medium_siapkan-dana-pensiun-dengan-pilihan-dplk-ini.jpeg

small_siapkan-dana-pensiun-dengan-pilihan-dplk-ini.jpeg

thumbnail_siapkan-dana-pensiun-dengan-pilihan-dplk-ini.jpeg

siapkan-dana-pensiun-dengan-pilihan-dplk-ini.jpeg

Gerakan literasi keuangan tengah digalakkan oleh banyak pihak. Hal ini didasari oleh indeks inklusi keuangan yang masih rendah di Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan menyiapkan dana pensiun agar hari tua dapat hidup dengan stabil dan aman.



Bagi para pekerja, dana pensiun merupakan salah satu sarana untuk menyiapkan stabilitas keuangan di hari tua. Salah satu bentuk dana pensiun yang ada di Indonesia adalah Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).



<h2>Apa itu DPLK?</h2>



Berdasarkan definisinya, DPLK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti (PPIP). 



Peserta nantinya akan menerima hak berupa manfaat pensiun yang besarnya tergantung dari besarnya iuran, masa kerja, dan hasil pengembangan dana atau investasi. 



Biasanya nominal iuran yang disetor peserta telah ditentukan di awal kepesertaan. Bahkan ada DPLK yang menetapkan iuran pensiun minimal Rp100.000 per bulan. 



Dalam periode tertentu yang telah ditentukan, peserta bisa mendapatkan uang pensiun sesuai iuran beserta keuntungan dari hasil investasi.



Iuran pensiun sendiri oleh DPLK diinvestasikan ke sejumlah <a href="https://amartha.com/id_ID/" title="instrumen investasi">produk investasi</a> seperti obligasi, deposito, reksa dana dan sebagainya.



Kepesertaan DPLK dapat diikuti oleh peserta individu atau peserta kolektif (dari perusahaan). Bagi karyawan yang perusahaannya sudah mengikuti program pensiun DPPK serta Jaminan Pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan pun bisa ikut program pensiun DPLK sebagai dana pensiun tambahan. 







Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/6-tanda-gak-bisa-pensiun-meski-sudah-siapkan-dana-pensiun/" title="6 Tanda Gak Bisa Pensiun Meski Sudah Siapkan Dana Pensiun">6 Tanda Gak Bisa Pensiun Meski Sudah Siapkan Dana Pensiun</a>







<h2>DPLK yang ada di Indonesia</h2>



Berikut ini 25 daftar DPLK resmi di Indonesia yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terbaru:



1. Simas Jiwa 2. Tugu Mandiri 3. Indolife  4. Central Asia Raya (CAR) 5. Jiwasraya 6. Avrist 7.  Bumiputera 8. BPD Jawa Barat dan Banten (Bank BJB) 9. Kresna  10. Sinarmas MSIG 11. AXA-Mandiri  12. AIA Financial 13. Generali Indonesia 14. Bank Rakyat Indonesia 15. Astra Aviva Life 16. Equity Life Indonesia 17. BPD Jawa Tengah (Bank Jateng) 18. Bank Negara Indonesia 19. Manulife Indonesia 20. Allianz Indonesia 21. Capital Life Indonesia 22. Bank Muamalat Indonesia  23. Tokio Marine Life Indonesia 25. Adisarana Wanaartha

Siapkan Dana Pensiun Dengan Pilihan DPLK Ini!

small_usia-pensiun-perempuan.png

thumbnail_usia-pensiun-perempuan.png

usia-pensiun-perempuan.png

Perlu kamu tahu, ada sebuah fakta mengejutkan tentang para perempuan. Fakta tersebut adalah para perempuan ternyata cenderung pensiun lebih awal dibandingkan laki-laki. 



Hal ini cukup janggal mengingat para perempuan biasanya justru hidup lebih lama dan bekerja lebih sedikit daripada laki-laki. Ini adalah tren umum di seluruh Dunia. Karena itu, hal tersebut harus dipertimbangkan oleh para perempuan dalam merencanakan tujuan finansial.



Di seluruh dunia, usia pensiun perempuan diketahui berkisar antara 59,4 hingga 73,1. Namun, kesenjangan gender yang sama selama satu hingga dua tahun berlaku di sebagian besar dari 36 negara yang diperiksa berdasarkan studi dari Organization for Cooperation and Development (OECD) di tahun 2017.



<h2>Di Balik Kesenjangan Gender</h2>



Salah satu alasan kesenjangan gender mungkin karena pasangan suami istri cenderung pensiun pada waktu yang sama. 



Padahal kebanyakan perempuan berkeluarga rata-rata usianya dua hingga tiga tahun lebih muda dari suami mereka. Fakta ini berdasarkan makalah penelitian tahun 2018 dari National Bureau of Economic Research (NBER).



Kecenderungan untuk pensiun lebih awal daripada laki-laki menggarisbawahi perlunya perencanaan pensiun yang cermat, terutama karena perempuan cenderung hidup lebih lama dan mungkin tidak memiliki tunjangan pensiun setara.



Perempuan biasanya lebih cenderung tinggal di rumah untuk membesarkan anak-anak mereka. Karena itu, para perempuan memiliki periode kerja lebih sedikit dan total penghasilan selama bekerja yang lebih rendah. Hal ini tentunya juga mempengaruhi tunjangan pensiun yang diterima para perempuan.



<h2>Perempuan Bisa Hidup Lebih Lama dari Laki-Laki</h2>



Sisi negatif dari pensiun dini lebih besar dirasakan oleh para perempuan yang sudah menikah dibandingkan laki-laki. Idealnya, perempuan seharusnya pensiun pada usia yang lebih tua daripada pria. Meski begitu, faktanya justru tidak demikian.



Menurut penelitian National Bureau of Economic Research (NBER), ﻿ jika kamu seorang perempuan dan kariermu harus lebih cepat selesai. Maka, kemungkinan besar kamu meninggalkan dunia kerja saat potensi penghasilan atau jenjang karier sedang melesat dibandingkan periode yang sama pada laki-laki.



Perlu diingat bahwa perempuan cenderung hidup dua hingga tiga tahun lebih lama dibandingkan laki-laki. Bahkan, tidak jarang perempuan menjadi janda selama 15 tahun atau lebih. Karena itu, lebih bijaksana bagi perempuan untuk merencanakan finansial secara matang untuk hidup sampai usia 85 atau 90 tahun.



<h2>Biaya Perawatan Kesehatan</h2>



Biaya perawatan kesehatan dapat berdampak secara tidak proporsional terhadap para perempuan yang memasuki masa pensiun. 



Masalahnya, bukan hanya karena mereka cenderung mengalami masa tua yang lebih lama di akhir hidupnya. Namun, bisa juga karena biaya perawatan kesehatan suami mereka dapat menghabiskan tabungan rumah tangga.



Meski menghadapi banyak tantangan pensiun yang sama, harapan hidup lebih lama dan kecenderungan untuk pensiun lebih awal membuat perencanaan finansial bagi para perempuan cukup berbeda dari laki-laki. 



Selain memanfaatkan dana pensiun dari perusahaan, para perempuan juga harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti biaya perawatan kesehatan, asuransi, dana darurat, hingga investasi.

Ladies, Berapa Sih Idealnya Usia Pensiun Kita?

small_jangan-khawatir-begini-cara-siapkan-dana-pensiun-di-usia-yang-tidak-muda.png

thumbnail_jangan-khawatir-begini-cara-siapkan-dana-pensiun-di-usia-yang-tidak-muda.png

jangan-khawatir-begini-cara-siapkan-dana-pensiun-di-usia-yang-tidak-muda.png

Pensiun adalah sebuah kondisi yang pasti akan terjadi pada setiap orang. Usia pensiun adalah situasi di mana umurmu sudah tidak lagi produktif untuk dapat bekerja secara normal. Pada dasarnya, pensiun merupakan hal wajar dan tidak perlu ditakuti.



Idealnya menyiapkan dana pensiun dimulai sejak kamu berusia sedini mungkin, di usia 20-an tahun. Meski begitu, tidak ada kata terlambat bagi kamu yang baru memulainya pada usia yang tidak muda lagi, seperti umur 40 tahun ke atas.



<h2>4 Cara Siapkan Dana Pensiun di Usia Yang Tidak Muda</h2>



Dengan usia yang tidak lagi muda, ada beberapa cara yang bisa kamu tempuh untuk mempersiapkan dana pensiun lebih cepat:



<h3>1. Pastikan Posisi Finansialmu</h3>



Cara pertama untuk menyiapkan dana pensiun di usia yang tidak lagi muda adalah mengetahui posisi finansial Anda. Coba isilah data neraca keuangan pribadimu. Ketahui nilai total aset yang dimiliki juga nilai total kewajiban yang masih kamu tanggung.



Di usia 40-an tahun, mungkin saja utang KPR kamu sudah selesai atau tinggal sedikit lagi. Bila ternyata beban KPR atau kredit jangka panjang lain sudah tuntas, ini tentu kabar baik bagi persiapan dana pensiunmu.



Berakhirnya beban cicilan berarti kamu memiliki ruang keuangan lebih leluasa. Bagian dari pendapatan yang semula digunakan untuk membayar cicilan, kini bisa kamu gunakan untuk mendukung persiapan dana pensiun.



<h3>2. Menurunkan Gaya Hidup</h3>



Perlu diketahui, dengan menurunkan gaya hidup bisa membantu kamu menyisihkan penghasilan lebih banyak untuk ditabung di dana pensiun. Meski begitu, menurunkan gaya hidup bukan berarti mengubah drastis semua kebiasaan yang sudah kamu jalankan selama ini.



Cara mudah bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari. Misalnya, bila sebelum ini nongkrong di café seminggu tiga kali, mungkin kamu bisa menguranginya menjadi sepekan sekali. Remeh tapi siapa sangka cara seperti itu bisa membantumu berhemat cukup besar.



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: 
<a data-type="post" data-id="10412" href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/the-4-rule-dana-pensiun/">The 4% Rule: Formula Siapkan Dana Pensiun</a></pre>



<h3>3. Jajaki Peluang Bisnis</h3>



Di usia yang tidak lagi muda, kamu tetap masih berkesempatan mengubah arah hidup dengan menjajaki passion baru loh. Sekian tahun menjadi karyawan dengan penghasilan yang sulit tumbuh cepat, akan sah-sah saja bila kamu memutuskan banting setir menjadi pebisnis di usia matang seperti umur 40-an tahun.



Bisnis mungkin tidak mudah dan memiliki tantangan yang tidak sedikit. Namun, kamu tentu sadar bahwa dengan berbisnis, peluang pertumbuhan pendapatan lebih cepat ketimbang hanya pasrah menjadi karyawan selamanya.



Tidak berani banting setir? kamu tetap bisa memiliki bisnis di tengah status sebagai karyawan, yaitu dengan menjalankan bisnis sampingan. Dengan begitu, ada <a href="https://amartha.com/id_ID/" title="peluang tambahan penghasilan">peluang tambahan penghasilan</a> lebih banyak yang kelak bisa dimanfaatkan untuk menambah kecukupan kebutuhan dana pensiun kamu.



<h3>4. Dahulukan Investasi</h3>



Di tengah kebutuhan yang begitu banyak, menabung untuk dana pensiun merupakan satu hal yang tetap harus kamu lakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan dana pensiun yang kamu dapat dari tempat kerja. 



Setelah itu, tentukan sendiri besaran investasi yang harus kamu keluarkan untuk dana pensiun nanti. Perlu diketahui, saat ini banyak sekali produk investasi yang tersedia di pasaran seperti Reksadana, Deposito, ataupun yang sedang populer saat ini adalah<a href="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/"> investasi P2P Lending</a>.



Well, dengan niat dan konsistensi, bukanlah hal mustahil untuk menyiapkan dana pensiun di usia yang tidak lagi muda. Semoga informasi ini bermanfaat buatmu ya!

Jangan Khawatir, Begini Cara Siapkan Dana Pensiun di Usia yang Tidak Muda!

small_5-tanda-kalau-kamu-siap-pensiun-dini.jpeg

thumbnail_5-tanda-kalau-kamu-siap-pensiun-dini.jpeg

5-tanda-kalau-kamu-siap-pensiun-dini.jpeg

Ketika Anda memutuskan untuk pensiun (khususnya pensiun dini), penting untuk mempertimbangkan menabung dan berinvestasi di masa depan.



Lagi pula semakin cepat Anda pensiun, semakin banyak waktu yang dimiliki untuk traveling, berkunjung ke rumah teman atau keluarga, atau menjalankan hobi yang mungkin Anda abaikan karena terlalu fokus bekerja.&nbsp;



Atur waktu yang tepat agar tabungan Anda cukup juga mempertimbangkan "terpaksa" pensiun yang mungkin lebih awal dari rencana Anda.&nbsp;



<h2>5 Tanda Kamu Siap Pensiun Dini </h2>



<figure class="wp-block-image size-full"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/Cara_Kumpulkan_Dana_Pensiun_Dari_Umur_20_an_d5b4162922.png" alt="cara kumpulkan dana pensiun agar bisa pensiun dini" class="wp-image-11063"/><figcaption>Photos by istockphoto</figcaption></figure>



Jika Anda belum mengetahui kapan harus pensiun, tanda-tanda berikut bisa menjadi sinyal bahwa inilah saat yang tepat untuk pensiun.



<h3>1. Pensiun Dini Dimulai Dengan Tidak Punya Utang</h3>



Utang kartu kredit, kendaraan, tempat tinggal adalah hal yang dapat mempengaruhi kemampuan Anda dalam menabung dan melakukan <a href="https://amartha.com/id_ID/" title="investasi jangka panjang">investasi jangka panjang</a> untuk pensiun.



Jika Anda memasuki masa pensiun dengan memiliki utang, itu dapat mempengaruhi jenis gaya hidup yang akan dijalani. Jika Anda telah melunasi semua utang, memutuskan kapan akan pensiun menjadi lebih mudah.



<h3>2. Sudah Memperkirakan Kebutuhan Pensiun</h3>



Salah satu tantangan terbesar menyiapkan dana pensiun adalah menyusun anggaran untuk mengetahui persis berapa banyak uang yang diperlukan berdasarkan standar hidup yang diinginkan.&nbsp;&nbsp;



Dana yang harus diperhitungkan adalah tempat tinggal, makanan, transportasi, kesehatan dan hal-hal tambahan lainnya seperti rekreasi atau membeli mobil impian.&nbsp;



Luangkan waktu untuk menghitung perkiraan yang akurat tentang apa yang akan dibelanjakan setiap tahun dan kapan waktu untuk pensiun. Memaksakan pensiun terlalu dini dapat membuat Anda kehabisan dana, tidak apa menunda pensiun sementara waktu.



<h3>3. Sudah Memiliki Asuransi Kesehatan</h3>



Seperti disinggung di atas sebelumnya, biaya kesehatan adalah salah satu biaya terbesar yang dikeluarkan saat Anda pensiun atau seiring bertambahnya usia.&nbsp;



Jika Anda tidak yakin kapan harus pensiun, tanyakan pada diri sendiri, "Apakah bisa menanggung biaya kesehatan di masa depan tanpa asuransi?". Biasanya membayar biaya rumah sakit tanpa asuransi akan jauh lebih mahal, apalagi bila penyakit yang diderita serius.&nbsp;



Selain asuransi kesehatan, Anda bisa juga mempertimbangkan seperti asuransi cacar, asuransi jiwa, dan perawatan jangka panjang. Semakin muda dan sehat Anda ketika membeli polis, semakin murah pula preminya.&nbsp;



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/cukupkah-bpjs-kesehatan-sebagai-asuransi-kesehatan-kita/" title="Cukupkah BPJS Kesehatan Sebagai Asuransi Kesehatan Kita?">Cukupkah BPJS Kesehatan Sebagai Asuransi Kesehatan Kita?</a></pre>



<h3>4. Anak Tidak Bergantung Secara Finansial</h3>



Jika Anda memiliki anak, pastinya Anda tahu berapa biaya yang dikeluarkan seiring bertambahnya usia mereka.&nbsp;



Misalnya anak yang sedang kuliah, mereka membutuhkan biaya untuk bayar kuliah, biaya hidup, transportasi, dan biaya-biaya lainnya. Begitupun setelah lulus, mungkin saja mereka masih membutuhkan bantuan finansial sampai mendapatkan pekerjaan dan berhenti bergantung keuangan pada Anda.



Dalam beberapa kasus, Anda mungkin memiliki anak dengan kebutuhan khusus. Mengevaluasi seberapa baik anak Anda dapat bertahan secara finansial tanpa bantuan Anda adalah langkah penting dalam memutuskan kapan akan pensiun.



<h3>5. Terjebak Dalam Pikiran Pensiun</h3>



Pensiun sebagian besarnya merupakan permainan angka, mental, dan emosional seseorang. Meninggalkan pekerjaan Anda bisa menjadi perubahan besar dalam hidup dan Anda harus yakin bahwa Anda sudah siap secara mental untuk adaptasi baru.&nbsp;



Pikirkan tentang apa rencana Anda untuk pensiun dini dan tanyakan pada diri sendiri apa tujuan pensiun dini. Apakah hanya untuk melarikan diri dari pekerjaan yang sebenarnya tidak Anda sukai, atau ada alasan lain? Semakin jelas pola pikir Anda, semakin mudah Anda memutuskan kapan akan pensiun untuk selamanya.

5 Tanda Kalau Kamu Siap Pensiun Dini

small_cara-kumpulkan-dana-pensiun-dari-umur-20-an.png

thumbnail_cara-kumpulkan-dana-pensiun-dari-umur-20-an.png

cara-kumpulkan-dana-pensiun-dari-umur-20-an.png

Tentunya semua orang memiliki impian saat sudah memasuki hari tua. Misalnya, kamu ingin melihat anak dan cucu bisa menikmati hidup tanpa harus bersusah payah. Tidak perlu lagi stres memikirkan biaya hidup buatmu dan keluarga. 



Di hari tua, saatnya kamu melakukan banyak kegiatan yang bermanfaat tanpa harus kerja keras, seperti memberikan kontribusi yang baik bagi orang-orang yang membutuhkan bantuan.



Semua orang pastinya punya mimpi ketika menginjak usia 50 tahun ke atas, dirinya tak perlu bekerja keras lagi. Tinggal hanya menikmati hidup dengan bahagia bersama anak dan cucu. Di masa ini, kehidupan kamu sudah pasti ditentukan dari hasil jerih payah semasa muda. Jika mengatur strategi dengan baik, tentunya kamu bisa hidup mandiri karena memiliki simpanan dan jaminan pensiun.



Karena itu, mempersiapkan dana pensiun sedini mungkin menjadi sangat penting untuk dilakukan. Usia 20-an, yakni fase ketika kamu sudah mulai bekerja, maka penting untuk belajar melakukan dasar-dasar pengelolaan uang agar bisa mengumpulkan dana pensiun.



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/work-smart/dana-pensiun-syariah/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="Pensiun Tenang Dengan Dana Pensiun Syariah">Pensiun Tenang Dengan Dana Pensiun Syariah</a></pre>



Salah satu poin penting dalam mempelajari dasar pengelolaan finansial adalah tabungan jangka pendek dan jangka panjang. Setiap rentang usia tentu punya kebutuhan dan target keuangan. Namun, hal ini tentunya bersifat relatif. Sebab kebutuhan senantiasa berubah seiring dengan bertambahnya usia. 



Nah, berikut ini cara kumpulkan dana pensiun berdasarkan rentang usia yang bisa jadi pertimbanganmu!



<h2>Cara Kumpulkan Dana Pensiun Dari Usia 20-an</h2>



<figure class="wp-block-image size-large td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2021/11/ide-usaha-untuk-pelajar.jpg"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/ide_usaha_untuk_pelajar_1024x682_8434d8db59.jpg" alt="" class="wp-image-19084"/><figcaption>Sumber Foto: Pexels</figcaption></figure>



Ini merupakan rentang usia yang baik untuk belajar mengatur keuangan. Kamu punya kesempatan untuk menciptakan good money habit. Misalnya, membuat anggaran bulanan dan mencatat semua pengeluaranmu.



Kamu bisa mulai membuat anggaran untuk emergency fund. Lakukan ini dengan mengatur pendebetan otomatis ke rekening setiap kali menerima gaji. Idealnya, kamu menabung sebanyak enam bulan gaji.



Selain itu, kamu juga bisa sedikit demi sedikit mengumpulkan uang untuk dana pensiun. Walaupun sudah ditanggung oleh tempat kerjamu, enggak masalah menerapkan ini untuk dana pensiun pribadi. Bisa dimulai dari jumlah yang kecil, misalnya 1-5 persen dari gajimu.



<h2>Cara Kumpulkan Dana Pensiun Dari Usia 30-an </h2>



<figure class="wp-block-image size-full is-resized"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/tips_atur_keuangan_pasangan_muda_fae0b1c1a9.jpg" alt="" class="wp-image-18873" width="696" height="466"/><figcaption>Sumber Foto: Freepik</figcaption></figure>



Di rentang usia ini, kondisi finansial akan lebih kompleks. Biasanya di usia 30-an ini, orang masih sibuk melunasi utang kartu kredit, mengumpulkan dana darurat, mengumpulkan dana pensiun, dan ditambah dengan mencicil tagihan rumah.



Nah, supaya kondisi finansialmu berjalan baik, maka sebaiknya berfokus pada tiga atau empat target saja. Meskipun targetnya sedikit, yang penting terpenuhi. Apablia semua sudah beres, kamu boleh melanjutkan target berikutnya.



Selagi membayar cicilan rumah, kamu bisa mulai merencanakan tabungan pendidikan anak mulai dari yang dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, kamu juga bisa mulai belajar memahami dan merencanakan program asuransi.



<h2>Cara Kumpulkan Dana Pensiun Dari Usia 40-an </h2>



<figure class="wp-block-image size-full is-resized"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/foto_keluarga_28e62ef897.jpg" alt="" class="wp-image-18555" width="688" height="461"/></figure>



Salah satu kebutuhan yang menjadi prioritas di usia 40-an adalah dana pensiun. Memasuki usia ini, pada umumnya penghasilan para pekerja cukup tinggi. 



Kamu harus memahami betul kebutuhan saat pensiun kelak. Sembari fokus dengan dana pensiun, kamu bisa menyeimbangkan hal tersebut dengan tabungan pendidikan anak. 



Di saat yang sama, kamu juga perlu memperhatikan investasimu. Pelajari dengan teliti jenis investasi apa yang bisa memberikanmu banyak keuntungan.



<h2>Cara Kumpulkan Dana Pensiun Dari Usia 50-an </h2>



<figure class="wp-block-image size-full is-resized"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/siapkan_dana_pensiun_0ea7e04e2f.png" alt="" class="wp-image-18820" width="694" height="470"/><figcaption>Sumber Foto: Shutterstock</figcaption></figure>



Inilah rentang usia yang menjadi puncak terkumpulnya dana pensiun. Di usia ini, kamu perlu mengevaluasi seluruh tabungan dan tujuan investasimu. Ada baiknya kamu memilih investasi yang memiliki dua unsur, yaitu pertumbuhan dan pendapatan. Pilihlah <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">investasi dengan risiko yang rendah</a>.



Dengan melakukan langkah yang tepat di setiap rentang usia tersebut, niscaya kamu dapat mengumpulkan dana pensiun secara optimal. Sebagai informasi, masa pensiun bagi pekerja, terutama karyawan biasanya dimulai pada usia 55 tahun. 



Nah, selamat mencoba!

Cara Kumpulkan Dana Pensiun Dari Umur 20-an

small_bagaimana-cara-mempersiapkan-dana-pendidikan-anak-dan-pensiun.jpeg

thumbnail_bagaimana-cara-mempersiapkan-dana-pendidikan-anak-dan-pensiun.jpeg

bagaimana-cara-mempersiapkan-dana-pendidikan-anak-dan-pensiun.jpeg

<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/tips-siapkan-dana-pendidikan-s2/">Dana pendidikan</a> dan pensiun seringkali menjadi kolaborasi kekhawatiran bagi pasangan suami istri, khususnya dari sisi wanita. 



Seperti halnya ketika pasangan memiliki anak dan ingin menguliahkannya namun sang suami justru sudah memasuki <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">masa pensiun</a>. Tentu ini akan menjadi momok tersendiri.&nbsp;



Tahukah Anda bahwa hal tersebut sebetulnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Anda dapat menyiasatinya dengan pengelolaan dana bulanan dengan baik. 



Penting juga untuk <a href="https://amartha.com/id_ID/">investasi sejak dini</a> demi kehidupan masa depan lebih baik. 



<h2>Jangan Terlena dengan Tunjangan, Anda Tetap Harus Kembali Bekerja&nbsp;</h2>



Bagi wanita yang mengambil cuti melahirkan dan mengasuh anak, tentu biasanya akan mendapatkan tunjangan dari perusahaan. Akan tetapi, jangan sampai justru menjadikan diri Anda terlena. Anda mesti harus tetap kembali bekerja.&nbsp;



Hal tersebut perlu diingatkan karena masih banyak yang merasa puas dengan pemberian tunjangan melahirkan dan pengasuhan anak. 



Bahkan tidak jarang yang bisa mendapatkannya sampai 2 tahun dengan besaran 67% saat cuti&nbsp;dimulai dan 50% dari asuransi kerja.&nbsp;



Di Indonesia sendiri cuti hamil dapat diambil sebelum, selama dan setelah melahirkan. Bahkan hal tersebut sudah tercantum dalam UU yang berlaku. Perusahaan yang baik tentu akan memberikan tunjangan selama masa cuti seperti ini.&nbsp; 



<h2>Mulai Menabung untuk Dana Pendidikan dan Pensiun&nbsp;</h2>



Sebaiknya Anda mulai menabung sejak dini untuk kebutuhan dana pendidikan anak dan pensiun walaupun memerlukan waktu cukup lama sebelum benar-benar dibutuhkan. Tetaplah konsisten menyimpan dana. 



Untuk menyiasatinya Anda bisa melakukan investasi sehingga dana tersebut tidak terhambur.&nbsp;Salah satu investasi yang bisa Anda coba adalah <a href="https://amartha.com/id_ID/">peer-to-peer lending (P2P Lending)</a> Amartha.



Amartha adalah <a href="https://amartha.com/id_ID/">perusahaan investasi P2P Lending</a> yang menghubungkan investor atau pendana kepada peminjam khususnya perempuan pengusaha mikro di pedesaan melalui platform online.



Dengan mendanai di Amartha, Anda bisa mendapatkan keuntungan sampai 15% flat per tahun. Amartha juga <a href="https://amartha.com/id_ID/">P2P Lending yang aman</a> karena telah memiliki izin usaha dari OJK. 



Terlebih jika suami Anda nantinya dipastikan tidak akan mendapatkan tunjangan pada hari tua. Maka perkuatlah tabungan atau investasi. Anda juga bisa melakukan usaha kecil-kecilan guna mengumpulkan dana pensiun kelak di kemudian hari.&nbsp;



<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/ide-ide-mencari-sumber-penghasilan-tambahan-yang-tidak-melelahkan/">Ide-ide Mencari Sumber Penghasilan Tambahan Yang Tidak Melelahkan</a>



Pastikan dalam menjalan usaha tersebut, Anda juga mendapatkan bantuan pembiayaan dana dari pihak tertentu. 



Dengan demikian, Anda tidak akan terlalu dipusingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk membuka usaha kecil-kecilan demi mendapaykan dana pendidikan dan pensiun kelak.&nbsp; 



<h2>Persiapan Dana dan Kaitannya dengan Renovasi Rumah&nbsp;</h2>



Bagi pasangan yang berumah tangga, tentu akan mempertimbangkan <a href="https://amartha.com/blog/home/anti-jebol-ini-tips-menekan-biaya-renovasi-rumah/">renovasi rumah</a>. Misalnya, ketika ada tambahan anggota keluarga baru yang memerlukan kamar. 



Misalnya, penambahan anak yang tadinya dua menjadi tiga. Tentu saja Anda akan memerlukan satu kamar lagi.&nbsp;



Barangkali renovasi rumah juga diperlukan ketika ada bagian yang mengalami kerusakan. Misalnya, bocor atau cat dinding rumah usang. Mungkin saja Anda ingin mengubah interior hunian agar lebih modern dan menyesuaikan zaman.&nbsp;



Jika saat ini Anda tengah gencar menabung atau berinvestasi untuk dana pendidikan dan pensiun, sebaiknya lakukan renovasi rumah saat benar-benar sudah memasuki masa purna tugas. Kecuali memang renovasi tersebut sungguhan penting atau dalam <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/pilih-mana-investasi-dana-darurat-atau-lunasi-utang-dulu/">keadaan darurat</a>.&nbsp;



Pisahkan mana yang benar-benar harus dilakukan dan mana yang masih berupa keinginan. Jangan campur adukan. 



Bijaklah dalam mengatur keuangan bulanan Anda demi mendapatkan dana pendidikan dan pensiun untuk kemudiah hari.&nbsp;

Bagaimana Cara Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak dan Pensiun?

large_dana-pensiun-syariah.jpeg

medium_dana-pensiun-syariah.jpeg

small_dana-pensiun-syariah.jpeg

thumbnail_dana-pensiun-syariah.jpeg

dana-pensiun-syariah.jpeg

Menurut data OJK, hingga Juni 2019 disebutkan jika pertumbuhan <a href="https://amartha.com/id_ID/" title="investasi">investasi</a> industri dana pensiun berdasarkan syariah Islam mencapai 34,48 persen menjadi Rp3,90 triliun. Hal ini mengindikasikan jika kedepannya kebutuhan masyarakat akan layanan program pensiun akan semakin besar dan tentunya menguntungkan banyak pihak. 



Seiring perkembangan zaman, kini dana pensiun dapat dikelola dengan prinsip syariah. Dana pensiun syariah sudah memiliki payung hukum dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Peraturan OJK No.33/POJK.05/2016 tentang Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah.



Ada juga fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 99/DSN-MUIIXIII2015 tentang Anuitas Syariah Untuk Program Pensiun. Lalu, apa yang membedakan Dana Pensiun Syariah dengan Dana Pensiun Konvensional?



<h2>Beda Dana Pensiun Syariah dan Konvensional</h2>



Sama seperti dana pensiun konvensional, berdasarkan jenisnya, dana pensiun syariah terdiri dari dua jenis, yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).



Pengertian dari DPPK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun Iuran Pasti bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja.



Sementara <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/siapkan-dana-pensiun-dengan-pilihan-dplk-ini/" title="DPLK adalah">DPLK adalah</a> dana pensiun yang dibentuk oleh Bank atau Perusahaan Asuransi Jiwa untuk menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari Dana Pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi yang bersangkutan. 



Berdasarkan operasional kegiatannya, sudah tentu dana pensiun syariah menggunakan akad syariah seperti penggunaan akad saat menjadi peserta ataupun pembayaran iuran. Dana pensiun syariah juga mengandung unsur maisyir, gharar, dan riba.



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/belum-siapkan-dana-pensiun-ayo-mulai-dari-sekarang/" title="Siapkan Dana Pensiun Dengan 5 Cara Mudah Ini!">Siapkan Dana Pensiun Dengan 5 Cara Mudah Ini!</a></pre>



Misalnya, akad hibah bi syarth dan hibah muqayyadah adalah akad yang digunakan pemberi kerja kepada peserta dalam hal pembayaran iuran pensiun. 



Adapun pelimpahan kuasa dengan imbal jasa kepada pihak ketiga menggunakan akad wakalah bil ujrah atau akad mudharabah. Dan jika dana pensiun memakai pihak ketiga, maka dana pensiun dapat menggunakan akad ijarah. 



<h2>Skema dan Perusahaan Dana Pensiun Syariah</h2>



<figure class="wp-block-image size-full"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/syarat_cairkan_dana_jht_46624b265e.jpg" alt="syarat cairkan dana jht" class="wp-image-20573"/><figcaption>Ilustrasi pensiunan yang telah mencairkan dana JHT BPJS Ketenagakerjaan. Photos by xavierarnau (istockphotos)</figcaption></figure>



Jika ditelisik melalui skemanya, dana pensiun syariah melibatkan empat pihak utama, yaitu: 



<ol><li>Pemberi Kerja</li><li>Pihak Investee</li><li>Peserta</li><li>Pensiunan atau ahli waris.</li></ol>



Perihal pembayaran iuran program dana pensiun, bila terjadi keterlambatan pembayaran iuran selama 3 bulan berturut-turut, pemberi kerja dapat dikenakan ta'zir atau denda uang dengan jumlah tertentu.



Besaran denda di atas adalah jumlah denda atau dana ta'zir sebesar denda yang layak per bulan dari akumulasi tunggakan iuran. Denda kemudian digunakan untuk dana sosial. 



Terakhir, kini sudah ada empat perusahaan dana pensiun berdasarkan syariah Islam yang sudah terdaftar OJK, yakni:



<ol><li>Dana Pensiun Muhammadiyah.</li><li>Dana Pensiun Universitas Islam Indonesia.</li><li>Dana Pensiun Bank Muamalat.</li><li>Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat.</li></ol>

Pensiun Tenang Dengan Dana Pensiun Syariah

large_the-4-rule-dana-pensiun.gif

medium_the-4-rule-dana-pensiun.gif

small_the-4-rule-dana-pensiun.gif

thumbnail_the-4-rule-dana-pensiun.gif

the-4-rule-dana-pensiun.gif

Seringkali kita mendengar atau membaca untuk menyiapkan dana pensiun agar bisa menjalani hari tua yang nyaman tanpa merepotkan anak. Memang, merdeka secara finansial di hari tua adalah impian banyak orang.



Selanjutnya timbul pertanyaan, berapa besaran dana yang dibutuhkan untuk kehidupan setelah pensiun dengan nyaman tersebut?



Bagi kamu yang mulai serius menyiapkan rencana pensiun atau <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/wajib-dibaca-4-buku-inspiratif-untuk-kelola-keuangan/">mengelola keuangan</a> mungkin pernah mendengar The 4% Rule atau The Trinity Study. 



<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">M</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">u</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">l</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">a</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">i</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">S</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">i</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">a</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">p</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">k</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">a</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">n</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">D</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">a</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">n</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">a</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">P</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">e</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">n</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">s</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">i</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">u</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">n</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">U</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">n</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">t</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">u</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">k</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">K</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">e</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">h</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">i</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">d</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">u</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">p</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">a</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">n</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">N</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">y</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">a</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">m</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">a</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">n</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">d</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">i</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">M</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">a</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">s</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">a</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">D</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">e</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">p</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">a</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">n</a><a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/"> </a>



<h2>Mengenal The Rule 4%</h2>



The Rule 4% adalah aturan praktis yang banyak digunakan untuk menghitung seberapa banyak uang yang bisa ditarik secara rutin dari tabungan pensiun kita setiap tahunnya.



Aturan ini sengaja dibuat untuk menjaga dana pensiun kita tetap aman dan stabil. Adapun pemasukan yang didapatkan berupa penarikan dari bunga atau dividen dari <a href="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/">investasi</a> yang sudah dimiliki sejak muda.



The Rule 4% diteliti oleh tiga orang profesor di bidang keuangan dari Universitas Trinity. Mereka membuat enelitian tentang dana pensiun yang menganggap kalau dalam waktu 15-30 tahun, tingkat pengembalian investasi rata-rata kemungkinannya kurang dari 4% setahun. 



Angka tersebut didapatkan atas asumsi <a href="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/">keuntungan dari investasi</a> rata-rata 7% per tahun yang kemudian dikurangi oleh asumsi inflasi 3% per tahun.



<h2>Cara Menghitung Dana Pensiun Dengan Rumus The 4% Rule </h2>



Menghitung besaran dana pensiun menggunakan rumus the 4% rule sejatinya cukup mudah. Pertama-tama kamu wajib menghitung pengeluaran bulanan dikali 12 atau satu tahun, lalu masukkan ke dalam rumus berikut:



Dana Pensiun = Pengeluaran tahunan x 25 
*Angka 25 didapatkan dari 100% dibagi 4%.



Agar lebih mudah, simak contoh kasus berikut:



Martha merupakan salah satu pegawai swasta dengan pendapatan bulanan 10 juta rupiah. Setiap bulan, pengeluaran rutin Martha adalah 8 juta rupiah. Dengan demikian pengeluaran tahunan Martha menjadi 96 juta.



Jadi dana pensiun yang harus disiapkan Martha adalah= 96 juta x 25 = 2.400.000.000



Nah, perlu diperhatikan bahwa perhitungan di atas adalah angka minimum aman. Sehingga kalau kamu mau lebih aman lagi maka kamu bisa menentukan angka rate yang lebih kecil lagi agar besaran dana pensiun makin besar.



<a href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/tips-pensiun-muda-ala-raditya-dika/">Tips Pensiun Muda Ala Raditya Dika</a>



<h2>The 4% Rule Masih Diperdebatkan</h2>



Meskipun the 4% rule sudah diteliti, nyatanya penelitian tersebut masih diperdebatkan. 



The 4% rule hanya berlaku apabila selama kurun waktu 25-30 tahun di masa pensiun kita, keadaan ekonomi dunia dan nasional baik-baik saja seperti tidak ada perang dunia, krisis ekonomi, <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/beda-inflasi-dan-deflasi-serta-pengaruhnya-pada-keuanganmu/">inflasi</a>, hingga pandemi seperti <a href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/mengenal-happy-hypoxia-gejala-baru-covid-yang-gak-bikin-happy/">Covid-19</a> ini. 



Selain itu, the 4% rule diteliti saat bahan bakar fosil masih murah sedangkan saat ini penggunaan bahan bakar fosil sudah mencapai setengah dari yang dimiliki Bumi kita. 



Aturan the 4% rule juga tidak memperkirakan sumber pendapatan lain. Saat ini ada orang yang memiliki lebih dari satu penghasilan. Misalnya saja Martha yang berstatus sebagai pegawai kantoran sekaligus investor di <a href="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/">P2P Lending Amartha</a> yang menawarkan keuntungan sampai 15% flat per tahun. 



Meskipun demikian, terlepas dari semua perdebatan yang terjadi, The 4% Rule ini bisa menjadi patokan mengenai besaran dana pensiun yang akan mencukupi kehidupan di masa tua kamu nantinya. 



<figure class="wp-block-embed-youtube wp-block-embed is-type-video is-provider-youtube wp-embed-aspect-16-9 wp-has-aspect-ratio"><div class="wp-block-embed__wrapper">
https://www.youtube.com/watch?v=JOKjEdGZdeE
</div></figure>

The 4% Rule: Formula Siapkan Dana Pensiun

medium_tips-siapkan-dana-pensiun.jpeg

small_tips-siapkan-dana-pensiun.jpeg

thumbnail_tips-siapkan-dana-pensiun.jpeg

tips-siapkan-dana-pensiun.jpeg

Menyiapkan dana pensiun sejak dini merupakan suatu hal yang sangat penting. Jangan sampai ketika usia Anda sudah memasuki usia pensiun, Anda baru menyiapkan dana pensiun. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi finansial Anda. Mungkin saja perusahaan yang Anda tempati akan memberikan dana pensiun. Namun, Anda pun juga bisa memulai sendiri dengan menyiapkan dana pensiun.

Dana pensiun yang Anda terima sangat berguna tak hanya untuk kehidupan sehari-hari di masa tua tetapi juga kesempatan untuk berbisnis. Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk memulai persiapan dana pensiun.

Hapus Hutang Secepatnya

Anda mempunyai hutang untuk cicilan mobil atau rumah. Sebaiknya, Anda mulai membayar cicilan tersebut secepatnya. Hal dilakukan agar masa tua Anda tak dikejar-kejar oleh hutang. Jika ada uang lebih bayar saja hutang Anda, agar terbebas dari hutang.

Biaya Pengeluaran

Pastikan Anda mengamati biaya pengeluaran. Misalnya, Anda membeli kopi seharga Rp 35.000 setiap hari. Bayangkan, jika Anda tidak membeli kopi tersebut. Anda lebih memilih minum kopi seduh dirumah atau dikantor. Anda bisa menghemat pengeluaran. Bisa saja Anda menggunakan uang itu untuk menabung.

Menabung

Anda bisa memulai menabung dengan menyisihkan pengeluaran Anda sekitar 10 persen. Anda bisa menabung di Bank, asuransi atau investasi. Memulai menabung dari sekarang sangat penting untuk masa depan Anda. Jangan sampai Anda tidak mengelola keuangan dengan baik. 

Mulai Berbisnis 

Mulailah melakukan bisnis sampingan. Siapa tahu bisnis Anda justru berkembang dan Anda tak perlu lagi bekerja di perusahaan. Ada banyak kisah sukses pengusaha yang memulai bisnis sambil bekerja seperti pendiri dan CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra yang dulu pernah menjadi pegawai swasta di perusahan multinasional IBM. Dia memilih untuk membangun perusahaan fintech peer to peer lending yang fokus terhadap pembiayaan modal kepada pengusaha mikro perempuan di desa.

Melakukan Pendanaan di Fintech Lending

Salah satu hal yang paling tepat adalah melakukan pendanaan di fintech lending. Anda cukup memulai pendanaan sebesar Rp 3 juta dengan imbal hasil hingga 15 persen di Amartha. Anda dapat memberikan pendanaan yang juga memberikan dampak sosial. Pasalnya, Amartha menyalurkan pembiayaan kepada pengusaha mikro perempuan di pedesaan. Dengan melakukan pendanaan di Amartha, maka Anda turut membangun ekonomi di desa. 

&nbsp;

Tips Siapkan Dana Pensiun

<img class="aligncenter wp-image-1795 size-full" src="https://access.amartha.com:443/uploads/Whats_App_Image_2017_11_28_at_15_48_02_97bd8040c3.jpeg" alt="Mulai Siapkan Dana Pensiun" width="940" height="592" />
Ketika mendadak tidak ada pekerjaan, banyak <a href="https://amartha.com/blog/spare-investment/">pensiunan</a> bingung mau kerja apa, sehingga ia akhirnya beralih jadi Pengangguran.
Ketika ritme hidup mendadak menjadi lambat, bingung bagaimana memanfaatkannya, banyak pensiunan yang akhirnya tidak produktif di masanya itu. Padahal bila bisa memanfaatkan waktu dan juga keuangan dengan baik, maka bukan tidak mungkin di masa pensiun justru keadaan ekonomi mereka akan terus tumbuh.
Seperti yang kita ketahui bersama, ketika mendadak tambah kaya, dan bingung bagaimana mengelolanya, biasanya orang cenderung untuk menghabiskan uang daripada mengelolanya.
Jika tidak diantisipasi, maka dia malah menghabiskan uangnya untuk keinginannya dan bukan berdasarkan dengan kebutuhan dirinya. Nah, dalam hal ini menabung dan melakukan <a href="_wp_link_placeholder" data-wplink-edit="true">investasi</a> menjadi salah satu pilihan yang tepat bagi para pensiunan.
Di sisi lain, kebanyakan masyarakat tidak sadar perlunya menabung dan berinvestasi untuk dana pensiun sedini mungkin. Bahkan, seharusnya masyarakat disadarkan sebaiknya persiapan pensiun, dilakukan sejak pertama kali menerima penghasilan atau gaji.
Nah, kira-kira apa sih pentingnya kegiatan investasi ini bagi para pensiunan? Yuk kita pelajari hal berikut!
Mengapa harus berinvestasi sedini mungkin?
<ol style="text-align: justify;">
<li>Pertama, untuk memenuhi biaya hidup pasca pensiun, ketika kita tidak bekerja lagi, membutuhkan dana sangat besar.</li>
<li>Kedua, jika kita tahu untuk mengakumulasi dana besar itu kita memiliki waktu yang semakin panjang, semakin ringan tabungan rutin yang harus kita sisihkan.</li>
<li>Ketiga, semakin panjang waktu persiapan, kemungkinan memanfaatkan instrumen investasi saham atau investasi berisiko yang menghasilkan imbal hasil investasi tinggi, semakin terbuka.</li>
</ol>
Kebutuhan persiapan pensiun sebetulnya harus dilakukan oleh semua orang. Hal ini karena akan ada masa setiap orang memasuki periode yang tidak lagi produktif dalam artian tidak menghasilkan pemasukan. Di sinilah mengapa, belajar perencanaan keuangan dan juga belajar investasi adalah hal yang penting.
Menyadarkan masyarakat agar mempersiapkan pensiun sedini mungkin, bisa menjadi alternatif meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa.
Betapa tidak, jika setiap orang sudah memiliki dana cadangannya di masa depan dan akan terus tumbuh, maka hal ini akan menguntungkan, baik bagi diri mereka maupun pemerintah.
Mengedukasi masyarakat untuk mempersiapkan pensiun, memberikan jawaban atas pertanyaan “untuk apa dan mengapa saya harus berinvestasi?”. Sementara produk-produk keuangan hanya merupakan sarana atau alat, yang sejatinya untuk menjawab pertanyaan “bagaimana mencapainya?”
Kesadaran mempersiapkan pensiun menjadi salah satu pintu masuk bagi seseorang belajar investasi. Ia memahami, dengan berinvestasi masa depan lebih baik. Edukasi investasi melalui penyadaran perlunya mempersiapkan dana pensiun, akan menolong masyarakat terhindar dari pemborosan, karena secara sadar, ia harus menabung dan berinvestasi.
Lalu, sudahkan Anda mempersipakan dana pensiun? Jika belum, jangan khawatir! Yuk pelajari salah satu produk investasi yang aman dan telah terdaftar Otoritas Jasa Keuangan (<a href="https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/10398">OJK</a>) berikut.
Berinvestasi sejak dini akan memberikan kesiapan bagi Anda di masa depan, makin cepat Anda memulai berinvestasi makin banyak dana yang Anda siapkan untuk masa depan. Raih keuntungan hingga 15% flat p.a. dengan berinvestasi di Amartha.

Mulai Siapkan Dana Pensiun untuk Kehidupan Nyaman di Masa Depan

Tag: dana pensiun