icon-langID
logo-amartha
Home / Blog / Pendana / Keuangan / Gak Cuma Kesehatan, Keuangan Juga Perlu Check Up. Begini Caranya!
icon-lang
icon-lang

Gak Cuma Kesehatan, Keuangan Juga Perlu Check Up. Begini Caranya!

By Team Amartha Blog - 16 Mar 2021 - 3 min membaca

Istilah medical check-up mungkin sering sekali kamu dengar. Namun, apakah kamu pernah mendengar tentang financial check-up?

Sebagian besar masyarakat pun mungkin sudah memahami apa itu medical check-up, apa saja yang dilakukan dan manfaat yang diperoleh setelah melakukan medical check-up, terutama bagi kalangan yang sudah berusia.

Sedangkan financial check-up, tidak banyak yang mengetahui apa istilah tersebut. Kemudian, apa saja yang dilakukan dalam financial check-up dan manfaat yang bisa didapatkan.

Financial check-up adalah pemeriksaan kondisi keuangan secara menyeluruh dengan tujuan untuk mengetahui apakah sudah sehat kondisi keuangan. Jika belum, tentunya sebagai bahan evaluasi untuk melakukan perbaikan kondisi keuangan di masa yang akan datang.

Apabila medical check-up biasanya dilakukan ketika mencapai usia tertentu, berbeda dengan financial check-up yang tidak tergantung dengan usia seseorang. Financial check-up dapat dilakukan setiap saat sebagai evaluasi kondisi keuanganmu.

Lantas, bagaimana caranya melakukan financial check-up? Berikut uraiannya!

1. Rasio Cicilan

rekomendasi investasi murah
Sumber Foto: Pexels

Rasio ini memperhitungan total cicilan bulanan yang dibandingkan dengan pendapatan tetap bulanan kemudian dikalikan 100 persen. Cicilan bulanan ini meliputi cicilan kredit pemilikan rumah (KPR), cicilan kendaraan (motor/mobil), cicilan apartemen, dan lainnya.

Contohnya, jika kamu punya penghasilan sebesar Rp 6 juta per bulan dan cicilan bulanan sebesar Rp 3 juta. Maka rasio cicilan kamu adalah sekitar 50 persen. Berdasarkan rasio ini, kalau hasilnya lebih dari 30 persen, maka keuanganmu tergolong dalam kondisi yang tidak sehat.

2. Rasio Utang Konsumtif

shopping

Rasio ini merupakan pengukuran kesehatan keuangan yang berdasarkan total utang konsumtif dibandingkan dengan total pendapatan setiap bulan.

Utang konsumtif sendiri merupakan utang yang digunakan untuk konsumsi, misalnya utang kartu kredit, membeli gadget, atau furniture dengan cara mencicil. Utang konsumtif ini juga meliputi utang dengan fasiltas kredit tanpa agunan (KTA).

Baiknya rasio ini adalah 0 persen, artinya jangan sampai kamu berutang untuk barang konsumtif. Kalau mau beli barang-barang konsumtif ini, lebih baik kamu membelinya secara tunai. Terkadang memang sulit untuk menahan atau menunda berbelanja dengan kartu kredit. Namun dengan kedisiplinan, kamu dapat menjaga keuangan tetap sehat.

Baca Juga: 7 Aplikasi Atur Keuangan Pribadi yang Wajib Dicoba

3. Rasio Dana Darurat

Dana darurat merupakan uang yang bisa digunakan sewaktu-waktu apabila kamu tertimpa suatu kondisi yang sifatnya urgent (penting), mendadak, dan segera. Dana cadangan ini sangat penting untuk kamu miliki sebagai solusi keuangan di saat situasi darurat.

Rasio dana darurat ini memperhitungkan antara total aset likuid dengan total pengeluaran. Aset likuid ini meliputi aset yang mudah diuangkan seperti tabungan, deposito, emas atau reksa dana pasar uang.

Bagi kalangan yang masih lajang, rasio dana darurat umumnya minimal 3 kali penghasilan bulanan. Sedangkan untuk kalangan yang sudah berkeluarga, rasio dana darurat minimal 12 kali penghasilan bulanan.

Hal ini berarti, kamu bisa tetap bertahan membiayai hidup 6 sampai 12 bulan jika terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Lalu jika telah mencapai rasio minimal, ada baiknya dana darurat selebihnya ditempatkan di situs investasi terpercaya sehingga uang kamu dapat bertumbuh lebih besar.

4. Rasio Biaya Pada Pendapatan

Sumber Foto: Unsplash

Rasio yang terakhir untuk melakukan financial check-up adalah rasio yang membandingkan antara total biaya tetap bulanan dengan pendapatan tetap bulanan. Rasio ini menunjukkan gaya hidup dan model pengelolaan keuangan.

Idealnya rasio ini adalah sama dengan satu, yang artinya seluruh penghasilan bulanan dapat menutupi kebutuhan biaya tetap secara rutin.

Jika rasio ini lebih besar dari satu, maka kondisi keuangan sedang dalam keadaan yang tidak sehat karena pendapatan yang diterima bulanan tidak dapat memenuhi kebutuhan biaya hidup. Kalau ini sampai terjadi, maka hal yang harus dilakukan adalah berhemat atau berusaha meningkatkan penghasilan.

Itulah beberapa cara yang bisa kamu lakukan dalam melakukan financial check-up. Nah, selamat mencoba!

Tags:

Artikel Terkait

test

Keuangan

Lebih Dekat Memahami Konsep Risk dan Return dalam Investasi

Keuangan

Apa Itu Paylater: Definisi, Contoh, dan Cara Pakai

Keuangan

4 Bisnis Investasi Online Populer Menguntungkan

Keuangan

Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?

Hubungi Kami SEKARANG

https://cms-admin-stg.amartha.com/uploads/invite_a21debce13.png