

Akhir-akhir ini ungkapan Harta, Tahta, Renatta ramai dibicarakan di sosial media. Ungkapan tersebut mulanya berawal dari Harta, Tahta, Wanita. Terlepas dari siapa yang pertama kali menuliskan ungkapan tersebut, mari fokus membahas pandangan chef Renatta Moeloek mengenai peran perempuan di bidang kuliner.
Renatta Moeloek merupakan salah satu chef terkenal Indonesia. Selain itu, ia juga menjadi salah satu juri dalam acara masak di salah satu tv nasional, yaitu Master Chef. Partisipasi Chef Renatta di acara tersebut seperti memberikan angin segar bagi para perempuan yang ingin berkarir di bidang kuliner.
Peran Perempuan Dalam Kuliner Indonesia
Mengutip tirto.id, Catatan Indonesian Chef Association pada tahun 2016 menunjukkan dari 2.200 anggota (koki, pengajar kuliner atau perhotelan, pengusaha, dan pemerhati kuliner), jumlah perempuan hanya 20% saja.
Sedikitnya peran perempuan dalam bidang kuliner disebabkan oleh beberapa stigma yang melekat di masyarakat. Stigma tersebut seperti:
- Lebih emosional dan tidak akan kuat dengan suasana agresif di dapur hotel
- Mood berubah-ubah sehingga rasa makanan tidak konsisten
- Tidak punya kekuatan dan ketahanan fisik seperti laki-laki
- Harus mengurus keluarga, sehingga sulit bekerja di hotel dengan durasi 9 - 20 jam
Mental Yang Harus Dimiliki Pengusaha Perempuan
Selain itu, bila mencari kata "koki perempuan Indonesia" di mesin telusur hasilnya lebih banyak menyematkan kata cantik dan seksi. Begitupun dengan beberapa acara memasak baik dalam dan luar negeri akan memilih chef dengan penampilan yang menarik dalam konotasi cantik dan seksi.
Laura Mulvey dalam esai Visual Pleasure and Narrative Cinema mengatakan bahwa perempuan seringkali dipandang sebagai objek seksual pasif yang memenuhi hasrat tatapan audiens laki-laki. Sehingga tidak heran banyak acara memasak menampilkan chef perempuan dengan kriteria tersebut, dengan tujuan menjangkau segmen penonton yang lebih luas.
Perempuan Juga Bisa Berkarir di Dapur Secara Profesional
Belum lama ini Chef Renatta menjadi salah satu bintang tamu dalam akun Youtube Chef Arnold Poernomo.
Dalam interview tersebut, perempuan kelahiran tahun 90-an itu mengungkapkan masih ada perspektif bahwa perempuan memang tugasnya memasak. Padahal, memasak dan perempuan dapat berjalan sebagai sebuah profesi.
"Paling berasa sih banyak perempuan yang mungkin emang passionnya di situ tapi mereka gak tau kalau ini bisa jadi karir mereka. Karena mungkin waktu di awal-awal gue masak tuh kalau perempuan terus bilang mau masak tuh ya yaudah, emang perempuan masak, kamu ibu rumah tangga, tapi belum kepikiran untuk profesi." ujarnya
Tips Memilih Investasi Franchise Kuliner Yang Menguntungkan
Meskipun demikian, chef lulusan Le Cordon Bleu Culinary Arts di Paris, Perancis tersebut sudah mulai merasakan bahwa stereotip di atas sudah mulai berkurang.
Katanya, "Mungkin lebih ke role perempuan di dapur yang sering gue dapetin. Banyak orang-orang yang mungkin sekarang punya anak perempuan, saya mau arah kuliner, dan orang tuanya lebih nerima. Buktinya sekarang perempuan di dapur udah punya karir." dalam wawancara di akun Youtube yang sudah ditonton lebih dari 9 juta kali.
Apabila pekerjaan chef pada umumnya dilakukan oleh pria, Chef Renatta membuktikan kalau ini #SaatnyaPerempuan dapat berkarir secara profesional di bidang kuliner.
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG
