icon-langID
logo-amartha
Home / Blog / Mitra / Cerita Mitra / Berawal dari Sepuluh Rupiah, Eti Sukses Menyekolahkan Buah Hati Hingga Bangku Kuliah
icon-lang
icon-lang

Berawal dari Sepuluh Rupiah, Eti Sukses Menyekolahkan Buah Hati Hingga Bangku Kuliah

By Team Amartha Blog - 10 May 2017 - 3 min membaca

Memulai usaha sejak tahun 1977, Etik (52 tahun) memilih untuk berdagang. Awalnya ia merintis usaha berdagang sayuran dan buah-buahan. Ia berjualan dengan cara berkeliling di sekitar lingkungan desanya.

Tidak lebih dari satu tahun ia jalankan usaha tersebut, ia merasa lelah dikarenakan keadaan jalan di daerahnya sangat terjal dan juga ditambah beban sayuran dan buah-buahan yang cukup berat.

Sepuluh rupiah kala itu ia jadikan sebagai modal untuk memulai usaha baru yaitu berjualan aneka gorengan. Tempe goreng, tahu goreng, aci dan bakwan adalah jenis-jenis gorengan yang biasa ia jual kala itu.

Hingga saat ini usahanya sudah semakin berkembang. Dengan tambahan modal dari Amartha sebesar 500 Ribu Rupiah Etik mampu membesarkan usahanya. Makanan yang ia jual juga semakin bervariasi, mulai dari gorengan, lontong, gado-gado, ketoprak dan juga aneka kue kecil.

Modal setiap hari yang ia gunakan untuk membeli bahan baku dagangannya dan untuk mengupah tiga karyawan yang ia pekerjakan adalah 350 Ribu Rupiah, kemudian omzet yang ia dapatkan rata-rata adalah 600 Ribu Rupiah setiap harinya, dari seluruh makanan yang ia jual.

Hal tersebut berarti, dalam satu hari ia mampu memperoleh keuntungan bersih sebesar 250 ribu rupiah setelah dipotong modal awal.

Sehingga dalam satu bulan ia mengantongi laba bersih 7.5 Juta Rupiah. Omzet tersebut bisa naik dua kali lipat pada saat bulan Ramadhan tiba, mengingat banyak orang yang memburu makanan dan juga gorengan untu dijadikan takjil.

Pendidikan untuk Buah Hati  

Memiliki enam orang anak membuat Etik selalu bersemangat untuk terus bekerja dan berjuang demi mereka. “Suami saya bekerja sebagai buruh serabutan, seminggu paling bisa kasih uang empat ratus ribu, ya uang segitu mah mana cukup untuk hidup kami semua,” cerita Etik tentang hidupnya dan keluarga.

Sejak dulu Etik memang bertekad untuk bekerja dan membantu suami agar dapur tetap mengepul dan anak-anaknya dapat tetap sekolah.

Perjuangan Etik selama ini pun tidak sia-sia. Seluruh anaknya saat ini dapat menikmati bangku sekolah. Anak pertama dan kedua sudah tamat hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan mereka telah bekerja, kemudian saat ini anak ketiganya sudah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sudah bekerja.

Bahkan berkat kegigihan Etik dan suami, anak keempatnya saat ini telah mengenyam pendidikan perguruan tinggi di salah satu perguruan tinggi swasta di Kabupaten Bogor. Anak kelimanya sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) dan anak bungsunya saat ini sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Alhamdulillah ibu bisa sekolahin semua anak ibu dengan jualan gorengan dan makanan, semoga masa depan mereka lebih baik dari ibu dan bapak,” Etik menuturkan dengan senyum bangga.

Buah Manis Perjuangan Etik

Manusia hidup di dunia ini pasti memiliki tantangan dan cobaan masing-masing. Seperti Etik yang selama ini boleh dikatakan belum sepenuhnya hidup sejahtera. Sejak kecil ia sudah terbiasa banting tulang untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Hingga menginjak usia lebih dari setengah abad pun, ia masih tetap semangat berjuang, bekerja untuk dirinya dan keluarganya.

Seluruh daya upaya yang telah ia curahkan tidak sia-sia, setelah bergabung bersama Amartha selama kurang lebih 5 tahun, mulai dari pembiayaan 500 Ribu rupiah hingga saat ini telah memdapatkan pinjaman sebesar 5 Juta Rupiah berbuah manis.

Selain telah berhasil menyekolahkan keenam anaknya, kini ia tengah menabung untuk renovasi rumah dan untuk membuat warung kecil di depan rumahnya. Batu bata dan semenpun telah ia kumpulkan.

Alhamdulillah, berkat Amartha ibu bisa sedikit dikit kumpulin uang buat renovasi rumahInsyaAllah sedikit lagi lah ibu mulai renovasi rumah sama bikin warung kecil-kecilan buat dagang gado-gado, lontong dan gorengan di sini,” ungkap Etik menceritakan rencana kedepannya.

Keinginan untuk tetap maju dan menjadi lebih baik telah tertanam dalam benaknya. Etik tidak pernah sedikit pun mengeluh atas segala hal yang ia jalani. Semangatnya yang selalu membara melaju bersama mimpi dan harapannya, untuk hari depan keluarga yang lebih baik.

Artikel Terkait

Berawal dari Sepuluh Rupiah, Eti Sukses Menyekolahkan Buah Hati Hingga Bangku Kuliah

Cerita Mitra

Ikut Fintech, Nurhani Sukses Kembangkan Usaha Bakso hingga Keripik Singkong Miliknya

Cerita Mitra

Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?

Hubungi Kami SEKARANG

https://cms-admin-stg.amartha.com/uploads/invite_a21debce13.png