large_pertumbuhan-microsoft-dimasa-pandemi.png

medium_pertumbuhan-microsoft-dimasa-pandemi.png

small_pertumbuhan-microsoft-dimasa-pandemi.png

thumbnail_pertumbuhan-microsoft-dimasa-pandemi.png

pertumbuhan-microsoft-dimasa-pandemi.png

Dengan adanya wabah yang mendunia ini semuanya bisa menjadi terhambat. Salah satu yang terdampak dalam hal ini adalah dunia digital. Tentunya Anda yang merupakan user dari Mircosoft penasaran bagaimana dengan pertumbuhan dan perkembangannya di masa pandemi yang akan segera berganti menjadi <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/apakah-kamu-siap-menghadapi-new-normal/">new normal</a> ini.



Seperti yang telah Anda ketahui bahwa sebenarnya memang Microsoft tengah mengembangkan sistem operasi baru. Sistem operasi yang akan dibuat ini diklaim berbeda dan tidak pernah ada sebelumnya. Lalu bagaimana pertumbuhannya? Anda akan menemukan jawabannya dia artikel berikut.



Fakta-fakta Pertumbuhan Microsoft Dimasa Pandemi&nbsp;



Ada berbagai fakta menarik tentang pertumbuhan microsoft di era yang sebentar lagi akan memasuki new normal. Apa sajakah faktanya? antara lain adalah sebagai berikut:



<h2>Microsoft menunda perilisan Windows X</h2>



Sebenarnya sistem operasi ini telah diumumkan kepada khalayak sejak 2019. Rencananya, Microsoft sendiri akan segera launching di 2020 ini. Dikarenakan adanya pandemi ini, maka Microsoft akhirnya menunda perilisannya.



<h2>Mengubah fokus menjadi satu layar</h2>



Pada awal perkembangannya, awalnya Windows X ini akan dibuat dua layar yakni Surface Neo. Tetapi melihat adanya situasi pandemi ini, Microsoft kemudian menjadi fleksibel dan peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh para user di tengah pandemi ini. Akhirnya, fokus dari Windows X ini diubah menjadi satu layar.



Baca Juga : <a href="https://amartha.com/blog/tech/business/perkembangan-dunia-teknologi-menurut-bill-gates/">Perkembangan Dunia Teknologi Menurut Bill Gates</a>



<h2>Membuat acara internal dan eksternal secara digital hingga Juli 2021</h2>



Yang selanjutnya adalah, Microsoft memiliki rencana untuk membuat acara internal dan eksternalnya diselenggarakan secara digital. Acara ini akan dilaksanakan hingga Juli 2021. Hal ini dilakukan karena Microsoft akan secara kontinu memantau bagaimana perkembangan dunia dan juga meninjau ulang tentang strategi acara tersebut.



<h2>Memiliki strategi khusus untuk merilis Xbox Series X</h2>



Microsoft sadar bahwa pada masa pandemi, game bukanlah hal yang utama. Maka dari itu, Microsoft memikirkan bagaimana merilis game konsol yang tetap ramah dikantong alias terjangkau. Maka dari itu strategi yang dibuat salah satunya adalah program langganan Xbox All Accsess.



Baca Juga : <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/microsoft-meluncurkan-fitur-terbaru-yaitu-microsoft-edge/">Microsoft Meluncurkan Fitur Terbaru Yaitu Microsoft Edge</a>



Dengan startegi tersebut, Anda bisa melakukan pembelian secara mencicil untuk mendapatkan konsol dari Microsoft yang Anda inginkan. Tentunya ini adalah strategi yang menarik dan dapat diterima oleh masyarakat.



Selain itu, ada teknologi yang bernama smart delivery. Ini adalah strategi yang memungkinkan Anda membeli game lama Anda pada konsol Anda yang baru. Ini bisa menjadikan user memiliki opsi yang paling tepat menurutnya.



Dapat dikatakan pertumbuhan Microsoft pada masa pandemi awalnya mengalami hambatan. Tetapi dengan adaptasi yang dilakukan serta melakukan berbagai inovasi, Microsoft mampu bersaing dan tetap dalam posisi terbaik dipilih oleh user. Selain itu, Microsoft yakin bahwa nantinya ketika new normal telah berjalan maka apa yang  telah dibuat Microsoft akan sangat dibutuhkan.

Pertumbuhan Microsoft Dimasa Pandemi

large_pinjaman-fintech-diprediksi-meningkat-selama-new-normal.png

medium_pinjaman-fintech-diprediksi-meningkat-selama-new-normal.png

small_pinjaman-fintech-diprediksi-meningkat-selama-new-normal.png

thumbnail_pinjaman-fintech-diprediksi-meningkat-selama-new-normal.png

pinjaman-fintech-diprediksi-meningkat-selama-new-normal.png

Pandemi memang belum berakhir. Namun kebijakan pemerintah untuk menetapkan new normal menjadi harapan bagi banyak orang untuk bisa kembali menjalankan aktivitas. Termasuk membuka kembali bisnis setelah terpaksa tutup karena wabah.



Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) optimis penyaluran pembiayaan melalui perusahaan rintisan berbasis teknologi finansial (tekfin/fintech) <a href="https://amartha.com/">peer to peer</a> (p2p) lending akan menjadi mengalami kenaikan kala protokol kenormalan baru dijalankan.



Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) memprediksi pada saat new normal atau kenormalan baru diterapkan pengajuan pinjaman kepada fintech peer to peer (P2P) lending akan meningkat.



Banyaknya pengusaha yang kehilangan modal akibat pandemi membuat mereka memerlukan modal baru agar bisa kembali memulai bisnisnya. Karena itulah perusahaan-perusahaan rintisan yang bergerak di bidang pendanaan akan mendukung dengan memberikan kebutuhan permodalan.



Baca Juga : <a href="https://amartha.com/blog/siaran-pers/amartha-raih-penghargaan-fintech-rocketship-awards-programme-ftra-2020/">Amartha Raih Penghargaan FinTech Rocketship Awards Programme (FTRA) 2020!</a>



Namun meningkatnya jumlah peminjam secara otomatis juga akan meningkatkan risiko bagi perusahaan, terutama kredit macet yang paling dikhawatirkan. Untuk mencegah beragam masalah yang mungkin timbul, semua pelaku fintech konon akan melakukan strategi pemberian pinjaman yang sedikit berbeda. Caranya adalah dengan melakukan komunikasi dengan pihak ketika untuk mengetahui rekam jejak calon peminjam.



Risiko lainnya yang dikhawatirkan adalah adanya ‘penumpang gelap’ alias orang-orang yang mengajukan pinjaman untuk usaha tapi sebenarnya tidak memiliki usaha.  Karena itu diperlukan rekaman track record sebelum permintaan pinjaman dikabulkan.



Baca Juga : <a href="https://amartha.com/blog/money-quiz/siaran-pers-amartha-salurkan-donasi-afpi-bantu-desalawancorona/">Amartha salurkan Donasi AFPI Bantu #DesaLawanCorona</a>



Meski diakui mempermudah sebagian masyarakat yang mengalami kesulitan keuangan saat pandemi, wabah Covid-19 mengakibatkan jumlah pinjaman yang diajukan mengalami penurunan. Pada bulan Juli diharapkan semua akan kembali normal seperti sedia kala.



Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan, selama tahun 2020 ini sebenarnya akumulasi pinjaman secara nasional mengalami kenaikan sebesar 185,54%.



Fintech selama ini dijadikan salah satu lembaga peminjaman, terutama bagi mereka yang kesulitan mendapatkan pendanaan dari bank. Jika Anda tertarik untuk mengajukan <a href="https://amartha.com/id_ID/pinjaman/">pinjaman pada perusahaan fintech</a>, pastikan entitasnya sudah terdata di OJK dan AFPI, ya!

Pinjaman Fintech Diprediksi Meningkat Selama New Normal

large_3-formula-keuangan-agar-siap-hadapi-masa-new-normal.png

medium_3-formula-keuangan-agar-siap-hadapi-masa-new-normal.png

small_3-formula-keuangan-agar-siap-hadapi-masa-new-normal.png

thumbnail_3-formula-keuangan-agar-siap-hadapi-masa-new-normal.png

3-formula-keuangan-agar-siap-hadapi-masa-new-normal.png

Pandemi COVID-19 tidak akan segera berlalu, sementara kita sudah harus siap menghadapi <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/apakah-kamu-siap-menghadapi-new-normal/">new normal</a> atau tatanan baru dalam berkehidupan, dengan fokus untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.



Suka tidak suka, siap tidak siap, sepertinya memang kita tak bisa berdiam lebih lama lagi di rumah. Kegiatan ekonomi yang terhenti tentu akan membawa dampak yang lebih buruk untuk semua orang yang hidup di Indonesia, bahkan dunia.



Apa saja yang harus disiapkan untuk menghadapi era new normal ini, utamanya dalam hal finansial? Yuk, simak ulasannya berikut ini



<h2>1. Biasakan catat arus kas keuangan</h2>



Salah satu hal yang harus kamu siapkan untuk menghadapi new normal adalah catatan keuangan. Karena kita akan menghadapi banyak hal yang berubah di depan, sehingga kebiasaan kita pun harus disesuaikan dan pola keuangan kita pun bisa jadi berubah juga.



Jadi, ayo mulai catat keuanganmu lagi dengan rapi dan detail seperti berapa penghasilanmu setiap bulan? Ada tambahan apa saja, selain gaji? Adakah perubahan nominal di gaji bulanan? Apa saja pengeluaranmu sekarang? Apa yang berubah; pos pengeluaran mana yang lebih banyak, dan mana yang lebih sedikit?



<h2>2. Review tujuan keuangan</h2>



Rencana keuangan yang sudah dibuat di awal tahun mungkin sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini. Jadi sudah saatnya untuk review Kembali tujuan keuangan di tahun ini. Misalnya saja, untuk beberapa waktu ke depan, kamu mungkin tidak akan liburan dulu ke luar negeri. Meski banyak negara sudah melonggarkan lockdown, tapi penjagaan masih ekstra ketat. Jadi, tabungan dana liburanmu mungkin bisa dialokasikan ke hal lain yang bermanfaat. Untuk memperkuat dana darurat, misalnya.



Baca Juga : <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/apakah-kamu-siap-menghadapi-new-normal/">Apakah Kamu Siap Menghadapi “New Normal”?</a>



Atau, karena kondisi investasi saham masih sangat volatile, maka kamu perlu rebalancing di instrumen investasi lain demi dana pensiun terselamatkan.



<h2>3. Tetap pantau dana darurat</h2>



Dana darurat memang kayak duit nganggur. Serasa gatel pengin dipakai, ingin diputer buat usaha apa, atau buat belanja “kebutuhan” ini itu. Tapi, ingat loh, dana darurat itu adalah jaring pengaman ketika kondisimu lagi darurat. Memang sepintas nganggur, tapi justru tidak boleh diganggu.



Jadi, coba cek, berapa kebutuhan dana daruratmu yang paling ideal? Dan, bagaimanakah posisinya sekarang? Apakah sudah sesuai, atau belum? Kalau belum, di masa new normal nanti, kamu harus menjadikannya sebagai tujuan keuangan utamamu sebelum yang lainnya.



So, siap untuk menghadapi <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/apakah-kamu-siap-menghadapi-new-normal/">new normal</a> sekarang? Semangat ya!

3 Formula Keuangan Agar Siap Hadapi Masa New Normal

Pandemi virus corona atau <a href="https://amartha.com/blog/money-quiz/desalawancorona-amartha-dan-afpi-dukung-desa-melawan-covid-19-di-benjeng-gresik/">Covid-19</a> telah memaksa masyarakat dunia untuk beradaptasi dengan kondisi dan tatanan kehidupan baru.



Apalagi, hingga kini tidak ada seorang pun yang mampu menjawab dengan pasti kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Ditambah lagi, juga belum ditemukan vaksin untuk mengobati penyakit yang menyerang fungsi pernapasan ini.



Suka tidak suka, mau tidak mau, setiap orang kini dipaksa harus mau melakukan suatu hal yang sebelumnya dianggap tidak biasa atau abnormal menjadi sesuatu yang normal, umum, atau biasa saja di tengah pandemi Covid-19.



Mengurangi berbagai kegiatan di luar rumah dengan bekerja dari rumah, belajar di rumah bukan lagi di sekolah, bahkan beribadah juga dilakukan di rumah, merupakan beberapa bentuk perubahan baru yang kini harus dilakukan oleh semua orang dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19.



Beberapa bentuk perubahan inilah yang kemudian melahirkan istilah New Normal. Bila merujuk Wikipedia, New Normal atau normal baru adalah sebuah istilah dalam bisnis dan ekonomi yang merujuk pada kondisi-kondisi keuangan usai krisis keuangan 2007—2008, resesi global 2008—2012, dan pandemi Covid-19.



Sejak itu, istilah tersebut dipakai pada berbagai konteks lain untuk mengimplikasikan bahwa suatu hal yang sebelumnya dianggap abnormal menjadi umum.



Berikut ada beberapa hal yang perlu dilakukan saat kita menjalani skenario new normal nanti, seperti:



<ul><li>Tetap melakukan physical distancing, terutama di tempat-tempat ramai.</li><li>Membiasakan cuci tangan setiap habis menyentuh sesuatu dan jangan hanya saat tangan terlihat kotor.</li><li>Selalu menggunakan masker, tidak hanya saat sakit atau beraktivitas di tengah polusi. Masker bahkan harus tetap dipakai bahkan saat berolahraga di gym atau studio yoga.</li><li>Wajib membawa hand sanitizer, terutama jika naik kendaraan umum, sehingga bisa langsung mencuci tangan sesaat setelah menyentuh sesuatu.</li><li>Membatasi aktivitas di luar rumah, meski tempat publik sudah buka.</li><li>Membeli bahan kebutuhan sekaligus untuk jangka waktu satu minggu atau satu bulan jika memungkinkan sehingga tidak perlu bolak-balik ke supermarket.</li><li>Mengutamakan opsi belanja online atau mencari toko yang tidak terlalu padat pembeli.</li><li>Menghindari keramaian dan lebih berhati-hati ketika bepergian, terutama bagi lansia.</li><li>Untuk lansia, jika terpaksa harus bepergian harus lebih cermat dan sebisa mungkin hindari tempat ramai.</li></ul>



Baca Juga : <a href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/peran-aktif-puskesmas-dalam-menghalau-persebaran-covid-19-di-masyarakat/">Peran Aktif Puskesmas Dalam Menghalau Persebaran COVID-19 di Masyarakat</a>



Selain kesehatan fisik, pentingnya menjaga kesehatan mental. Sebab, melalui pandemi ini bukanlah perkara mudah bagi setiap orang. Kita tetap harus cari cara untuk bisa bahagia sambil tetap melakukan physical distancing dan menjaga kebersihan. Kita pun dituntut untuk lebih kreatif dalam mencari cara baru menghibur diri, yang bisa membuat kita terhindar dari corona, setidaknya hingga vaksin COVID-19 berhasil ditemukan.

Apakah Kamu Siap Menghadapi "New Normal"?

Tag: New Normal