Hey Movie Maker Indonesia, Saatnya Unjuk Gigi!
By Team Amartha Blog - 13 Sep 2017 - 3 min membaca
Kapan ya terakhir kali kita nonton film Indonesia yang memiliki sajian luar biasa dan bikin kita tenggelam, terhanyut dengan alur ceritanya yang mendalam?
Laskar Pelangi atau AADC mungkin ada di daftar film yang tak terlupakan untuk kita para penikmat film tanah air. Terbukti, film Laskar Pelangi ini telah ditonton tak kurang dari 4,7 Juta orang, dan menempati posisi ke dua sebagai film terlaris sepanjang masa di Indonesia. Begitu pula dengan film Ada Apa Dengan Cinta atau yang lebih dikenal dengan sebutan AADC, yang begitu fenomenal hingga merilis sekuel barunya setelah puluhan tahun tayang. Tapi setelah itu, perfilman Indonesia sempat menurun kualitasnya dan saat ini masih terus berusaha bangkit.
Hal ini bukan karena kita kekurangan SDM perfilman loh, karena seperti yang kita tahu, Indonesia punya segudang film maker berbakat, yang pastinya mampu menyuguhkan sajian spektakuler untuk memuaskan dahaga para pencita film dalam negeri. Apalagi dengan perkembangan media sosial yang pesat, mulai bermunculan production house dan sutradara amatir yang kualitasnya gak kalah juga loh! Nah, berangkat dari hal inilah Amartha sebagai pionir layanan fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending untuk usaha mikro, mengadakan kompetisi film pendek bagi sineas muda Indonesia: Amartha Short Movie Festival, dengan mengusung tema besar #UntungnyaTerhubung.
Emang agak unik untuk perusahaan fintech seperti Amartha menginisiasi kegiatan seperti ini, tapi nyatanya, we don’t care and we just do it! Dengan menggandeng beberapa sutradara kawakan beserta para sineas film terkemuka di Indonesia layaknya Nia Dinata, Lucky Kuswandi, Garin Nugroho, serta aktris berbakat Chelsea Islan, bersama dengan CEO dan Founder Amartha Andi Taufan Garuda Putra akan ikut memilih dan memutuskan Film mana saja yang akan keluar menjadi pemenang di akhir acara nanti. Keberanian Amartha untuk melakukan langkah yang berbeda sebagai P2P lending platform ini bukan tak beralasan. Amartha yang banyak berinteraksi dengan kaum milenia menyadari betul potensi yang ada pada kaum muda terutama dalam membuat konten kreatif dan membawa perubahan positif bagi Indonesia.
Festival ini juga merupakan salah satu upaya Amartha untuk mengajak lebih banyak masyarakat Indonesia, agar dapat mengenal potensi dan memperkaya wawasan dalam berinvestasi melalui media online, serta berkontribusi nyata dalam pemberdayaan usaha mikro dan kecil. Nah, di tanggal 9 September 2017 kemarin, Amartha telah menyelesaikan rangkaian Workshop Film di Malang, setelah sebelumnya mengadakan workshop di Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta bersama Local Heroes seperti Taufan Agustiyan, Ali Bindiar, Bambang “IPOENK” K. M, dan Andri Cung.
“Festival Film Pendek ini bertujuan mewadahi kreativitas para filmmaker untuk turut menginspirasi masyarakat luas dan berperan aktif memberdayakan usaha kecil di Indonesia melalui investasi online, Mengusung visi Amartha yang hadir sebagai penghubung bagi pendana di perkotaan dan pengusaha kecil di desa, #UntungnyaTerhubung dipilih sebagai tema besar acara ini” ujar Fadilla Tourizqua Zain, VP of Growth Amartha.
Ada puluhan juta usaha mikro dan kecil yang terbatas untuk mendapatkan pemodalan usaha, dan saat ini pemodalan bisa dijembatani melalui media online. Mereka yang berpotensi untuk menjadi Pemodal adalah kalangan milenial, berusia di bawah 30 tahun dan mayoritas bergaya hidup digital, praktis, serta menyukai media sosial. “Kami percaya komunikasi melalui audio visual sangat tepat untuk mempresentasikan hal tersebut, apalagi kita sudah terbiasa sekali rekam video di IG, Facebook, maupun social media lainnya.” Ungkap wanita yang akrab disapa Ika ini.
Bagi Amartha, mengajak milenial untuk mulai berinvestasi dari usia muda memiliki multi implikasi. Selain menjadi momentum yang tepat untuk menggerakkan semangat kepedulian milenial terhadap nilai-nilai gotong-royong dan sosial, serta mengelola keuangan sejak dini guna memenuhi aspirasinya yang beragam.
[caption id="attachment_1161" align="alignnone" width="1200"] Lucky Kuswandi saat memberikan materi di Workshop ASMF Malang[/caption]Acara pada penutupan rangkaian tour ASMF yang didukung oleh Prambos Jogja, Delta Fm dan Ngalam.co di kota Malang ini berlangsung sangat meriah, dengan antusiasme dari peserta yang luar biasa atas berbagai insight menarik dari sutradara kawakan Luck Kuswandi seputar dunia perfilman. “Malang punya Usaha Mikro yang beragam lho. Sineas mudanya juga punya antusiasme yang tinggi. Saya sangat optimis Festival Film Amartha ini nantinya bisa menciptakan sineas-sineas muda baru dari Malang.” Ungkap Lucky Kuswandi, Sutradara Galih dan Ratna, selepas menjadi pemateri Workshop Amartha di Malang Digital Innovation Lounge. Seperti halnya juri lainnya di kompetisi ini, Lucky berharap dikejutkan dengan karya-karya sineas lokal. Kota Malang adalah lokasi keempat setelah sebelumnya dilakukan Workshop di Bandung, Yogya, dan Jakarta.
Dengan total hadiah Rp 350.000.000, dewan juri pun akan memilih film terbaik pertama dan film terbaik kedua untuk masing-masing kategori. Karya film pendek terbaik untuk setiap kategori berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp 90 Juta, sedangkan karya film pendek terbaik kedua akan menerima hadiah sebesar Rp 60 Juta. Bagi karya film dengan jumlah like terbanyak di akun facebook Amartha, akan dianugerahi predikat Karya Film Pendek Favorit dan berhak atas hadiah sebesar Rp 50 Juta. Detail mengenai kompetisi film pendek Amartha bisa dipelajari lebih pada laman shortmoviefest.amartha.com []
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG