1. Level 5 Leadership (Kepemimpinan dengan level tertinggi)
Syarat menjadi seorang pemimpin level 5 harus memiliki kerendahan hati, tidak sombong dan mampu bekerja sama dan memiliki suatu keinginan professional yang begitu kuat dalam mencapai tujuannya. Pemimpin ini menaruh ambisinya untuk perusahaan bukan untuk diri pribadinya dan bekerja dengan cerdas bersama teamnya untuk mewujudkan visi perusahaan.
2. First Who then What (Siapa dulu orangnya baru pekerjaannya)
Perusahaan yang ingin hebat , memutuskan dahulu siapa yang akan dalam teamnya untuk mewujudkan visi dan mimpi perusahaan. Lalu memilih orang yang tepat bersama mereka , dan mengeluarkan mereka yang tidak tepat. First who then What bicara kompetensi dan keinginan untuk belajar dan berubah dalam diri setiap individu di perusahaan. Mereka akan menaruh orang terbaik mereka di area yang peluang besar ; bukan di area yang banyak masalah.
3. Confront the brutal Fact but never lose faith in the potential for greatness (Siap berkonfrontasi dengan keadaan terburuk, tetapi tidak pernah hilang harapan melihat potensi untuk besar)
Prinsip ketiga ini bicara, Bagaimana bisa membuat keputusan yang tepat, apabila masalah tidak berani disampaikan dengan segala kejelekannya. Budaya mendengarkan, budaya berbicara jujur menjadi prasyarat untuk prinsip ketiga ini. Pemimpin yang punya Kharisma besar bisa menjadi hal yang baik, tetapi bisa juga negative , karena membuat orang tidak berani mengungkapkan kebenaran sesungguhnya. Jika perusahaan mempunyai team yang baik, mereka akan termotivasi disaat melihat masalah, bukan harus dimotivasi karena takut mengungkapkan masalah.
4. The Hedgehog Concept (Prinsip Landak)
Perusahaan yang bisa menjadi hebat, jika perusahaan melakukan ke 3 hal berikut : (1) Menguasai bidang yang mereka yang bisa lakukan dengan hebat, (2) Menguasai bidang yang kelak dapat menjadi pertumbuhan keuangan perusahaan, (3) Menguasai bidang yang mereka dan teamnya punya gairah untuk melakukannya. Kenapa dipakai istilah “Landak"?
Landak , hewan yang sederhana dan lemah tapi tau apa yang menjadi keunggulannya dan dia kuasai, yaitu duri tubuhnya dan dia akan menggulung dirinya jika ada bahaya. Tidak seperti Rubah, yang mau tau banyak hal tapi tidak pernah focus dan terus berganti tujuan. Perusahaan yang baik menjadi hebat, menentukan tujuan dan langkah masa depan mereka berdasarkan pengetahuan dan pemahaman akan kekuatan mereka bukan keinginan untuk gagah-gagahan atau hebat.
5. Culture of Dicipline (Budaya Disiplin)
Perusahaan yang hebat, mempunyai team dan person yang disiplin. Displin dalam melakukan tindakan apa yang telah mereka buat dan sepakati, Disiplin dalam melakukan ketiga hal yang perusahaan lakukan dan kuasai (Lihat Konsep Landak). Prinsip strategI bukan seberapa perusahaan ambisi dan maunya apa. Tetapi perusahaan tau apa yang perusahaan kuasai kompetensinya, dan menjadi sumber keuangan dan teamnya mempunyai gairah dan energi dalam mengerjakan karena melihat visi yang besar. Perusahaan yang dari baik menjadi hebat; harus mempunyai team yang displin dalam tindakan, sehingga mampu disiplin dalam berpikir dan akhirnya mampu secara displin mengalokasikan sumber dayanya ke area terbaik yang perusahaan kuasai kompetensinya atau yang ingin perusahaan kuasai.
6. Technology Accelerator (Akselerasi dalam teknologi)
Teknologi dipakai perusahaan di area yang mereka kuasai (3 hal dalam konsep landak), dan dibangun suatu keunggulan yang membuat perusahaan hebat. Lalu membuat jarak persaingan dengan kompetitor. Perusahaan tidak memakai teknologi hanya karena trend atau keinginan keinginan yang sederhana. Perusahaan memakai teknologi untuk mempercepat akselerasi momentum pertumbuhan, bukan untuk menciptakan momentum pertumbuhan.
7. Flywheel and Doom Loop (Roda Terbang dan Lingkaran Kebinasaan)
Perusahaan yang membangun untuk hebat, dari luar kelihatan sedang bertransformasi. Tetapi didalam perusahaan mereka melakukan perbaikan dengan sabar, dari setiap proses diakumulasi menjadi kekuatan internal perusahan. Perusahaan menaruh energy pada perbaikan semua area dengan tekun. Tidak mengandalkan satu jurus untuk hebat dan melompat ke area lain dengan strategi yang hebat dan jitu. Perusahaan membangun kekuatan dengan terus mengantisipasi situasi eksternal dan pelan pelan seperti roda yang berat mulai bergulir semakin cepat dan akhirnya bisa seperti roda terbang. Perusahaan hebat tidak melakukan apa yang dilakukan perusahaan perusahaan yang menengah; yakni mengambil peluang, membuat suatu lompatan lompatan yang cepat dan ambisi yang besar agar dapat menjadi besar , sehingga akhirnya gagal, dan kegagalan terjadi disemua bagian dan menjadikan suatu lingkaran kebinasaan.
Setelah kita membaca tulisan ini, mari berfikir sejenak.
Siapkah kita menjadi hebat. Apa yang harus kita lakukan untuk bisa dari baik menjadi hebat.
Kita semua sedang berusaha membuat pilihan bukan? tapi sebenarnya tidak ? kita hanya butuh memahami dan mau melakukan. Karena pemegang saham dan founder ingin membuat perusahaan ini menjadi perusahaan yang hebat.
Good is the enemy of Great (Baik adalah musuh Hebat). Kalau kita meyakini diri kita bahwa menjadi baik lalu cukup dan tidak ingin berubah atau selalu memakai pendekatan kita yang lama sehingga Great tidak akan terjadi.
Semangat berkarya, dan melakukan semua evaluasi dari apa yang telah kita lakukan dan apa yang ingin kita bangun dan lakukan tahun ini.
Let we do our best and The Lord do the rest.
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG