Ini Cara Amartha Wujudkan Inklusi Keuangan
By Team Amartha Blog - 5 Jun 2018 - 3 min membaca
Pertengahan Mei lalu, CEO dan Founder Amartha, Andi Taufan Garuda Putra menjadi bintang tamu dalam acara "The Leader" di MNC Trijaya FM, Jakarta. Dia berbicara mengenai peran Amartha dalam mewujudkan inklusi keuangan.
Berdirinya Amartha tak terlepas dari tangan dingin Andi Taufan yang mempunyai impian agar adanya pemerataan ekonomi di Indonesia. Desa Ciseeng, Bogor, Jawa Barat menjadi awal mula berdirinya perusahaan microfinance tersebut.
Dia melihat banyak masyarakat desa yang sulit mendapatkan pinjaman ke Bank maupun layanan lembaga keuangan. Padahal, mereka memerlukan dana pinjaman untuk mengembangkan usaha. Alhasil, pria kelahiran Jakarta, 24 Januari 1987 ini mendirikan perusahaan itu.
"Karena ada yang mau ajukan ke Bank tapi ribet. Lalu, kita coba (memberi pinjaman) satu sampai dua orang. Ada yang buat beli panen pepaya. Dia mau jual ke pasar. Kemudian, ada juga yang mau jualan beras ke pasar dan ada yang mau membeli mesin las. Ternyata dana yang tiga orang sampai lima orang itu efeknya kencang banget di kampung. Kita bertahap harus kumpulin dana ke publik. Lalu dari Ciseeng berkembang ke Bogor dan Bandung," kata Andi
Sejak itu, Andi mengatakan, banyak pengusaha mikro yang mengajukan pinjaman kepada Amartha. Pada 2016, perusahaan ini melirik teknologi finansial bernama peer to peer lending yang memberikan akses lebih terbuka antara pendana dengan peminjam. Sejak itu, mereka terus berkembang dengan menjangkau lebih dari 500 desa di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Kita melihat kenapa enggak ke dunia internet semua bisa pakai mobile phone. Kita bisa akses lewat internet. Orang jadi melihat dan mengetahui banyak tentang Amartha bahwa mereka tidak hanya berinvestasi tapi juga membantu masyarakat pedesaan," jelas Andi.
Peran Amartha, lanjut Andi, adalah untuk menghubungkan dana pinjaman dari kota ke desa. Sejak awal, perusahaan ini didirikan agar adanya pemerataan ekonomi di pedesaan. Selama ini, masih banyak pengusaha-pengusaha mikro yang masih kesulitan mendapatkan dana pinjaman. Beberapa kesulitan dihadapi oleh pengusaha mikro seperti lokasi yang jauh dari bank, tidak mempunyai rekam jejak kredit serta persyaratan yang sulit dipenuhi.
"Uang (diputar) lebih banyak di kota. Nah, kita ingin menyalurkan (uang di kota) supaya berdayakan ekonomi desa, tetapi juga memberikan keuntungan yang menarik. Dengan adanya Amartha kita membantu pendanaan menjadi terjangkau, gampang, dan cepat juga," ujar Andi.
Ada tiga kata yang menggambarkan Amartha yakni trusted, profitable dan impactful. Pertama, Amartha mengedepankan trusted dengan memastikan dana pinjaman aman serta bekerjasama dengan Pemerintah dan perusahaan perbankan tepercaya.
Pihaknya juga mengedukasi masyarakat untuk mengetahui cara pinjam meminjam online tersebut. "Karena kita bergerak di bisnis keuangan, kami memastikan duitnya balik, perusahaan ini bisa dipercaya dan kami bekerjasama dengan regulator. Kita diawasi dan terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Kami juga bekerja sama dengan Jamkrindo (Jaminan Kredit Indonesia)," tuturnya.
Kedua, jelas Andi, Amartha juga mengedepankan profitable yakni memberikan keuntungan hingga 15 persen per tahun kepada pendana. Selain memberikan dampak sosial, pendana juga mendapatkan keuntungan berlipat. "Kita bisa memberikan return menarik bisa 15 persen per tahun dibanding deposit Bank, saham yang naik turun dan reksa dana yang lebih lama (keuntungannya)," terangnya.
Ketiga, Amartha juga ingin dana yang diberikan pemberi pinjaman juga memberdayakan ekonomi mikro pedesaan. Pihaknya menyalurkan uang untuk pelbagai usaha seperti sektor perdagangan, pertanian, perikanan dan perkebunan."Rp 3 juta sampai Rp 5 juta saja Anda bisa berikan kepada warung, pedagang dan sektor rill lainnya. Kita salurkan duit yang bernilai bagi mereka," jelasnya.
Pemberdayaan Perempuan
Amartha fokus dalam memberdayakan perempuan di pedesaan. Ini karena, pembangunan yang berkesinambungan harus memperhatikan kesetaraan gender. Hal penting yang dilakukan oleh Amartha adalah melakukan pelatihan literasi keuangan dan memberdayakan mereka secara ekonomi untuk mempersiapkan keluarga yang lebih sejahtera
“Memang ibu-ibu karena enggak jauh dari rumahnya. Kalau suami mungkin pergi kerja ke kota. Dari riset juga menunjukan pembiayaan kepada perempuan punya value yang signifikan seperti untuk anak sekolah, kualitas rumah dan pendidikan. Ada juga yang berusaha dengan suaminya tapi istrinya yang didaftarkan ke Amartha. Bahkan, saya dengar banyak cerita usahanya berhasil seperti bisa merenovasi rumah, ” ucap Andi.
Inilah yang Amartha lakukan dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia seperti tertuang dalam Pancasila pasal yang kelima. Mari ikut dalam mewujudkan pemerataan ekonomi di Indonesia bersama Amartha.
Dengan pendanaan pertama sebesar Rp 3 juta, Anda sudah turut membantu pengusaha mikro perempuan serta mendapatkan keuntungan hingga 15 persen. Untuk mengetahui lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi Amartha.com. (Hans Arthur)
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG