Apakah Uang Bisa Membeli Kebahagiaan? Studi: Iya
By Team Amartha Blog - 8 Feb 2021 - 3 min membaca
Kita sering mendengar istilah "uang tidak bisa membeli kebahagiaan". Rupanya, istilah tersebut tidak sepenuhnya benar.
Uang dapat membeli tingkat kepuasan hidup tertentu, tergantung pada seberapa banyak uang yang kita miliki dan bagaimana mengaturnya.
Sebuah penelitian menunjukkan well'being emosional meningkat beriringan dengan pendapatan seseorang pada titik tertentu.
Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2010 kepada 450.000 partisipan di Amerika. Hasilnya, partisipan dengan pendapatan lebih tinggi memiliki well being emosional yang tinggi dengan pendapatan tahunan $75.000. Dan menurun berdasarkan jumlah.
Disamping memiliki uang, ada beberapa faktor penting yang menentukan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidup, seperti dapat memenuhi kebutuhan dasar, menikmati pengalaman hidup, dan memiliki ikatan sosial.
Kebutuhan Dasar
Lindsay Bryan-Podvin, LMSW, seorang terapis keuangan sekaligus penulis "The Fianncial Anxiety Solution" mengatakan bahwa pendapatan tahunan sebesar US$75.000 bukanlah nilai maksimum bagi semua orang.
Mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan kesehatan adalah top priority.
Nilai kepuasan yang didapatkan dari pendapatan bergantung pada beberapa faktor seperti biaya hidup di daerahmu dan minat personal tiap orang.
"Data menjelaskan dengan baik bahwa ketika kita bisa menjaga keuangan, kesehatan mental kita turut membaik."
Faktanya, berdasarkan CDC, orang dewasa yang hidup di bawah garis kemiskinan lebih sering mengalami depresi 3-4 kali daripada orang dewasa yang hidup di pas atau atas garis kemiskinan.
Memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan dasar tanpa melakukan banyak pekerjaan mengindikasikan kita dapat memiliki waktu untuk teman dan keluarha yang mana sebagai salah satu sumber kebahagiaan.
Studi dari Harvard menjelaskan, hubungan dekat, lebih dari sekadar uang atau ketenaran dapat membuat orang bahagia sepanjang hidup mereka.
Pengalaman vs Materi
Sebelumnya Bryan Podvin mengatakan bahwa uang dapat membeli kebahagiaan tergantung pada apa yang dibelanjakan.
Ada teori umum yang menyebutkan bahwa membelanjakan uang untuk pengalaman akan membuat seseorang lebih bahagia dibanding untuk membeli barang.
Ada beberapa penelitian yang mengamini hal itu. Sebuah jajak pendapat kepada lebih dari 2.000 milenial di tahun 2014 menemukan bahwa 78% milenial lebih suka menghabiskan uang untuk pengalaman atau acara dibanding membeli barang.
Selain itu, masih dari jajak pendapat yang sama, belanja konsumen untuk pengalaman dan acara naik sebesar 70% sejak tahun 1987.
Meskipun demikian, hal tersebut tidak bisa disamaratakan. Bagi sebagian orang, membeli barang dapat membuatnya bahagia.
"Penelitian menunjukkan jika kita memiliki ketertarikan yang kuat pada sesuatu, maka kita bisa mendapat banyak kebahagiaan dengan membeli barang tersebut." jelas Bryan Podvin.
Ketika Uang Tidak Bisa Membeli Kebahagiaan
Satu alasan mengapa memiliki banyak uang tidak selalu lebih bahagia disebut Bryan Podvin sebagai "lifestyle creep". Maksudnya, saat banyak pendapatan sama dengan banyak pengeluaran.
Misalnya, saat kita menghabiskan uang untuk makan malam di restoran maha. Bila dilakukan secara berulang-ulang, kita akan terus merasa kurang walaupun gaji yang dimiliki cukup atau mungkin besar.
Kebahagiaan juga tergantung pada seberapa banyak kita bekerja untuk menghasilkan uang.
"Anda mungkin mendapatkan US$300.000, terdengar hebat secara teori, tapi Anda harus bekerja 80 jam dalam seminggu dan tidak bisa menikmati uang yang dihasilkan, lalu apa gunanya?" kata Bryan Podvin.
Kesimpulan
Berapa banyak uang yang dibutuhkan seseorang untuk bahagia, bervariasi.
Kebahagiaan bisa berasal dari berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan apa yang membuat kita bahagia secara personal.
Misalnya, seseorang bahagia saat bisa pijat sebulan sekali atau membeli sepatu lari baru.
Pada akhirnya, uang dapat meningkatkan kepuasan hidup tergantung bagaimana kita membelanjakannya.
Jika kita menghabiskan uang untuk pengalaman atau barang yang sejalan dengan nilai kita, hal itu akan meningkatkan kebahagiaan kita, tutup Bryan Podvin.
Artikel ini diterjemahkan dari Insider dengan judul Money Can Buy Happiness: Here's How Much You Need and How to Spend It, According to A Financial Therapist.
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG