Amartha Turut Menyukseskan Sosialisasi Fintech bersama OJK di Manado
By Team Amartha Blog - 11 Aug 2018 - 3 min membaca
Vice President of Amartha, Aria Widyanto mengatakan, pada 2016, Amartha bertransformasi menjadi teknologi finansial (tekfin) dan mulai menggunakan platform P2P lending. Dengan platform P2P ini, rata-rata penghasilan mitra Amartha (pengusaha mikro perempuan) naik dari Rp. 2,5 juta di tahun 2016 menjadi Rp. 3,5 juta di tahun 2017. Pada 2017, lima dari 10 mitra berada diatas garis kemiskinan.
"Amartha terus berkomitmen terhadap pembangunan ekonomi dan kesejahteraan warga di pelosok desa. Meskipun, bukanlah hal yang sederhana dan mudah. Namun, itulah yang justru menjadi semangat tim Amartha menjalankan aktivitasnya sehari-hari," kata Aria di Manado, Rabu (8/8) pagi.
[caption id="attachment_2476" align="aligncenter" width="940"] Dari Ki-Ka, Kepala OJK Sulut Gorontalo Malut, Elyanus Pongsoda, Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech OJK Hendrikus Passagi, VP of Marketing Amartha, Fadilla Tourizqua Zain, dan VP of Amartha, Aria Widyanto[/caption]Saat ini, Amartha terus membuka kolaborasi tekfin dengan lembaga keuangan maupun perbankan. Sebelumnya, Amartha telah bekerja sama dengan Bank Permata, Bank Mandiri dan Mandiri Tunas Finance. Baru-baru ini, perusahaan yang didirikan oleh Andi Taufan Garuda Putra ini telah menandatangani MOU dengan beberapa BPR di Jawa Timur. Hal ini sejalan dengan OJK yang mendorong sinergi BPR dengan tekfin. "Sinergi ini dapat membantu kita dalam pengentasan kemiskinan, partisipasi perempuan dalam pembangunan dan pengurangan ketimpangan pendapatan di pedesaan,” kata Aria.
Aria menjelaskan sebagian besar para pengusaha mikro perempuan ini berusia 21-60 tahun yang memerlukan pendanaan untuk memulai atau mengembangkan usaha rumahan. Amartha sendiri tidak hanya menyalurkan pendanaan tetapi juga pelatihan literasi keuangan. "Mitra Amartha ini di pelosok desa dan untuk menjangkau mereka, Amartha memiliki jaringan tim lapangan yang akan berkeliling mengendarai sepeda motor dan memberikan pelayanan serta pelatihan kepada kelompok-kelompok di wilayah kerjanya," ungkap Aria.
Seiring dengan berkembangnya jangkauan Amartha di pulau Jawa. Pertumbuhan mitra Amartha terus berkembang dari hanya menyalurkan pinjaman kepada 190 mitra pada 2010. Pada 2015, Amartha mampu menyalurkan pembiayaan kepada lebih dari 17.733 mitra. Pertumbuhan mitra terus merangkak naik hingga 70.446 mitra pada 2017. Pada awal Agustus 2018, Amartha telah menyalurkan pendanaan kepada 117.857 mitra
“Bermula di desa Ciseeng Bogor pada tahun 2010, Amartha kini telah berkembang dan melayani di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami akan terus mengembangkan daerah jangkauan kami ke seluruh Indonesia, dan pintu kolaborasi selalu terbuka bagi komunitas, institusi, perseorangan, maupun pemerintah,” tutup Aria.
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG