Pendanaan Fintech Amartha Tembus Rp 1 Triliun untuk Mitra Usaha Mikro
By Team Amartha Blog - 26 Apr 2019 - 3 min membaca
Akhir April 2019, pendanaan fintech Amartha berhasil menembus Rp 1 triliun untuk mitra usaha mikro. Amartha berhasil menyalurkan pinjaman usaha kepada lebih dari 200 ribu pengusaha mikro perempuan.
"Tepat di hari ulang tahun yang kesembilan Amartha berhasil menyalurkan pendanaan Rp 1 triliun kepada 220 ribu pengusaha mikro perempuan di pedesaan. Hal ini terjadi berkat kepercayaan para pendana dan peminjam terhadap Amartha selama ini," kata CEO dan Founder Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, Jumat (26/04) siang di Jakarta.
[caption id="attachment_3682" align="aligncenter" width="5184"] Founder dan CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra.[/caption]
Sejak 2010, pria yang akrab disapa Taufan ini menjelaskan, Amartha berperan aktif dalam mewujudkan inklusi keuangan di pedesaan. Amartha mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG's) melalui pilar pengentasan kemiskinan, partisipasi perempuan dalam pembangunan dan pengurangan ketimpangan pendapatan di pedesaan.
Seperti diketahui, tujuan ini dicanangkan bersama oleh negara-negara di dunia pada resolusi PBB yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015 sebagai ambisi pembangunan bersama hingga tahun 2030. Di Indonesia, pelaksanaan SDG diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Perpres SDGs) yang diterbitkan pada 4 Juli 2017.
[caption id="attachment_3684" align="aligncenter" width="1121"] Founder dan CEO Amartha, Andi Taufan Garudan Putra dan VP Amartha, Aria Widyanto bersama ratusan pengusaha mikro Amartha di Ciseeng, Bogor, beberapa waktu lalu.[/caption]
"Amartha mempunyai visi dan misi agar masyarakat pedesaan dapat meningkatkan pendapatan, perbaikan indikator kesejahteraan serta penurunan kemiskinan dalam kerangka SDGs. Amartha berkomitmen mengurangi angka kemiskinan melalui akses pendanaan untuk meningkatkan pendapatan keluarga," ujar Taufan.
Berawal dari lima pengusaha mikro perempuan dengan modal awal Rp 10 juta pada tahun 2010 di Ciseeng,Bogor. Pada 2017, Amartha berhasil menjangkau 532 desa dengan 70.977 pengusaha mikro perempuan. Amartha lambat laun berkembang pesat dengan menjangkau lebih dari 3.500 desa di tahun 2018. Kini, Amartha telah menjangkau di seluruh pulau Jawa. "Tahun ini, kami juga telah mulai mempersiapkan diri untuk membuka point (cabang Amartha) di luar pulau Jawa," terang Taufan.
[caption id="attachment_3683" align="aligncenter" width="5184"] Petugas lapangan Amartha melakukan pertemuan dengan mitra usaha.[/caption]
Saat ini, Amartha juga berhasil menjaga tingkat kredit macet di kisaran satu persen, jauh di bawah rata-rata industri fintech lending lainnya di angka 3,18 persen. Keberhasilan ini tak lain berkat sistem tanggung renteng yang dilakukan Amartha sejak 2010 dan machine credit scoring. Sistem tanggung renteng ini membuat mereka mempunyai tanggung jawab baik peminjam bersama-sama, perseorangan, maupun khusus untuk menanggung pembayaran utang keseluruhan. Di Amartha, para pelaku usaha mikro ini masing-masing memiliki majelis (kelompok tanggung renteng di Amartha) tersendiri. Setiap kelompok terdiri dari 15-25 orang yang terbagi di beberapa daerah.
"Sebagai fintech tepercaya, Amartha juga terus berusaha untuk melayani masyarakat pedesaan. Business Partner (tim lapangan Amartha) kami keliling melayani pengusaha mikro perempuan dan memberikan literasi keuangan," ucap Taufan.
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG