesaan di beberapa wilayah yang tersebar di Indonesia. Di dekade baru ini pula, Amartha hadir dengan semangat yang lebih besar lagi demi terus berjuang menuju Indonesia yang sejahtera.
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG