icon-langID
logo-amartha
Home / Blog / Pendana / Keuangan / Disebut di Drama Vincenzo Sebagai Penipuan Investasi, Begini Kisah Elizabeth Holmes!
icon-lang
icon-lang

Disebut di Drama Vincenzo Sebagai Penipuan Investasi, Begini Kisah Elizabeth Holmes!

By Team Amartha Blog - 5 May 2021 - 3 min membaca

Baru-baru ini serial drama korea Vincenzo menjadi pembicaraan warganet. Alur drama yang menarik ini menjadikan Vincenzo trending setiap tayang selama 10 minggu.

Vincenzo menceritakan tentang seorang pengacara yang bekerja untuk Mafia sebagai consigliere yang kembali ke Korea Selatan untuk misi khusus. Sekembalinya, ada banyak hal yang terjadi untuk menyelesaikan misi tersebut termasuk bertarung melawan Perusahaan Babel.

Pada salah satu episode tersebut, disebutkan nama Elizabeth Holmes sebagai salah satu contoh sosok pebisnis muda. Usut-punya usut Elizabeth Holmes adalah pebisnis yang melakukan penipuan investasi untuk menaikkan harga sahamnya.

Seperti apa kisahnya?

Ide Bisnis

Melansir The Economist, Elizabeth Anne Holmes yang baru berusia 19 tahun memutuskan untuk drop out dari Universitas Stanford jurusan teknik kimia. Alasan utama Elizabeth drop out adalah untuk mengembangkan ide berupa dapat mengetahui kesehatan dan mendeteksi kondisi medis seperti kanker dan kolesterol tinggi hanya dengan mengambil sedikit darah dari ujung jari.

Ide tersebut dikembangkan lewat perusahaan startup bernama Theranos (sebelumnya bernama Real-Time Cures) pada tahun 2004. Sebagai informasi, ide ini bermula dari ketakutan Elizabeth pada jarum suntik.

Mendirikan Perusahaan Startup Health Tech

Ide Elizabeth sebelumnya telah dikemukakan kepada profesornya, Channing Robertson. Roebrt kemudian menantang Elizabeth untuk memulai usaha. Dari situlah, anak muda yang mengidolakan Steve Jobs merekrut ahli biokimia asal Inggris yang bernama Ian Gibbons.

Kemampuan Elizabeth dalam memimpin perusahaan membuat Theranos mendapatkan kepercayaan dari investor, pemodal Tim Drapper, sebagai modal awal yang digunakan untuk laboratorium dan merekrut karyawan. Perusahaan tersebut dikenal dengan nama Theranos.

Pada tahun 2005, Theranos mengantongi 23 paten teknologi termasuk ide untuk merevolusi cara mendiagnosa penyakit dengan mudah dan murah. Theranos mengembangkan perangkat medis yang menawarkan 240 tes penyakit dengan menggunakan setetes darah dan hasilnya dapat diterima dalam waktu 15 menit. Adapun biaya yang dikenakan sangatlah murah.

Kelebihan-kelebihan di atas membuat Theranos diminati banyak masyarakat dan investor. Theranos pun berhasil mengumpulkan lebih dari US$ 700 juta dari pemodal ventura dan investor swasta. Theranos jua menghasilkan valuasi US$10 miliar, puncaknya pada 2013-2014 yang kemudian menyandang status startup decacorn.

Business Insider Singapore, melansir CNBC Indonesia, menuliskan Capital Blue Cross dan Cleveland Clinic menandatangani untuk menawarkan tes Theranos kepad pasien mereka. Walgreens turut membuat kesepakatan untuk membuka pusat pengujian. Theranos kemudian membentuk kemitraan rahasia dengan Safeway senilai US$350 juta.

Kepopuleran dan keberhasilan Elizabeth Holmes membawanya ke puncak dunia dengan predikat miliarder self-made wanita termuda di dunia dengan kekeyaan bersih sekitar US$4.5 miliar. Profilnya turut menghiasi sampul buku Fortune dan Forbes.

Kehancuran Theranos dan Elizabeth Holmes

Teknologi dan layanan yang dikembangkan oleh Theranos tidak berfungsi. Itulah kebohongan yang ditutupi oleh Elizabeth Holmes kepada masyarakat termasuk investornya.

Sebelumnya, Ia Gibbons telah memberingatkan Elizabeth bahwa tes belum siap untuk diuji publik dan adanya ketidakakuratan.

John Carreyrou, melalui The Wall Street Journal melakukan investigasi tentang Theranos pada 2015. Startup ini dianggap menjual produk menggunakan paten palsu yang hanya sebatas deskripsi tanpa bisa dikonversi menjadi perangkat nyata, seperti yang selama ini diklaim Holmes.

Data yang dihimpun menemukan perangkat yang dikembangkan Theranos menghasilkan informasi medis yang keliru, jauh berbeda dari informasi medis rumah sakit atau laboratorium konvensional.

Setelah melalui tahap penyelidikan, diketahui hasil pengujian melenceng lantaran Theranos tidak melakukan pengujian darah menggunakan produk ciptaannya, tapi mengandalkan mesin-mesin tradisional yang telah ada di pasaran. Akibat perbuatan ini, Theranos dianggap telah melakukan penipuan.

Pada Maret 2018, Theranos dan Elizabeth didakwa atas penipuan besar-besaran oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS. Elizabeth tidak diizinkan menjabat selama 10 tahun. Fortune pun mendaulat Elizabeth sebagai "Pemimpin Startup Paling Mengecewakan di Dunia".

Artikel Terkait

Disebut di Drama Vincenzo Sebagai Penipuan Investasi, Begini Kisah Elizabeth Holmes!

Keuangan

Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?

Hubungi Kami SEKARANG

https://cms-admin-stg.amartha.com/uploads/invite_a21debce13.png