Lagom: Cara Bahagia Ala Orang Swedia
By Team Amartha Blog - 12 Jan 2021 - 3 min membaca
Beberapa tahun terakhir, gaya hidup seimbang antara pekerjaan dan privasi mulai di gaung dan diterapkan oleh banyak orang. Ada banyak cara untuk menerapkan gaya hidup tersebut, seperti frugal living, ikigai, hingga lagom dari Swedia.
Berdasarkan hasil studi World Happines Report yang diterbitkan pada Maret 2020, menyematkan Swedia di peringkat ke tujuh sebagai negara yang masyarakatnya paling bahagia di dunia.
Anna Brones, penulis keturunan Swedia-Amerika dalam bukunya yang berjudul Live Lagom: Balanced Living the Swedish Way pun menyarankan agar lago diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Senada dengan Anna, Jessamy Hibberd, psikologis klinis sekaligus penulis seri buku This Book Will Make You…, menyatakan bahwa gaya hidup lagom yang bersifat moderat adalah pemulih dari krisis kesehatan mental yang terjadi di tengah rapatnya akses informasi dan kesibukan masyarakat modern.
Lalu, apa itu konsep lagom yang diyakini sebagai salah satu cara untuk menerapkan gaya hidup seimbang?
Dalam bahasa Swedia, lagom memiliki arti not too little, not too much atau cukup. KOnsep lagom juga dapat diartikan seperti menyederhanakan kehidupan, menjauhkan diri dari stress, dan berusaha memampukan diri untuk hidup seimbang agar lebih bahagia.
Konsep lagom tidak hanya fokus menghindari hal-hal berlebih saja tetapi mengutamakan prinsip keseimbangan. Segala sesuatu mesti cukup, tidak lebih dan tidak kurang.
Berikut ini 5 poin gaya hidup lagom yang bisa kamu terapkan:
1. Pangkas Barang di Rumah
Salah satu hal yang perlu kamu lakukan saat menerapkan konsep lagom adalah memangkas barang-barang yang kamu miliki. Maksudnya bukan untuk membuang semua barang yang kamu miliki, melainkan memilah mana barang yang benar-benar kamu butuhkan di rumah.
Apabila rumah masih terlalu luas, kamu bisa memulainya dengan memangkas isi lemari di kamarmu. Pisahkan pakaian yang sudah tidak digunakan lagi dan menggantinya dengan pakaian yang sering digunakan saja.
2. Seimbang Antara Bekerja dan Kehidupan Pribadi
Masyarakat Swedia tidak mengenal prinsip work hard - play hard. Mereka tidak mengindahkan lembur atau bekerja di luar jam yang ditentukan karena hal itu menandakan seseorang tidak bekerja secara efektif.
Fakta menarik, Swedia justru melakukan pengurangan jam kerja dan hal itu terbukti dapat meningkatkan produktivitas.
3. Ambil Jeda
Di Swedia terdapat kultur yang bernama fika paus. Bila diterjemahkan, fika paus berarti coffee break atau memberikan jeda di sela-sela aktivitas yang padat.
Jeda tersebut dapat disalurkan ke hal-hal yang lebih bermakna seperti menyalurkan hobi, berkumpul dengan keluarga, atau melakukan investasi berdampak sosial.
Amartha merupakan salah satu investasi berdampak sosial yang bisa kamu coba. Karena Amartha menyalurkan dana kamu kepada perempuan pengusaha mikro di pedesaan yang tidak terjangkau lembaga keuangan konvensional.
Amartha menawarkan keuntungan sampai 15% flat per tahun dan sudah mendapatkan lisensi dari OJK sehingga pendanaan jadi makin nyaman dan aman.
Dalai Lama pernah mengatakan, “Happiness is not something that comes ready made. It comes from your own actions”, dan mungkin untuk menciptakan kebahagiaan itu didapat dari menerapkan konsep Lagom.
Jadi, apa yang membuat kamu bahagia hari ini?
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG