Siti: Saya Mau Majukan Usaha Tenun Bersama Ibu-Ibu Sekitar
By Team Amartha Blog - 24 Jan 2020 - 3 min membaca
Sudah jatuh tertimpa tangga.
Kira-kira itulah kondisi yang menggambarkan keadaan Ibu Siti, mitra usaha Amartha asal Klaten, Jawa Tengah. Tak heran ia menjadi salah satu #PerempuanTangguh yang men ginspirasi kita semua.
Setelah bencana gempa bumi hebat yang terjadi di Yogyakarta dan sekitarnya pada tahun 2006 lalu, Ibu Siti terpaksa harus kehilangan usahanya, yaitu usaha mebel. Usaha yang sudah lama digelutinya itu terpaksa harus berakhir. Ibu Siti dan ketiga suaminya harus mencari jalan keluar agar bisa menjalankan usaha lagi.
Jangankan menjalankan usaha, modal saja ia tidak punya. Memang sudah rezeki, ia bertemu tim Business Partner Amartha dan mendapatkan pinjaman usaha. Pinjaman pertama yang didapatkan sebesar Rp500 ribu itu ia gunakan untuk usaha tenun kain.
“Saya tau Amartha waktu itu saya kurang modal terus ada teman katanya ada pinjaman gitu, terus anak saya ngejelasin tentang Amartha dan saya cari kelompok dan ngehubungin tim Amartha,” jelasnya sambil memeriksa alat tenun.
Memiliki jiwa seniman, Ibu Siti dahulu pernah memenangkan lomba desain kain tenun se-Klaten. Jiwa tersebut diturunkan oleh mendiang ibunya. Berbekal semangat meningkatkan ekonomi keluarga, ia mantap membuka usaha tenun kain dari modal yang disalurkan Amartha dari para investor.
Tak hanya mendesain kain, Ibu Siti juga mendesain alat tenunnya sendiri. Dalam satu bulan ia bisa menyelesaikan 400 buah kain tenun dibantu oleh 5 ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya. Selain kain tenun, Ibu Siti juga menerima pesanan seragam muslim, batik tulis, hingga jas tenun.
“Iya waktu itu pernah dapat pesanan dari orang penting untuk partai-nya. Saya kalang kabut ngerjain karena mintanya jas, tapi alhamdulillah pesanannya selesai.” katanya sambil mengelap air mata.
Bermula dari pesanan itu, Ibu Siti jadi punya misi yang sama dengan Amartha yaitu mensejahterakan lebih banyak ibu-ibu di lingkungan tempat tinggalnya. Setiap minggunya, ia mengajarkan cara menenun kepada ibu-ibu di rumahnya. Setelah mereka bisa dan ingin membuka usaha tenun, ibu-ibu tersebut bisa memesan alat tenun yang dibuat oleh Ibu Siti.
“Saya inginnya bekerja tidak untuk sendiri, ingin tetangga dan anak-anak merasakan juga (red: dampak yang saya hasilkan).” tutupnya.
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG