Melihat Sejarah Hari Perempuan Sedunia atau International Women's Day
By Team Amartha Blog - 8 Mar 2022 - 3 min membaca
Hari Perempuan Sedunia atau International Women's Day diperingati setiap tanggal 8 Maret. Kesetaraan gender hari ini untuk masa depan yang berkelanjutan menjadi tema yang dibawa pada tahun 2022.
Lalu, bagaimana awal mula International Women's Day ditetapkan? Bagaimana sejarahnya?
Sejarah Hari Perempuan Sedunia atau International Women's Day
Sejarah peringatan yang disebut juga sebagai hari kesetaraan gender ini memiliki banyak versi namun secara umum tema yang dibawakan sama yaitu memperjuangkan kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan.
Melansir Tirto dari kutipan buku Encyclopedia of Women's History in America karya Kathryn Cullen-DuPont (2014:124), Hari Perempuan Sedunia kemungkinan diinspirasi dengan adanya demonstrasi 15 ribu perempuan di Kota New York pada tanggal 8 Maret 1908.
Adapun isu yang diangkat yaitu peningkatan standar upah dan pemangkasan jam kerja. Demonstrasi ini memiliki slogan Bread and Roses yang merupakan simbol harapan kenaikan upah agar tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup saja. Momen ini kemudian didukung oleh Partai Sosialis Amerika pada 29 Februari 1909.
Baca Juga: Pemberdayaan Perempuan Jadi PR Indonesia Untuk Tingkatkan Kesetaraan Gender
Sementara situs resmi International Women's Day, peringatan Hari Perempuan Sedunia dilatarbelakangi kerusuhan besar dan perdebatan kritis di kalangan perempuan yang dipicu dari terbatasnya kebebasan berekspresi di kalangan perempuan pada tahun 1908.
Sebanyak 15.000 perempuan turun ke jalan menuntut jam kerja yang lebih manusjawi, gaji yang kebih baik, dan hak suara untuk didengarkan. Setahun kemudian hari tersebut diresmikan sebagai hari perempuan sedunia.
PBB sendiri baru meresmikan hari tersebut pada 8 Maret 1977. Selanjutnya dijadikan sebagai peringatan tahunan.
Peran Amartha dalam Perayaan Hari Perempuan Sedunia
Amartha lahir dan terinspirasi dari perempuan-perempuan Indonesia yang berada di piramida terbawah. Setiap hari mereka harus menghadapi keterbatasan. Salah satunya di bidang ekonomi.
Maka dari itu, pada tahun 2010, Andi Taufan Garuda Putra, Founder sekaligus CEO Amartha mendirikan koperasi Amartha di wilayah Ciseeng, Jawa Barat. Koperasi simpan pinjam ini menawarkan pinjaman modal usaha khusus kepada ibu-ibu yang telah dan atau ingin memulai usaha.
Di tahun 2016, misi untuk memberikan akses yang lebih luas dan masif kepada perempuan-perempuan di Indonesia, Amartha bertransformasi menjadi fintech lending. Yang membedakan Amartha dengan perusahaan lain adalah adanya pendampingan dan pelatihan keuangan serta pelatihan usaha yang kontinu bagi para mitra.
Kabar baiknya, hingga Maret 2022, satu juta CEO UMKM telah diberdayakan oleh Amartha. Simak video berikut ini.
Peran Amartha ini mendapatkan simpati dari organisasi dunia, UN Women berupa penghargaan Women’s Empowerment Principles Awards 2020, kategori Gender-Responsive Marketplace.
Selanjutnya di tahun 2021, Amartha terpilih menjadi 1st Runner Up for Community Engagement and Partnerships Category dalam The Women’s Empowerment Principles (WEPs) Awards yang diadakan UN Women.
Ke depan, Amartha terus berkomitmen dalam kesetaraan gender khususnya di bidang ekonomi dengan memberdayakan lebih banyak lagi CEO UMKM hebat. Ayo berpartisipasi dengan daftar jadi pendana Amartha! Daftar Sekarang.
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG