Gaya hidup cashless semakin marak sejak diperkenalkannya Uang Digital (E-Money) oleh industry perbankan di Indonesia sekitar tahun 2012 yang lalu. Tapi perkembangan penggunaannya belum signifikan. Pengalaman pribadiku menggunakan E-Money dirasa lebih repot ketika harus top-up karena hanya bisa top-up di atm, gerai mini-mart atau handphone jenis tertentu. Selain itu, penggunaanya juga masih terbatas tergantung kerjasama provider dengan merchant. Misalnya, di sebuah mall hanya menerima E-Money yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri dan Bank BCA, sementara saya punya E-Money yang dikeluarkan oleh Bank BNI. Bisa dibayangkan betapa repotnya kalau kita harus mengkoleksi banyak kartu?
Di tahun 2015, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa hadir dengan produk aplikasi dompet digital (E-Wallet) yang bernama Go-Pay. Produk ini bekerja sama dengan aplikasi mobile perbankan, sehingga pengguna bisa langsung top-up menggunakan handphone. Produk ini diikuti beberapa kompetitor lain seperti OVO, Dana dan Link Aja. Bahkan, hal ini diikuti pula oleh pemain E-Commerce besar seperti Tokopedia dan Shopee yang semakin memudahkan customernya dalam melakukan transaksi perbelanjaan.
Oleh karena perangkat utama yang digunakan adalah handphone, tentunya produk-produk ini sangat akrab dengan generasi millennial yang sangat tech-savy dan tidak pernah lepas dari handphone. Belum lagi dengan tawaran-tawaran promo yang sangat menarik hasil kerjasama provider produk dompet digital dengan merchant-merchant yang ada.
Cashless jadi boros?
Kemudahan bertransaksi dengan cashless ini tentunya menggerakkan ekonomi suatu negara. Tapi, sadar nggak sih kalo kita juga jadi lebih sering belanja? Apalagi dengan segala bentuk promo dan periode-periode diskon E-Commerce di tanggal-tanggal cantik. Nah, bagaimana kita mengakali agar kita tidak terlalu asyik berbelanja atau jajan?
Supaya tetap termonitor dan terjaga, kita juga tetap bisa membuat pencatatan sendiri ataupun menggunakan aplikasi-aplikasi keuangan yang bisa membagi penggunaan dana kita. Misalnya di awal bulan setelah gajian atau dapat uang jajan dari ortu, kita bisa mulai membagi minimal dengan pos-pos seperti ini:
- Pos menabung dan investasi
- Pos operasional sehari-hari
- Pos belanja
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG