Newbie, Ini Lho Bedanya Value Investor dan Trader!
By Team Amartha Blog - 20 Dec 2020 - 3 min membaca
Ketika memutuskan masuk ke dalam investasi saham, kamu sebaiknya memutuskan gaya investasi yang ingin kamu jalani. Dalam dunia saham, ada dua jenis gaya investasi yang bisa kamu lakukan, yakni sebagai value investor atau trader. Meski sama-sama bertujuan untuk menghasilkan keuntungan. Keduanya punya perbedaan yang cukup signifikan.
Definisi Value Investor
Benjamin Graham, seorang ekonom yang sering disebut sebagai “Bapak Value Investing” mengatakan bahwa investasi adalah operasi yang melibatkan analisis menyeluruh, menjanjikan keamanan dana pokok, dan return yang memuaskan.
Operasi yang tidak memenuhi persyaratan ini disebut spekulatif. Sangat keliru jika ada orang yang membeli saham, tetapi tidak melakukan ketiga hal di atas, kemudian orang tersebut disebut value investor.
Menurut Benjamin, seorang value investor haruslah memahami pengertian operasi investasi dan memiliki psikologis sebagai seorang investor. Pada dasarnya, seorang value investor akan membeli saham untuk disimpan dalam jangka waktu cukup lama, bisa berbulan-bulan, bahkan sampai bertahun-tahun.
Prinsip value investor adalah Buy and Hold. Strateginya adalah membeli saham perusahaan yang sehat dan punya fundamental yang baik. Value Investor tidak akan terlalu peduli terhadap fluktuasi harga saham. Yang penting selama perusahaan tersebut masih berkinerja baik, ia masih akan menyimpan sahamnya.
Seorang value investor baru akan menjual sahamnya saat kinerja perusahaan tersebut sudah mulai menunjukkan kemunduran, Karena itu, seorang value investor akan menggunakan analisa fundamental dalam mencari tahu mana saja perusahaan yang punya kinerja baik untuk dibeli sahamnya.
Definisi Trader
Trader merupakan istilah yang merujuk pada investor yang melakukan aksi beli dan jual atau berdagang saham dalam periode tertentu. Biasanya dalam periode harian, mingguan, atau bulanan. Inti dari aktivitas trading adalah perputaran kas atau cash turnover.
Para trader cenderung tidak suka jika uangnya hanya ‘diam’ saja di sebuah saham. Mereka lebih suka memutar uangnya ke saham lain demi memperoleh capital gain. Analisis yang sering digunakan oleh para trader adalah teknikal.
Seorang trader biasanya menggunakan prinsip Buy and Sell. Strateginya adalah membeli saham perusahaan yang berpotensi naik dalam waktu dekat. Fokus seorang trader adalah harga saham (Price Action. Meski kesehatan dan fundamental perusahaan kadang tetap diperhatikan, namun biasanya bukan patokan utama ketika ingin membeli saham.
Pada dasarnya, seorang trader akan membeli saham untuk dijual kembali dalam waktu tidak terlalu lama. Biasanya saham dijual segera, paling lama dalam hitungan bulan, untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek.
Jesse Livermore, seorang trader hebat Wall Street dari periode tahun 1877-1940 mengatakan ada 3 hal yang patut dihindari ketika melakukan aksi trading saham. Ketiga hal tersebut yaitu:
- Pengetahuan tentang instrumen pasar yang kurang matang.
- Aturan berdagang (metode dan dan strategi) yang tidak tegas.
- Melanggar aturan yang telah dibuat.
Sebelum memutuskan ingin menjadi seorang value investor ataupun trader, sebaiknya pahami terlebih dulu gaya investasi mana yang paling cocok buat kamu. Perlu diketahui, tidak ada gaya investasi yang lebih baik di antara keduanya untuk terjun di pasar saham. Kedua gaya investasi ini baik asal diterapkan sesuai dengan karakteristik individu masing-masing.
Nah, selamat mencoba!
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG