Tips Parenting Ala Keluarga Milenial

Semakin bertambahnya tahun, pola asuh dalam keluarga semakin berbeda. Salah satu yang populer masa kini yaitu parenting ala keluarga milenial.

Sebelum melangkah lebih jauh, orang tua milenial yang dimaksud yakni pasangan yang lahir pada tahun 1980 sampai awal 1990. Meski berbeda cara didik dengan generasi sebelumnya, tapi gaya parenting ini cukup bisa diteladani, lho. Berikut macam-macamnya:

1. Bisa berbagi tugas

Sebelum adanya generasi milenial, ada pembagian tugas yang tak tertulis dalam keluarga. Misalnya, ayah sebagai pencari nafkah dan ibu mengurus keperluan rumah tangga. 

Kemudian beberapa anak memiliki tugas beragam sesuai dengan siapa yang lahir terlebih dahulu. Misal, anak pertama harus selalu sebagai topangan dan mengasuh adiknya. 

Nah, keluarga di era milenial tidak seperti itu. Ayah dan ibu bisa saling bekerja sama dalam rumah tangga. Misal sama-sama bekerja, sama-sama mengurusi rumah.

Pun demikian, anak pun diajarkan hal serupa. Bahkan terkadang, anak hanya diperbolehkan fokus pada pendidikan saja. 

2. Keluarga Milenial lebih kenal teknologi

Gaya hidup keluarga milenial tak jauh dari teknologi. Semua serba teknologi. Tak jarang, anak kecil pun telah mengenal gadget.

Banyak dari keluarga yang memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan baik. Misal saja memiliki beragam mesin untuk meringankan pekerjaan rumah.

Beberapa gaya parenting yang khas juga menghadirkan smartphone atau gadget untuk si kecil. Mereka dibiarkan bermain dengan gadget, sementara sang orang tua mengerjakan hal lain.

Namun, salah satu gaya parenting ini tak terlalu baik untuk perkembangan buah hati. Baiknya tetap melakukan pengawasan jika anak sedang bermain gadget. 

Atau jika perlu, baiknya dibelikan gadget khusus anak. Gadget ini tidak memiliki sinar radiasi seperti teknologi orang dewasa lain sehingga lebih aman.

Baca Juga: Beli Rumah, Ini Tipe Rumah Yang Banyak Dicari Milenial

3. Punya banyak referensi untuk parenting

Gaya parenting khas keluarga milenial berikutnya yakni tidak hanya memiliki satu referensi. Misalnya saja hanya berdasar ujaran orang tua terdahulu. Tidak, mereka punya beragam sumber parenting.

Mulai dari orang tua, buku, dokter atau bahkan tenaga kesehatan untuk tumbuh kembang anak. Orang tua milenial lebih banyak belajar dari literatur populer. Seringkali juga meninggalkan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat.

Meski demikian, tak jarang orang tua milenial juga kebingungan karena banyaknya referensi tersebut. Apalagi beberapa informasi juga ada yang hoaks. Jadi, untuk kamu orang tua milenial, tetap berhati-hati dan cari referensi tepercaya, ya.

4. Punya perencanaan keluarga 

Poin ini bukan berarti generasi sebelumnya tidak memiliki perencanaan keluarga ya. Namun, generasi milenial lebih prepare bahkan tertulis.

Mereka detail dalam merencanakan keluarga. Mulai dari tujuan berumah tangga, finansial hingga pendidikan anak yang harus dicapai.

Perencanaan ini sangat penting dimiliki dalam keluarga. Hal tersebut dilakukan supaya kehidupan rumah tangga lebih teratur, dan bisa memiliki opsi plan jika terjadi kendala saat berumah tangga. 

5. Mengajarkan persoalan finansial sejak dini

Generasi milenial banyak yang telah mengenalkan ilmu finansial sejak dini kepada anak. Ini sebagai bukti perencanaan finansial yang matang dari orang tua ke anak.

Pola ini sangat penting di masa sekarang, sebagai ketahanan keluarga di masa pandemi. Ilmu finansial ini sekaligus membuat anak SMP atau SMA telah mengetahui bank, investasi dan lain sebagainya. 

Salah satu investasi yang bisa diajarkan kepada anak yakni melalui Amartha, perusahaan P2P Lending. Selain bisa mendatangkan keuntungan dari investasi, anak juga bisa diajarkan membantu sesama. Yuk, keluarga milenial, investasi di Amartha sekarang juga!