

Gawat! Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Minus 2 Persen
By Team Amartha Blog - 27 Aug 2020 - 3 min membaca
“Kita memang melihat di Kuartal III downside risk tetap menunjukkan risiko yang nyata, Kuartal III outlook-nya antara 0% hingga negatif 2%.” ujar Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia dalam konferensi APBN KiTa pada Selasa (25/8) lalu.
Melansir detik.com, Sri Mulyani menjelaskan kondisi kinerja APBN hingga akhir Juli 2020. Hasilnya, fiskal negara belum memberikan tanda-tanda yang bisa membuat ekonomi nasional melaju hingga akhir tahun ini.
Sebelumnya, ekonomi Indonesia di Kuartal I tumbuh di angka 2,97% lalu terjun bebas di Kuartal II dengan angka minus 5.32% akibat pandemi Covid-19. Lebih lanjut, Sri Mulyani mengungkapkan outlook pertumbuhan ekonomi pada kuartal III berada di kisaran 0% hingga minus 2%. Apabila hal ini benar terjadi, maka Indonesia resmi resesi.
Mengenal Resesi Ekonomi dan Dampaknya Bagi Masyarakat
Kunci Penangkal Resesi
Dalam konferensi tersebut, Sri Mulyani mengungkapkan setidaknya ada dua kunci yang bisa menyelamatkan ekonomi Indonesia dari resesi, yaitu konsumsi rumah tangga dan investasi.
Dari sektor konsumsi, pemerintah sudah memberikan bantuan sosial (bansos) namun hal itu tidak signifikan. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengutarakan masih memerlukan konsumsi yang lebih aktif dari masyarakat kelas menengah dan atas.
Indonesia Terancam Resesi, Apa Yang Harus Kita Lakukan?
“Dari bansos saja tidak bisa memungkinkan konsumsinya pada level 0%, bisa negatif kalau yang kelas menengah atas belum melakukan konsumsinya. Oleh karenanya consumer confidence sangat penting. Meski kita menaikkan hingga 55% yoy (year on year) dan belanjakan Rp170 triliun, kita akan tetap tidak bisa mengembalikan fungsi konsumsi.” jelasnya.
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG
