What You Need To Know In The "After Corona" Era
By Team Amartha Blog - 9 Apr 2021 - 3 min membaca
Pandemi virus Covid-19 atau Corona hingga saat ini masih menghantui berbagai negara di Dunia, termasuk Indonesia. Pandemi yang berlangsung di Indonesia sejak Maret tahun 2020 lalu ini hingga sekarang masih menjadi momok yang menakutkan.
Untungnya, sudah hadirnya vaksin Covid-19 dan proses vaksinasi yang tengah berjalan di dunia memberikan harapan pandemi ini akan segera berakhir. Masyarakat di Dunia diprediksi bisa kembali hidup normal seperti sebelum pandemi dalam 2-3 tahun lagi karena adanya vaksin.
Indonesia juga menjadi salah satu negara yang sudah memulai program vaksinasi Covid-19, yang dimulai dari tenaga kesehatan, petugas layanan publik, kelompok lansia, dan barulah masyarakat luas. Dengan begitu diharapkan akan tercipta kekebalan kelompok atau herd immunity dari vaksinasi ini.
Di Indonesia diperkirakan akan terbentuk herd immunity pada Maret 2022, dengan 70% kelompok masyarakat sudah disuntik vaksin Covid-19.
"Berdasarkan hitungan Bappenas akan bisa tercapai pada Maret 2022. Dengan total 70% dari total masyarakat Indonesia bisa divaksin atau mencapai 181,5 juta penduduk Indonesia," ujar Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Bappenas, Subandi belum lama ini.
Jika ditilik lebih lanjut, ada banyak kebiasaan yang akhirnya dilakukan oleh banyak orang dan dapat kembali dilanjutkan setelah pandemi ini berakhir. Pasalnya, kebiasaan-kebiasaan ini merupakan langkah survival mode yang baik dilakukan oleh semua orang, yaitu:
1. Peka Pada Kesehatan Mental
Berdasarkan data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI) mencatat 68 persen masyarakat yang melakukan swaperiksa mengalami masalah psikologis atau tidak mengalami gangguan kesehatan jiwa selama pandemi.
Data ini berasal dari jumlah pengisian swaperiksa masyarakat di web PDSKJI berjumlah 5661 buah yang berasal dari 31 provinsi dengan temuan 32 persen mengalami masalah psikologis dan 68 persen tidak ada masalah psikologis.
Lebih lanjut, sebanyak 67,4 persen masyarakat memiliki gejala cemas dengan terbanyak kelompok usia dibawah 30 tahun. Sementara, 67,3 persen mengalami depresi selama masa pandemi di Indonesia. dari total orang yang depresi itu 48 persen berpikir untuk memilih bunuh diri, atau ingin melukai diri dan orang lain dengan cara apapun. Kondisi ini sudah termasuk memasuki kategori gangguan jiwa sedang menuju berat.
Selain itu,74,2 persen masyarakat mengalami gejala trauma psikologis. Trauma yang dialami yakni selalu merasa waspada secara terus-menerus, merasa sendirian, merasa ditinggalkan serta merasa terisolasi saat pandemi.
Meningkatnya isu kesehatan mental selama pandemi ini dibarengi dengan kesadaran masyarakat yang mulai mengerti bahwa mereka membutuhkan bantuan psikolog untuk sebagai langkah pengobatan. Nah, kepekaan terhadap masalah kesehatan mental ini penting banget untuk tetap dilakukan setelah pandemi ini berakhir.
Pasalnya, tingkat stress tentunya akan tetap tinggi, terutama saat tinggal di perkotaan. Hal ini akan terus terjadi, baik saat ada pandemi atau tidak.
2. Peka Pada Dana Kesehatan Atau Asuransi
Pandemi virus Covid-19 atau Corona membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya dana kesehatan atau asuransi. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), peningkatan premi asuransi kesehatan mencapai 12,25% Year Over Year menjadi Rp 5,68 triliun pada kuartal IV 2020. Kenaikan itu merata, baik dari asuransi kesehatan individu, asuransi kesehatan kumpulan maupun asuransi kecelakaan kumpulan.
Adapun, kesadaran akan pentingnya dana kesehatan atau asuransi sebaiknya terus dilakukan, bahkan jika pandemi ini berakhir. Sebab, setiap orang bisa jatuh sakit kapan saja, bukan?
3. Peka Dalam Mencari Pendapatan Tambahan
Seperti yang sudah diketahui, pandemi virus Covid-19 atau Corona menghantam banyak sektor, termasuk di bidang ekonomi. Banyak perusahaan yang terpaksa melakukan efisiensi seperti PHK lantaran tidak berhasil mendapatkan profit sesuai ekspektasi. Ketidakpastian ekonomi di masa depan cukup terasa. Bahkan, orang-orang yang masih bekerja pun berusaha untuk mencari pendapatan tambahan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) di bulan Agustus 2020, sebanyak 33,34 juta orang bekerja paruh waktu atau freelancer. Angka ini naik 4,32 juta orang atau 26 persen dari tahun sebelumnya, ketika belum ada pandemi.
Adapun, kepekaan masyarakat dalam mencari pendapatan tambahan ini tentu saja baik untuk tetap dilanjutkan ketika pandemi berakhir. Pasalnya, dengan semakin besarnya penghasilan yang bisa didapat, maka kamu akan semakin dekat mencapai kebebasan finansial.
4. Peka Soal Investasi
Pandemi Covid-19 atau Corona berdampak banyak pada perubahan pola hidup masyarakat, salah satunya adalah aktivitas berinvestasi. Di tengah pandemi, minat masyarakat dalam berinvestasi justru meningkat pesat.
Pasar Modal menjadi pilihan investasi masyarakat yang terefleksi dari kenaikan jumlah investor saham di sepanjang 2020. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, pada bulan November 2020 lalu, jumlah investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mencapai 1.503.682 akun. Dari data ini menunjukkan bahwa ada kenaikan jumlah investor saham sebanyak 28 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepekaan untuk berinvestasi ini sebenarnya sangat bagus untuk terus dilakukan, bahkan jika pandemi ini berakhir. Hanya saja, jika kamu adalah seorang investor pemula, ada baiknya mencari produk investasi yang lebih minim risiko dibandingkan saham. Pasalnya, agar mampu menjadi investor saham yang mumpuni, kamu harus mempelajari analisis teknikal maupun fundamental.
Nah, Nah, buat pemula seperti kamu yang mungkin baru mulai berinvestasi, ada baiknya mencoba instrumen investasi lain yang lebih aman dibandingkan saham seperti P2P Lending Amartha.
Sebagai informasi, Amartha menawarkan keuntungan hingga 15% flat per tahun kepada investor yang mendanai mitra usaha. Amartha adalah perusahaan investasi yang aman karena sudah memiliki izin usaha dari OJK. Jadi, kamu tertarik menjadi pendana di Amartha?
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG