Ketahui Sejarah Subsidi BBM dari Era Sukarno Hingga Kini
By Team Amartha Blog - 9 Sep 2022 - 3 min membaca
Subsidi BBM merupakan hal yang sudah dilakukan tidak hanya di era saat ini saja. Namun, semenjak Indonesia merdeka. Hal satu ini telah berlangsung cukup lama, dan tentu saja dengan lika-likunya masing-masing. Intinya, masyarakat NKRI di semua era menjumpai subsidi satu ini.
Penyebab adanya lika-liku dalam mengucurkan dana subsidi sehingga mengakibatkan naik turunnya BBM disebabkan oleh krisis energi dunia. Nah, ingin tahu tentang sejarah subsidi untuk bahan bakar minyak selama 77 tahun Indonesia merdeka? Jika iya, ikuti informasinya berikut ini!
Sejarah Subsidi BBM di Indonesia
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, eksistensi subsidi bahan bakar minyak telah ada semenjak Indonesia merdeka. Nah, sejak zaman Presiden Soekarno hingga Jokowi saat ini, ada cerita masing-masing di balik subsidi tersebut, berikut adalah poin-poin dan penjelasannya:
Era Presiden Soekarno
Kebijakan subsidi BBM pertama kali diterapkan ketika era orde lama atau lebih tepatnya adalah masa kepemimpinan Presiden Soekarno. Perlu kamu ketahui bahwa harga BBM dilakukan penyesuaian pada 1965 hingga 1966.
- Tahun 1965
- Bensin premium Rp0.30/liter
- Solar Rp.0.20/liter
- Minyak tanah Rp0.20/liter
- Tahun 1966
- Bensin premium Rp0.50/liter
- Solar Rp0.40/liter
- Minyak tanah Rp0.30/liter
Era Presiden Soeharto
Para zaman orde baru, terdapat penyesuaian harga BBM sebanyak 21 kali. Walaupun demikian, penyesuaian harga tidaklah selalu diterapkan secara serentak bagi seluruh jenis BBM bersubsidi, namun lebih pada 1, 2, hingga 3 jenis saja.
- Tahun 1967
- Bensin premium Rp4/liter
- Solar Rp3.5/liter
- Minyak tanah Rp1.8/liter
- Tahun 1998
- Bensin premium Rp1,000/liter
- Solar Rp550/liter
- Minyak tanah Rp280/liter
- Presiden BJ Habibie
Presiden BJ Habibie
Masa pemerintahan Presiden BJ Habibie berlangsung singkat, yakni Mei 1998 – Oktober 1999 saja. Maka demikian, tidaklah terjadi penyesuaian harga karena subsidi BBM, sehingga harganya tetap dari hari terakhir Presiden Soeharto menjabat.
Presiden Abdurrahman Wahid
Dalam kurun waktu pemerintahan yakni sejak Oktober 1999 sampai Juli 2001, telah terjadi sebanyak 6 kali penyesuaian harga untuk bahan bakar minyak bersubsidi. Penerapannya hampir sama dengan Presiden Soeharto, yaitu tidak harus diberlakukan bersamaan.
Jadi, per Oktober tahun 2000, bensin premium menjadi Rp1,150/liter, solar Rp600/liter, dan minyak tanah berharga Rp350/liter. Pada tahun 2001, harga bensin premium naik menjadi Rp1,450/liter, solar Rp1,250/liter, dan minyak tanah Rp1,289/liter.
Presiden Megawati
Selama 3 tahun masa pemerintahan, penyesuaian harga untuk BBM bersubsidi dilakukan dalam 18 kali. Seperti biasa, penyesuaian tersebut tidak dilakukan serentak untuk seluruh jenis BBM bersubsidi.
Per Agustus 2001, bensin premium Rp1,450/liter, solar Rp1,190/liter, dan minyak tanah Rp1,205/liter. Lalu pada 2004, harga bensin premium menjadi Rp1,810/liter, solar Rp1,650/liter, dan minyak tanah Rp1,800/liter.
Presiden SBY
Selama 10 tahun pemerintahan, Presiden SBY telah melakukan 8 kali penyesuaian harga terkait subsidi BBM. Di bawah ini adalah pembanding harga BBM pada masa awal dan akhir pemerintahan:
- Tahun 2004
- Bensin premium Rp1,810/liter
- Solar Rp1,650/liter
- Minyak tanah Rp1,800/liter
- Tahun 2014
- Bensin premium Rp6,500/liter
- Solar Rp5,500/liter
- Minyak tanah Rp2,500/liter
Presiden Joko Widodo
Di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, ada 7 kali penyesuaian harga BBM bersubsidi. Di bawah ini merupakan contoh penyesuaian harga di era Presiden Jokowi dari awal menjabat dan tahun 2016:
- Awal Menjabat
- Bensin premium Rp6,500/liter
- Solar Rp5,500/liter
- Tahun 2016
- Bensin premium Rp6,450/liter
- Solar Rp5,150/liter
Untuk saat ini, turunnya subsidi BBM 2022 menyebabkan harga bensin menjadi naik sekitar 25–30%. Tentu saja ini berlaku untuk semua BBM bersubsidi, misalnya pertalite, solar, dan pertamax. Nah, itu dia pembahasan seputar sejarah penyesuaian harga oleh subsidi BBM dari masa pemerintahan satu ke lainnya.
Oleh sebab itu tidak ada salahnya untuk mengurangi mobilitas atau bepergian yang tak terlalu penting dan utamakan untuk gunakan dana yang ada untuk berinvestasi.
Salah satunya berinvestasi di microfinance marketplace Amartha. Di sini, kamu bahkan bisa mendapatkan imbal hasil hingga 15% flat per tahun cuma dengan modalin mulai dari Rp100.000 aja!
Download aplikasi Amartha di Android
Download aplikasi Amartha di iOS
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG