icon-langEN
logo-amartha
Home / Blog / Pendana / Keuangan / Ingin Jadi Financial Planner? Pahami Dulu Beberapa Hal Ini
icon-lang
icon-lang

Ingin Jadi Financial Planner? Pahami Dulu Beberapa Hal Ini

By Team Amartha Blog - 13 Jun 2022 - 3 min membaca

Perencana keuangan atau financial planner adalah profesi yang mendapat banyak peminat, khususnya para milenial, pada akhir-akhir ini. Salah satu penyebab dari meningkatnya peminat tersebut ialah karena adanya peningkatan literasi keuangan warga Indonesia.

Akan tetapi, untuk mewujudkan mimpi sebagai perencana keuangan atau financial planner, mengantongi pengetahuan dalam bidang pengaturan keuangan saja tidaklah cukup. Karena terdapat beberapa persyaratan dan tahapan yang wajib dipenuhi.

Cara Menjadi Financial Planner

Lalu, apa sajakah hal yang harus diperhatikan untuk menjadi seorang perencana keuangan? Untuk mengetahuinya, kamu lebih baik tidak melewatkan beberapa poin di bawah ini.

1. Wajib Mengantongi Sertifikat Financial Planner

Seorang perencana keuangan di Indonesia harus mempunyai sertifikasi yang diterbitkan oleh FSPB atau Financial Planning Standards Board Indonesia. Ada 2 macam untuk sertifikasi ini yakni RFP atau Registered-Financial-Planner dan CFP atau Certified-Financial-Planner.

Nah, kedua sertifikasi tersebut dapat memberimu gelar profesi yang sudah diakui BNSP atau Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

  • RFP 

Jenis sertifikasi perencana keuangan ini dirancang untuk para financial planner atau perencana keuangan yang berambisi memperoleh sertifikasi keuangan namun belum memenuhi persyaratan untuk mengantongi sertifikasi CFP.

Sejumlah persyaratan untuk memperoleh sertifikasi RFP hampir sama dengan CFP.

Perbedaannya, kandidat yang hendak mengajukan sertifikasi RFP hanya diharuskan mempunyai histori pernah menjadi manajer keuangan dalam waktu 1 tahun.

Sewaktu lolos, perencana keuangan yang memperoleh sertifikasi ini dapat menyandang sebuah gelar profesi RFP.

  • CFP 

Jenis sertifikasi perencana keuangan satu ini ialah pengakuan resmi atas keahlian dalam bidang pajak, perencanaan keuangan, perencanaan perumahan, asuransi, hingga pensiun.

Agar dapat memperoleh sertifikasi financial planner ini, kamu wajib memenuhi 4 hal berikut: pendidikan formal, performa dalam ujian CFP, histori profesional relevan, serta beretika profesional.

Syarat untuk pendidikan berisikan 2 hal utama. Kamu wajib memverifikasi bahwa kamu adalah pemegang gelar sarjana dan/atau lebih tinggi dibanding perguruan tinggi atau universitas terakreditasi.

Tidak hanya itu, kamu wajib membuktikan kalau kamu mempunyai minimal 3 tahun pengalaman kerja penuh waktu dalam industri, maupun histori magang dalam setahun di bawah naungan mentor.

2. Terikat Pada Kode Etik

Perencana keuangan harus patuh atau terikat pada kode etik tertentu. Sebab, perencana keuangan mempunyai fungsi krusial yakni membantu klien serta memberi arahan mengenai keuangan dan perencanaan keuangan, dan dilarang menjadi melakukan kelola dana klien.

Selain itu, para perencana keuangan ini pun terikat pada kode etik yakni wajib mendahulukan kebutuhan atau kepentingan nasabah dibanding kepentingan pribadi.

3. Mahir dalam People and Communication Skills

Ini merupakan cara menjadi financial planner yang mutlak. Jika kamu menginginkan profesi ini, maka kamu wajib mahir dalam berkomunikasi, terutama untuk menghadapi kliennya. Dengan demikian, maka kamu akan mudah memahami kebutuhan mereka.

Perencana keuangan yang baik pun dapat memberi perencanaan dalam setiap situasi dan kondisi keuangan klien. Beberapa di antaranya seperti investasi, merencanakan strategi tabungan pensiun, pajak, pengeluaran kecil dan besar, dan perencanaan hunian.

Baca Juga: Perlukah Menggunakan Jasa Financial Planner?

4. Mempunyai Spesialisasi

Mayoritas perencana keuangan melakukan planning keuangan secara general. Tapi, kamu lebih baik mempunyai spesialisasi dalam subyek tertentu, contohnya investasi saham, reksa dana, waris, asuransi, atau melunasi utang, serta masih banyak lainnya.

Dengan menjadi spesialis, maka gaji financial planner dapat menjadi lebih mentereng.

5. Memperbaharui Pengetahuan Akan Perkembangan Keuangan

Perencana keuangan wajib konsisten dalam peningkatan kemampuannya serta memperbaharui pengetahuan akan perkembangan apapun seperti update regulasi, pasar, sampai produk keuangan.

Nah, jadi begitulah hal-hal yang sebaiknya diperhatikan sebelum menjadi financial planner. Dengan demikian, kamu dapat memahaminya satu per satu sebelum melakukannya. Memanglah terlihat rumit. Namun, tiada sesuatu yang sia-sia jika kamu selalu berusaha.Bagaimana dengan menjadi perencana keuangan untuk diri sendiri? Mudah sekali! Kamu hanya perlu memprioritaskan kebutuhan dan keinginanmu sembari berinvestasi di Amartha. Melalui microfinance marketplace Amartha, kamu dapat menjadi lenders dan mendapat keuntungan 15% flat per tahun!

Artikel Terkait

4 Bisnis Investasi Online Populer Menguntungkan

Keuangan

Apa Itu Perusahaan Fintech: Pengertian, Jenis dan Manfaatnya

Produk Terbaru Bisnis

Pasti Untung! Ini Dia 5 Strategi Usaha Cafe Modal 5 Juta

Tips Bisnis

5 Cara Mengelola Keuangan Rumah Tangga Agar Lebih Hemat

Keuangan

Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?

Hubungi Kami SEKARANG

https://cms-admin-stg.amartha.com/uploads/invite_a21debce13.png