Bisnis turun temurun dari keluarga ibu Zuliyaten membawa rezeki baginya hingga hari ini. Resep otak-otak bandeng yang diajarkan oleh ibunda, membuka jalan bagi ibu Zuliyaten untuk membuka bisnis kuliner bandeng yang menjadi favorit warga Surabaya. Ibu Zuliyaten mengaku juga ingin melestarikan makanan khas Surabaya agar tidak mudah hilang.

Meski proses masak yang dilakukan cukup lama, namun ibu Zuliyaten mengaku senang membuat bandeng otak-otak yang dapat dinikmati oleh semua orang dengan harga yang terjangkau.

Kendala yang sempat dirasakan oleh Ibu Zuliyaten adalah saat pandemi. Bukan, bukan karena sepi pelanggan, namun justru sepi akan bahan bandeng yang ada di pasar. Ibu Zuliyaten bercerita jika saat pandemi bandeng otak-otak ibu memiliki banyak pesanan untuk dijadikan stok makanan saat masa covid-19. Sayangnya, bahan baku utama sangat sulit didapatkan. Kalaupun ada, harus rebutan dengan pedagang lain. Sedangkan ibu tak punya cukup banyak modal untuk membeli dengan skala besar. Belum lagi keterbatasan penyimpanan, waktu dan tenaga untuk mengerjakannya.

Pengalaman Bergabung di Amartha

Awal mengenal Amartha saat dikenalkan oleh teman satu majelis yang melihat keinginan ibu Zuliyaten untuk mengembangkan usahanya. Tak terasa, sudah tiga tahun lamanya ibu bergabung dan merasakan manfaat dari mendapat permodalan dari Amartha. Salah satunya adalah dengan pendapatan yang meningkat, hingga bisa mengalokasikan dana sekolah untuk anak terakhirnya yang masih duduk di bangku SMP.

Berkat Amartha, ibu Zuliyaten bisa menambah modal untuk menyetok barang hingga 25-30 kg bandeng per minggunya untuk diolah menjadi bisnis berjualan. Dengan omzet yang mencapai Rp 600.000/hari, ibu mengaku senang jika masakannya dapat disukai oleh banyak orang.

Dibantu oleh adiknya untuk memasarkan otak-otak bandeng melalui online, hasil jualan ibu Zuliyaten bahkan sudah sampai Lombok dan paling banyak di area Jawa seperti Sidoharjo, Gresik dan banyak area lainnya.

Harga yang ditawarkan sebenarnya tidak terlalu mahal, namun mampu membuat pelanggan ibu Zuliyaten selalu kembali meski banyak merek lain yang lebih murah, lho! Alasannya? Tentu saja kunci masakan ibu yang berani menggunakan banyak bahan utama yaitu ikan bandeng asli tanpa tambahan apapun yang dapat merusak cita rasa, jadi meski harga yang ditawarkan kompetitif namun rasa jauh lebih enak dan otentik.

Berdampak Positif Dengan Melakukan Pendanaan di Amartha

Bersama dengan Amartha, ibu Zuliyaten mengaku ingin memiliki toko sendiri, agar bisnis ibu jadi lebih maju. Ibu juga ingin membeli banyak alat-alat yang dapat membuat masakan ibu jadi lebih mudah. 

Dalam memberikan pengalaman dan pelayanan, ibu mengakui jika saat bergabung untuk melakukan pinjaman modal di Amartha, beliau disambut baik dan sopan. Para staff Amartha sangat ramah dan tidak ragu memberi banyak bantuan terutama dari sisi pendampingan.

Bergabung akses permodalan di Amartha juga tidak ribet karena, pinjamannya tidak memerlukan jaminan maupun potongan. Ibu Zuliyaten juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman Martha yang sudah bergotong royong mendukung dalam memberikan akses dana agar ia dapat mengembangkan usahanya menjadi lebih besar lagi.

Amartha merupakan microfinance marketplace fintech Indonesia yang berfokus pada pemberdayaan perempuan lewat layanan keuangan inklusif. Dengan teknologi, Amartha menghubungkan para pendana di kota besar dengan perempuan pengusaha mikro di pedesaan, untuk menyediakan akses modal usaha.

Ini saatnya kamu ikut andil dalam kemajuan usaha UMKM Indonesia dengan modalin mitra mulai dari 100 ribu aja. Sebagai pendana (lender) kamu juga bisa mendapatkan imbal hasil mencapai 15% flat per tahun!

Jangan khawatir, Amartha menerapkan prinsip bisnis yang berkelanjutan dan transparansi. Di mana setiap pendana dapat memonitor portofolio mitra secara mingguan di aplikasi Amartha. Amartha juga sudah resmi terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak tahun 2019.

Download aplikasi Amartha di Android

Download aplikasi Amartha di iOS