Ketahui Tentang Imbal Hasil Flat vs Imbal Hasil Efektif, Lebih Untung Mana?
By Team Amartha Blog - 7 Nov 2017 - 3 min membaca
Bagi Anda yang telah terjun di dunia investasi, mungkin hal pertama yang ingin Anda ketahui adalah keuntungan dari produk invetasi yang Anda jalankan, termasuk di dalamnya adalah imbal hasil yang didapat. Anda pun pasti sudah familiar dengan adanya imbal hasil efektif dan juga imbal hasil flat dalam berbagai produk invetasi.
Namun, apakah Anda sudah paham mengenai perbedaan antara imbal hasil efektif dan juga imbal hasil flat itu sendiri? Hal ini tentunya sangat penting bagi Anda, karena seiring dengan berkembangnya berbagai produk investasi di Indonesia, tentu banyak diantaranya yang akan menawarkan keutungan yang menggiurkan untuk Anda. Tapi bukan berarti semua penawaran yang terlihat besar itu lebih menguntungkan, Anda perlu lebih teliti lagi dan mempelajarinya, khususnya dalam hal proyeksi return.
Nah untuk lebih jelasnya, mari kita simak bersama tentang penjelasan imbal hasil efektif dan imbal hasil flat berikut:
Dalam artikel ini kita akan membahas tentang dua jenis imbal hasil, yaitu imbal hasil efektif dan imbal hasil flat dalam kegiatan investasi. Perbedaan jenis imbal hasil tersebut terketak pada cara perhitungannya yang berbeda, khususnya dalam perhitungan imbal hasil yang akan menghasilkan besar keutungan.
Imbal hasil flat atau tetap, menerapkan perhitungan sama (tetap) setiap angsuran berdasarkan total jumlah pembiayaan yang Anda lakukan. Contohnya, Jika Anda memberikan dana pembiayaan di Amartha sebesar Rp 3 Juta selama 1 tahun = 50 Minggu dan imbal hasil flat 15% pertahun atau 0.3% per minggu. Maka pembayaran angsuran pokok dan imbal hasil per bulan adalah tetap sebesar: (3 Juta / 50) + (3 Juta x 0.3%) = Rp 69.000. Total angsuran selama setahun = 50 Minggu adalah Rp. 3.450.000. Dengan rincian sebagai berikut:
- Angsuran pokok mingguan: Rp 3.000.000 : 50 = Rp 60.000,
- Angsuran imbal hasil mingguan: Rp 450.000 : 50 = Rp 9.000
- Total angsuran (repayment) per minggu: Rp 60.000 + Rp 9.000 = Rp 69.000
Sementara imbal hasil efektif dihitung berdasarkan bunga atas sisa pokok yang masih terhutang. Dengan demikian, besaran imbal hasil setiap minggunya akan menurun karena jumlah pokok terhutang yang semakin kecil. Berbeda dengan bunga flat yang dipakai untuk pinjaman jangkan pendek (maksimal 3 rahun), konsep perhitungan bunga efektif biasanya dipakai untuk pinjaman jangka panjang, misalnya kredit pemilikan rumah.
Jika diterapkan pada contoh yang sama di atas, dengan imbal hasil efektif 15% pertahun = 0.3% perminggu, angsuran pertama akan sama Rp 69.000, tapi setiap bulan jumlah angsuran imbal hasil menurun Rp 180, dari angsuran sebelumnya, karena ada pengurangan pokok pinjaman Rp 60 Ribu Rupiah. Maka, total pengembalian dalam setahun hanya akan mencapai Rp 3.229.500. Kini Anda tahu, perbedaan cara perhitungan imbal hasil flat dan efektif.
Nah kini Anda harus lebih cermat dalam memilih penawaran produk invetasi. Karena, tidak semua produk investasi memberikan imbal hasil flat (tetap) dalam produk invetasinya. Banyak diantara mereka, yang mencantumkan bunga yang lebih tinggi, namun dalam satuan bunga efektif, yang mana bila dihitung akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil. Di Amartha, kami menggunakan perhitungan imbal hasil flat (tetap) yaitu rata-rata 15% dalam satu tahun.
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG