Riset dari Eagle Hill Consulting, lebih dari seperempat atau 27% tenaga kerja di Amerika Serikat berencana resign atau mengundurkan diri dari pekerjaan saat pandemi mereda. Hal ini bisa menimbulkan fenomena yang disebut “The Great Resignation”.

Dari riset tersebut, ada banyak orang yang ingin resign tersebut mungkin karena tidak bahagia dengan pekerjaan mereka atau tidak mau kembali bekerja dari kantor setelah WFH selama lebih dari setahun.

Sebagian yang menginginkan WFH tersebut merasa dapat menghemat waktu perjalanan, memiliki lebih banyak kebebasan dan waktu untuk keluarga, serta menghemat uang.

Sebuah survey dari Bankrate.com menyebutkan 57% dari orang yang bekerja WFH ternyata berdampak positif pada keuangan pribadi mereka. Survey ini mengatakan mereka yang berusia 25-40 tahun (millennial) dan umur 18-24 tahun (Gen Z) paling merasakan efek positif tersebut.

Mereka merasa tidak bisa pergi liburan dan mungkin tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok. Namun, hanya karena kamu bisamenghemat uang dan membatasi pengeluaran, tidak berarti harus resign.

Ada beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan sebelum memutuskan resign, yaitu:

1. Masalah Pengeluaran

Sophia Bera, pendiri Gen Y Planning yang berbasis di Austin, Texas menyebutkan pandemi telah berlangsung cukup lama untuk benar-benar mengubah kebiasaan belanja orang.

Jadi, cobalah untuk mendapatkan penghasilan dengan nominal yang sesuai untuk semua pengeluaranmu. Dia menyarankan untuk melihat kembali pengeluaranmu di tahun 2019 sebagai panduan ketika memutuskan apakah kamu dapat resign dengan nyaman.

2. Miliki Tabungan untuk Keadaan Darurat   

Diahann Lassus, kepala pengelola pada Peapack Private Wealth Management yang berbasis di New Jersey menyebutkan jangan meninggalkan pekerjaan kecuali memiliki dana darurat yang dapat menutupi biaya hidup selama 6 - 12 bulan.

Agar tetap memiliki penghasilan saat sudah resign, kamu bisa melakukan investasi di Amartha. Ada keuntungan bagi hasil sampai 15% flat per tahun dengan modalin mitra usaha mulai dari 100 ribu rupiah saja.

3. Biaya Kesehatan Bisa Cukup Merepotkan

Jika setelah resign, kamu langsung mendapatkan pekerjaan baru, cari tahu apakah itu menyediakan asuransi kesehatan atau tidak.

Jika sudah termasuk dengan asuransi kesehatan, cari tahu juga apakah pekerjaan itu akan segera dimulai atau apakah kamu harus menunggu untuk jangka waktu tertentu.

Jika kamu belum memiliki pekerjaan baru setelah resign, pastikan dirimu masih memiliki asuransi kesehatan dengan polis yang masih aktif.

4. Negosiasi dengan Perusahaanmu Sebelum Resign

Sophia Bera, pendiri Gen Y Planning juga menyebutkan jangan mengesampingkan meminta WFH dengan atasanmu saat ini, bahkan jika perusahaan telah secara terbuka menyatakan bahwa semua orang akan kembali ke kantor.

“Banyak perusahaan yang sebenarnya lebih bersedia mempertahankan karyawan daripada yang kamu kira. Apalagi, jika kamu adalah karyawan yang berharga,” katanya.

Kamu juga dapat mempertimbangkan untuk beralih ke tim yang berbeda di perusahaan yang sama.

“Lihat apakah kamu lebih menyukainya. Jika tidak, kamu bisa berhenti,”terangnya.

Menurut, Sophia Bera, hal ini bisa memberi kamu lebih banyak waktu untuk mengumpulkan tabungan, memaksimalkan manfaat perusahaan, dan bersiap untuk pensiun.

Itulah beberapa hal yang bisa dipertimbangkan sebelum kamu memutuskan resign setelah pandemi mereda. Selamat mencoba!