Arahan OJK Mengenai Investasi Saham Untuk Investor Pemula
By Team Amartha Blog - 29 Jan 2021 - 3 min membaca
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat per 30 Desember 2020, jumlah investor pasar modal mengalami peningkatan 56,45% atau 3,88 juta orang dibandingkan tahun 2019 yang hanya 2,48 juta.
Dari data tersebut ditemukan bahwa peningkatan jumlah investor didominasi oleh investor domestik yang berusia di bawah 30 tahun atau generasi milenial dengan persentase kurang lebih 54,8 persen dari total investor.
Fenomena peningkatan jumlah investor ini kemudian menjadi perhatian banyak orang. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewaspadai fenomena ini dilatarbelakangi oleh masyarakat yang sudah melek informasi finansial atau hanya sekadar ikut-ikutan saja.
Sebagai informasi, belum lama ini banyak artis dan influencer yang mengajak para pengikutnya di sosial media untuk membeli saham tertentu. Hal ini dikhawatirkan dapat menggiring keputusan si investor tanpa analisis yang dalam.
Di tambah lagi akhir-akhir ini banyak sekali investor pemula yang berinvestasi di instrumen saham dengan menggunakan uang pinjaman dari pinjaman online (pinjol).
Baca Juga: Investasi Saham Pakai Uang Pinjol, Bijakkah?
Maka dari itu, Hoesen, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK melalui akun Instagram OJK, memberikan arahan kepada para investor pemula dan calon investor yang ingin mengalokasikan dananya ke instrumen saham.
Ada delapan hal yang perlu diperhatikan oleh investor pemula sebelum melakukan investasi di pasar modal, yaitu:
- Investor harus memahami tujuan investasi (bukan ikut-ikutan)
- Memahami risiko berinvestaso dan mengenali profil risiko produk investasi
- Sumber dana investasi merupakan dana lebih, bukan dana darurat, apalagi dari hasil melakukan pinjaman
- Pastikan penjual atau penyedia produk investasi adalah Pihak yang berizin
- Mencari informasi dan pengetahuan sebanyak mungkin mengenai produk investasi. Jangan tergiur dengan promosi dari figur publik
- Lakukan investasi secara berkala dengan orientasi jangka panjang
- Tentukan batas nilai investasi
- Lakukan diversifikasi investasi, hindari berinvestasi pada satu jenis produk investasi
Selain Investasi Saham, Ini Pilihan Alternatif Investasi Yang Sama Untungnya
Dalam berinvestasi saham, investor harus mengingat bahwa saham adalah investasi penuh risiko. Maksudnya adalah high return, high risk.
Nah, tak perlu khawatir karena pilihan investasi tak hanya saham saja. Ada banyak pilihan investasi lainnya seperti P2P Lending.
P2P Lending merupakan salah satu instrumen investasi yang mempertemukan investor kepada peminjam melalui sebuah platform atau marketplace.
P2P Lending sendiri ada banyak jenisnya. Pilihlah perusahaan investasi P2P Lending yang sudah memiliki izin usaha dan terdaftar di OJK guna keamanan dalam bertransaksi. Dalam hal keuntungan, P2P Lending memiliki penawaran yang bersaing.
Amartha adalah perusahaan investasi P2P Lending yang fokus menyalurkan dana investor kepada perempuan pengusaha mikro di pedesaan. Amartha menawarkan keuntungan sampai 15% flat per tahun.
Dengan demikian, investor tidak hanya mendapatkan keuntungan secara materi tetapi juga turut menciptakan dampak sosial berupa kesejahteraan merata di Indonesia.
Tertarik mendanai di Amartha? Daftar sekarang!
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG