icon-langID
logo-amartha
Home / Blog / Pendana / Keuangan / 4 Langkah Sederhana Mengatur Keuangan Milenial Agar Keuangan Tetap Sehat
icon-lang
icon-lang

4 Langkah Sederhana Mengatur Keuangan Milenial Agar Keuangan Tetap Sehat

By Team Amartha Blog - 31 Jan 2020 - 3 min membaca

Seiring meningkatnya populasi di Indonesia saat ini, sejalan dengan perkembangan ekonomi di Indonesia. pasalnya, dari Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 jumlah penduduk Indonesia tahun 2020 diprediksi akan mencapai 269,6 Juta Jiwa dengan usia produktif mencapai 68,7% dari total populasi. Sedangkan untuk usia belum produktif mencapai 24,5% dan usia tidak produktif mencapai 6,7% dari total populasi. Hal ini sudah menjelaskan bahwa saat ini sebagian besar usia produktif mempengaruhi perekonomian Indonesia baik itu sebagai produsen atau konsumen.

Namun, bagi usia produktif saat ini yang akrab kita sebut sebagai generasi milenial. Prilaku kebiasaan konsumtif menjadi tren untuk memenuhi gaya hidup. Menurut Ben Soebiakto seorang pengamat digital lifestyle, hal tersebut dipengaruhi oleh budaya digital yang semakin tinggi. Pengaruh teknologi dan penggunaan internet menjadi jalan generasi milenial ini semakin mudah untuk bertransaksi via internet.

Dengan semakin mudahnya bertransaksi akan memicu pengeluaran keuangan yang tidak terkendali. Oleh karena itu generasi milenial perlu cermat dan berhati-hati dalam mengelola keuangan agar keuangan tetap sehat.

Baca Juga :

Amartha Dukung Gerakan Indonesia Cerdas Finansial

Salah satu cara untuk menjaga keuangan generasi milenial tetap sehat adalah dengan rumus 50/30/20. Sudah pernah dengar rumus ini?. Rumus ini dipopulerkan oleh Senator Amerika Serikat Elizabeth Warren yang diambil dari bukunya yang berjudul All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan, menyebutkan bahwa penghasilan sebaiknya dibagi dalam 3 rasio dengan rumus 50:30:20.

Rasio ini dibagi ke dalam 3 pembagian. Pertama, 50% penghasilan dibagi untuk kebutuhan dasar, selanjutnya 30% untuk kebutuhan hiburan, dan sisanya 20% untuk kebutuhan tabungan ataupun investasi. Namun, dalam prakteknya, hal yang pertama harus diperhatikan adalah keinginan dan kebutuhan. Agar rencana keuangannya berurutan, berikut tahapan dan penjelasannya dalam menyusun rumus 50:30:20.

Ketahui Kebutuhan dan Keinginan

Kebutuhan (needs) dan Keinginan (wants) tentu saja ini menjadi tarik menarik dari setiap pengeluaran keuangan. Jika kita memiliki penghasilan bulanan, maka harus memahami mana yang menjadi kebutuhan kita bulan ini dan mana yang menjadi keinginan kita di bulan ini agar pengeluaran dapat jelas dikendalikan. Sebab, yang perlu diingat bahwa mengikuti keinginan itu tidak akan ada habisnya. Oleh karena itu  perjelas mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang menjadi keinginan setiap bulannya.

Bagi 50% dari Penghasilan untuk Kebutuhan (needs)

Dari penghasilan bulanan, kita harus membagi 50% untuk memenuhi kebutuhan bulanan. Setiap orang memiliki kebutuhan bulanan yang berbeda-beda, namun pastikan 50% ini dibagi dalam kebutuhan primer yang diprioritaskan. Contohnya untuk pembayaran sewa kost, atau cicilan rumah. Alokasi untuk makan dalam sebulan, bisa digunakan untuk beli makan diluar atau pun masak di rumah. Selanjutnya tagihan/cicilan, dan alokasi belanja bulanan seperti belanja peralatan mandi, gas untuk kompor, air galon dan lainnya. Jika ada asuransi, kita juga perlu membagi alokasi dananya di tahap ini.

Bagi 30% dari Penghasilan untuk Keinginan (wants)

Dalam buku All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan karya Elizabeth Warren menyebutkan 30% ini dibagi untuk hiburan, namun pada dasarnya 30% ini dibagi untuk keinginan (wants) karena memenuhi keinginan juga merupakan bentuk hiburan.

Kita dapat memenuhi keinginan per bulan dengan batas alokasi dana 30% dari penghasilan. Contohnya, ingin makan-makan di tempat mewah, memenuhi kebutuhan hobi, nonton bioskop, liburan, atau belanja-belanja kebutuhan di luar dari kebutuhan bulanan, seperti belanja sepatu baru, belanja tas baru dan lainnya, yang pasti memenuhi keinginan kita di bulan itu.

Bagi 20% dari Penghasilan untuk Tabungan (saving) atau Investasi

Pembagian terkahir dengan besar 20% dari penghasilan dibagi untuk tabungan (saving) atau investasi. Ingat, khususnya untuk generasi milenial, hidup bukan hanya untuk hari ini saja. Oleh karena itu pastikan penghasilan kita harus ada untuk tabungan atau investasi setiap bulannya.

Besaran 20% ini tentunya besaran minimal, kita bisa mengatur kebutuhan investasi dan tabungan sesuai dengan tujuan keuangan untuk masa depan. Pastinya jika pembagian dana penghasilan dalam tahap ini diperbesar, harus ada bagian lain dari tahap keinginan dan kebutuhan yang harus dikurangi.

Pembagian 20% dalam tahap ini bisa digunakan untuk modal nikah, untuk modal usaha, dan lainnya yang penting untuk target masa depan. Selain bisa ditabungkan untuk memenuhi target masa depan, pembagian tahap ini juga bisa memasukannya kedalam investasi, baik itu investasi di sektor riil maupun non-riil/keuangan untuk memenuhi financial goal dimasa depan. Penjelasan tentang investasi nanti akan kita bahas khusus di artikel selanjutnya.

Dengan mengetahui rasio pembagian penghasilan dari rumus 50:30:20 ini, harapannya generasi milenial menjadi lebih cermat dalam mengatur pengeluaran keuangannya. Sehingga generasi milenial mempunyai keuangan yang tetap sehat setiap bulannya.

Artikel Terkait

Pasangan Wajib Tahu! 7 Jenis Pos Keuangan Rumah Tangga

Gaya Hidup

Gaji 5 Juta Pajak 5 Persen, Begini Cara Hitungnya!

Keuangan

5 Cara Menghasilkan Uang Tambahan Selain Gaji. Ini Tipsnya!

Keuangan

4 Langkah Sederhana Mengatur Keuangan Milenial Agar Keuangan Tetap Sehat

Keuangan

Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?

Hubungi Kami SEKARANG

https://cms-admin-stg.amartha.com/uploads/invite_a21debce13.png