Berawal Mencoba Pinjaman Modal Usaha P2P Lending, Sekarang Meraup Jutaan Dari Budidaya Cupang
By Team Amartha Blog - 27 Aug 2016 - 3 min membaca
Sekarang, Aspiah bisa terus tersenyum bahagia. Usaha budidaya cupang miliknya terus berkembang, bahkan telah beromset jutaan rupiah.
“Saat ini sebulannya dari usaha kecil merintis budidaya cupang bisa lebih lah dari 5 juta pemasukannya,” ungkapnya dengan terus menebar senyum sumringah.
Dari sekian banyak anggota Amartha, Aspiah merupakan salah satu contoh kasus pengusaha UKM yang sukses memanfaatkan dana pinjaman modal usaha dengan baik.
Niat awalnya pada pinjaman modal usaha pertama sebesar 500.000 digunakan untuk hal konsumtif, seperti renovasi rumah dan biaya anak sekolah.
Namun...
Perempuan ini malah menggunakannya untuk mengembangkan usaha budidaya cupang miliknya dengan membeli 500 ekor ikan cupang.
Pesatnya usaha yang ditekuni Aspiah juga terlihat dengan bertambahnya tempat dagang miliknya. Bila sebelumnya dia hanya memiliki sebuah kios di Jatinegara, kini telah bertambah satu kios kecil di kawasan Blok M semenjak mendapatkan pinjaman modal usaha dari P2P Lending Amartha.
“Usaha budidaya cupang tuh bisa dibilang cukup sederhana. Untungnya lumayan, selain itu saya bisa sambil ngurus rumah, anak, dan suami,” ujarnya.
Konsisten Berbisnis Budidaya Cupang
Bisnis budidaya cupang dilakukan Aspiah sejak masih gadis, mengikuti jejak kakak laki-lakinya yang memulainya lebih dahulu.
Dari sana ia mempelajari dengan serius cara budidaya cupang yang baik, mulai dari memilih bibit hingga mengatur cara merawat cupang untuk mendulang untung dengan menurunkan risiko kerugian.
Dari proses belajar tersebut Aspiah bahkan mengetahui musim terbaik untuk beternak cara budidaya ikan cupang.
Kini, Aspiah telah menikah.Namun dirinya tidak meninggalkan budidaya ikan cupang yang telah digelutinya sejak lama itu. Bahkan sang suami juga turut membantu usahanya tersebut.
Di rumah, kata Aspiah, dirinya lah yang memberikan makan dan memisahkan ikan cupang satu per satu.
“Karena kalau gak digantungin satu-satu, cupang mah bisa berantem, abis pada rusak ekornya,”
Tutur Aspiah. “Selain itu juga saya juga ganti airnya.”
Sedangkan sang suami bertugas berjualan dan menjaga lapaknya di Jatinegara dan Blok M. “Orangnya rajin banget Bapak. Kalau belom sakit, dia mah masih ayo aja tiap pagi berangkat,” kata dia menceritakan perjuangan sang suami tercinta.
Profesional dalam berbisnis budidaya ikan cupang
Kerja solid yang diperlihatkan pasangan suami istri tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan. Salah satu motivasinya untuk menyekolahkan anak semata wayangnya hingga ke bangku kuliah.
Selain itu, profesionalisme dalam berbisnis juga diterapkan Aspiah dengan suaminya. Dirinya bertindak sebagai petani ikan cupang, sedangkan sang suami menjadi pembelinya.
Dari bibit cupang yang diternakannya selama tiga bulan itu, Aspiah menjual kepada suami seharga 2 ribu rupiah.
“Dengan begitu saya juga kan di rumah akhirnya menghasilkan pendapatan pribadi,” seloroh Aspiah sambil tertawa.
Bisnis Berkembang Berkat Pinjaman Modal Peer To Peer (P2P) Lending
Aspiah dan suaminya tergolong keluarga sederhana namun memiliki tekad yang kuat untuk merubah hidupnya. Demi mendapatkan modal awal usaha, hasil dari arisan lah yang menjadi tumpuan utamanya.
Namun, modal uang arisan, menurut Aspiah, memiliki banyak kekurangan, yaitu hasil yang didapat sedikit dan butuh waktu lama untuk putarannya.
Aspiah pun mulai mendapat titik terang untuk meraih pinjaman modal usaha baru. Dari ibu RT di tempat tinggalnya, dirinya diperkenalkan dengan Amartha yang menggunakan platform peer to peer lending sebagai sistemnya.
Pinjaman modal usaha pertama sebesar Rp. 500.000 berhasil diraihnya. Melihat usaha Aspiah berpotensi membangkitkan perekonomian pedesaan, Amartha kembali menyalurkan pinjaman modal usaha sebesar Rp. 5.000.000 untuk pengembangan usaha Aspiah.
Uang itu pun digunakannya dengan baik untuk pengembangan budidaya cupang miliknya.
Membangun kolam, membeli bibit ikan, dan membangun teras rumah dilakukan Aspiah dengan dana tersebut.
Selain memiliki lapak di Jatinegara dan Blok M, dari bisnis budidaya ikan cupang milik Aspiah dan suami berhasil dibelikan dua motor dan beberapa bidang tanah untuk dibangun kolam.
Mendobrak keterbatasan
Kesuksesan budidaya ikan cupang yang dilakukan Aspiah menjadi bukti konkret bahwa orang desa juga berhak untuk berhasil. Dengan mendobrak keterbatasan dana tidak membuat Aspiah berputus asa.
Kini perlahan mimpinya satu per satu mulai terealisasi. Bahkan Aspiah mulai berencana membeli ruko di pinggir jalan yang akan dipergunakan untuk usaha lain.
Selain itu harapan untuk menyekolahkan anaknya hingga bangku kuliah menjadi motivasi besar ia dan suami bekerja keras. “Walaupun emak, bapaknya, gak punya ijazah, saya pengen betul anak saya kuliah sampai tinggi!” cerita Aspiah.
Mengingat biaya pendidikan yang semakin mahal, kini Aspiah dan suami mulai rajin menabung. Bahkan ia meminta jasa P2P lending Amartha untuk bisa menyediakan tabungan pendidikan bagi anaknya itu.
“Mumpung saya dan suami masih kuat usaha, pengen nabung banyak-banyak. Jadi nanti pas anak masuk SMP-SMA-sampai kuliah, dananya ada, tinggal ambil,” pungkasnya.
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG