Lo Kheng Hong Juga Enggan Investasi Kripto, Begini Katanya…
By Team Amartha Blog - 19 May 2021 - 3 min membaca
Belakangan, investasi di aset kripto menarik banyak minat investor ritel Indonesia. Dari berbagai kalangan mulai melakukan investasi pada instrumen ini.
Gak heran angka keuntungan yang ditawarkan terus bertambah. Meskipun sedang naik daun, banyak investor kawakan yang enggan untuk berinvestasi di instrumen kripto.
Sebut saja Lo Kheng Hong, pria yang dijuluki sebagai Warren Buffett Indonesia ini menilai kripto tidak memiliki aset yang berwujud. "Saya tidak tertarik membeli cryptocurrency atau uang digital karena tidak ada aset berwujud yang menyertainya," katanya seperti dilansir dari CNBC Indonesia.
Baca Juga: 11 Catatan MUI Soal Kripto, Haram?
Lo Kheng Hong merupakan salah satu investor yang menganut prinsip value investing, maka dari itu ia memilih investasi saham sebagai investasi yang menjanjikan karena adanya bentuk kepemilikan pada suatu perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa.
"Saya hanya tertarik membeli saham karena saham adalah kepemilikan dalam perusahaan yg bisa menghasilkan produk & jasa bagi hidup kita. (Perusahaan) menciptakan lapangan pekerjaan dan membayar pajak kepada negara," jelasnya.
Selain Lo Kheng Hong, Warren Buffett juga menyatakan tidak memilih kripto sebagai alat investasi. Baca selengkapnya!
Naik-turunnya harga kripto cs secara drastis perlu mendapat perhatian bagi para investornya. Ada kemungkinan seseorang melakukan pom-pom untuk keuntungannya sendiri. Pasalnya, investor latah yang hanya ikut-ikutan mencari cuan maksimum dikhawatirkan menjadi korban kerugian investasi.
Melansir data Refinitiv, harga bitcoin pada hari Minggu anjlok hingga 8,65% ke US$ 44.055,38/BTC. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 1 Maret lalu.
Maka dari itu, setiap investor perlu mengetahui secara mendalam mengenai lembaga atau perusahaan yang ditujukan sebagai tempat berinvestasi.
Investor bisa mulai mempelajari dan memahami mengenai psikologi uang, psikologi investasi, jebakan investasi, regulasi, dan profil risiko. Dengan demikian dapat meminimalisir menjadi korban kerugian investasi yang dipilih.
Pilihlah perusahaan investasi yang aman atau yang sudah terdaftar dan memiliki izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seperti Amartha.
Amartha adalah perusahaan investasi P2P Lending yang menyalurkan dana investor kepada perempuan pengusaha mikro di desa melalui pendampingan dan pelatihan usaha secara rutin. Amartha menawarkan bagi hasil hingga 15% flat per tahun.
Fakta menarik dari Amartha, mitra-mitra yang sudah didanai mengaku dapat memenuhi kebutuhan harian hingga menyekolahkan anak-anak mereka hingga ke perguruan tinggi. Dengan kata lain, berinvestasi di Amartha tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan tetapi juga menciptakan dampak sosial yang nyata.
Tertarik investasi di Amartha? Daftar sekarang!
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG