large_inilah-4-alasan-kenapa-orang-indonesia-harus-mulai-menggunakan-produk-dalam-negeri.jpeg

medium_inilah-4-alasan-kenapa-orang-indonesia-harus-mulai-menggunakan-produk-dalam-negeri.jpeg

small_inilah-4-alasan-kenapa-orang-indonesia-harus-mulai-menggunakan-produk-dalam-negeri.jpeg

thumbnail_inilah-4-alasan-kenapa-orang-indonesia-harus-mulai-menggunakan-produk-dalam-negeri.jpeg

inilah-4-alasan-kenapa-orang-indonesia-harus-mulai-menggunakan-produk-dalam-negeri.jpeg

Pandemi Covid-19 hingga kini masih menyerang berbagai negara di Dunia, termasuk Indonesia. Pandemi Covid-19 juga diketahui berimbas ke banyak sektor, salah satunya ekonomi. Dikutip dari Antara, Ekonom Universitas Negeri Medan yang bernama Armin Rahmansyah Nasution mempercayai bahwa Indonesia kini tidak dapat lagi&nbsp; mengandalkan impor di tengah berlangsungnya pandemic Covid-19.



Menurut Armin, hal ini terjadi karena neraca perdagangan Indonesia saat ini telah mengalami defisit sehingga secara langsung juga meningkatkan tekanan anggaran pemerintah. Defisit neraca perdagangan Indonesia ini sendiri, kata Armin terjadi karena dampak pandemi Covid-10 terhadap perekonomian Indonesia.



Armin menyebutkan pandemi Covid-19 ini juga menimbulkan aspek lain yang harus diperhitungkan yaitu lebih mengandalkan produk dalam negeri daripada melakukan impor. Oleh karena itu, sejak sekarang sudah sepatutnya semua orang Indonesia lebih bangga dengan produk dalam negeri. Apalagi, kualitas dari banyak produk dalam negeri saat ini jauh lebih baik dari negara-negara lain di Dunia.



Sejalan dengan pendapat tersebut, Presiden Joko Widodo nyatanya telah meluncurkan kampanye nasional dengan tagar #BanggaBuatanIndonesia (Bangga dengan Produk Indonesia). Kampanye nasional yang diadakan pada tanggal 14 Mei 2020 ini merupakan upaya pemerintah untuk mempromosikan produk-produk buatan Indonesia.



"Kita harus melihat lagi pada apa kekuatan kita. Sekali lagi, kita perlu menggali lebih dalam tentang apa kekuatan dan kelemahan kita. Apa yang kurang, kekurangannya. Tentu saja, kita harus segera meningkatkan, dan kekuatan kita harus dimanfaatkan," terang Presiden Joko Widodo kala itu.



Selain dua hal tersebut, sebenarnya ada sejumlah alasan lain kenapa orang Indonesia harus mulai menggunakan produk dalam negeri seperti sebagai berikut:



<h2>1. Lebih Ekslusif</h2>



Produk dalam negeri biasanya dibuat tidak seragam dan cenderung unik, contohnya produk berupa karya seni. Biasanya seniman hanya akan membuat karya seninya dalam satu versi dan tidak memproduksinya secara massal. Selain itu, tiap bagian yang dikerjakan selalu dibuat dengan hati-hati sehingga karya seni yang tercipta sangatlah detail dan artistik.



<h2>2. Pengalaman Berbelanja Terasa Menyenangkan</h2>



Berbelanja produk dalam negeri selalu membuat perasaan terasa lebih senang. Pasalnya, tempat untuk menemukan produk-produk tersebu biasanya ada di pasar petani tradisional, toko-toko souvenir, butik-butik unik, dan tempat-tempat unik lainya.



Tempat-tempat semacam ini biasanya ada di bagian pinggiran kota atau desa&nbsp; dengan suasana artistik dan bersejarah. Tentu saja hal seperti ini akan membuat pengalaman berbelanja terasa lebih berkesan.



<h2>3. Memperkuat Ekonomi Masyarakat Sekitar</h2>



Perlu kamu ketahui, semakin banyak kita membeli produk dalam negeri, maka ekonomi masyarakat lokal akan semakin berkembang. Dengan merangsang perkembangan ekonomi melalui kebiasaan membeli produk lokal, maka masa depan yang stabil bagi generasi penerus akan lebih cerah.



Membeli satu produk dalam negeri mampu menarik kita untuk membeli produk lokal lainnya. Mulai dari sayuran, buah-buahan di pasar, hingga pakaian dari butik-butik lokal.



<h2>4. Menyediakan Lapangan Pekerjaan untuk Generasi Mendatang</h2>



Sejak masa sekarang, ketersediaan lapangan pekerjaan untuk generasi mendatang sangatlah penting. Salah satu faktor bagi Industri bagi produk dalam negeri yang berkembang adalah kesadaran masyarakat dalam membeli barang produksi lokal. Semakin banyak produk dalam negeri yang laku di pasaran, pada akhirnya akan berdampak pada ketersediaan lapangan kerja untuk generasi mendatang.



Itulah 4 alasan kenapa orang Indonesia harus mulai menggunakan produk dalam negeri. Perlu diketahui, salah satu perusahaan yang sampai saat ini terus mendukung agar semakin banyaknya usaha mikro untuk tumbuh di Indonesia adalah Amartha.



Sebagai informasi, Amartha adalah perusahaan layanan <a href="https://amartha.com/">fintech peer to peer lending (P2P)</a> yang menghubungkan pendana urban dengan pengusaha mikro di pedesaan. Hingga saat ini tercatat sudah ada lebih dari 500.000 perempuan di seluruh penjuru Indonesia telah menjadi mitra Amartha untuk diberdayakan.



Yuk, mulai sekarang biasakan membeli produk dalam negeri, salah satunya dengan mendukung usaha dari para mitra<a href="https://amartha.com/blog/tag/mitra-amartha/"> Amartha</a> ini ya!

Mau Resesi, Simak Alasan Kenapa Kita Harus Mulai Menggunakan Produk Lokal!

small_gratis-ini-cara-dapatkan-sertifikat-halal-untuk-umkm.png

thumbnail_gratis-ini-cara-dapatkan-sertifikat-halal-untuk-umkm.png

gratis-ini-cara-dapatkan-sertifikat-halal-untuk-umkm.png

Pandemi Covid-19 masih menyerang berbagai sektor, termasuk UMKM (Usaha Kredit Mikro &amp; Menengah) hingga saat ini. Meski begitu, ternyata ada kabar baik loh buat sektor UMKM di tahun ini. Pasalnya, pemerintah Indonesia telah menggratiskan sertifikasi halal bagi UMKM.



Adapun, gratis biaya sertifikasi halal ini diberikan kepada UMKM dengan omset di bawah 1 Miliar Rupiah per tahun. Usaha yang diprioritaskan adalah usaha yang bergerak di bidang makanan dan minuman.



Sebagai informasi, Sertifikat halal ini berfungsi sebagai bukti bahwa sebuah produk yang dijual untuk dikonsumsi atau digunakan seperti makanan, minuman dan skincare ataupun make-up, tidak mengandung komposisi yang diharamkan oleh syariat agama Islam.



Selain dibebaskan biaya proses sertifikasi untuk mendapatkan sertifikat halal, UMKM yang memenuhi syarat tersebut juga bisa mendapatkan gratis biaya dalam hal perpanjangan sertifikat. Kebijakan pemerintah ini sejalan dengan UU Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) yang mengharuskan semua pelaku usaha memiliki sertifikat halal.



<a href="https://amartha.com/blog/work-smart/digitalisasi-umkm-tantangan-dan-peluang/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Digitalisasi UMKM: Tantangan dan Peluang</a>



<h2>Manfaat Sertifikasi Produk Halal Bagi Bisnis</h2>



Perlu diketahui, program sertifikasi produk halal ini sudah dimulai oleh pemerintah sejak 17 Oktober 2019 lalu. Program sertifikasi ini mewajibkan kepemilikan sertifikat halal bagi seluruh produk yang lalu lalang di pasar nasional.



Kebijakan ini memang diambil oleh pemerintah untuk mempercepat program sertifikasi produk halal, khususnya bagi usaha mikro dan kecil di bidang makanan dan minuman. Sebab, pemerintah menjadwalkan produk makanan dan minuman bisa tersertifikasi menyeluruh sampai batas waktu yaitu tanggal 17 Oktober 2024.



Lewat sertifikat halal ini, para konsumen yang akan membeli sebuah produk pun akan merasa jauh lebih aman. Hal ini tentu juga akan mempengaruhi tingkat penjualan dari produk tersebut. Melihat perannya yang cukup krusial, UMKM yang bergerak di bidang makanan, minuman, maupun produk kecantikan sangat disarankan untuk mempunyai sertifikat yang satu ini.



<h2>Cara Mengajukan Sertifikasi Halal</h2>



Buat UMKM yang ingin mendapatkan sertifikat halal, pertama-tama UMKM tersebut haruslah mengajukan permohonan sertifikat halal secara tertulis kepada Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). BPJPH merupakan badan yang dibentuk oleh pemerintah untuk menyelenggarakan JPH.



Lantas, BPJPH akan menetapkan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) untuk melakukan pemeriksaan dan/atau pengujian kehalalan produk. Penetapan LPH dilakukan dalam jangka waktu paling lama 5 hari kerja terhitung sejak dokumen permohonan dinyatakan lengkap. LPH ini bisa didirikan oleh pemerintah dan masyarakat.



<a href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/tips-bisnis/hai-umkm-apa-unique-selling-point-produk-kamu/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Hai UMKM, Apa Unique Selling Point Produk Kamu?</a>



Setelah itu, BPJPH menyampaikan hasil pemeriksaan kepada MUI untuk memperoleh penetapan kehalalan produk. Penetapan kehalalan produk ini menjadi wewenang MUI. Untuk sampai pada penetapan, terlebih dahulu akan dilakukan Sidang Fatwa Halal.



Untuk kamu yang tengah kebingungan mencari dana pinjaman modal usaha tanpa jaminan, kamu bisa coba mengajukan pinjaman di <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="https://amartha.com/id_ID/">Amartha</a>. 



Amartha dapat memfasilitasi pinjaman modal usaha untuk perempuan pelaku usaha mikro di pedesaan. Selain modal usaha, kamu juga akan diberikan pendampingan dan pelatihan usaha selama masa pinjaman berlangsung. 



Segera hubungi <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="https://amartha.com/id_ID/">Layanan Customer Service Amartha</a> untuk mendapatkan informasi mengenai pengajuan pinjaman usaha!

Gratis! Ini Cara Dapatkan Sertifikat Halal untuk UMKM

large_umkm-101-cara-mengurus-surat-izin-usaha-mikro-kecil.jpeg

medium_umkm-101-cara-mengurus-surat-izin-usaha-mikro-kecil.jpeg

small_umkm-101-cara-mengurus-surat-izin-usaha-mikro-kecil.jpeg

thumbnail_umkm-101-cara-mengurus-surat-izin-usaha-mikro-kecil.jpeg

umkm-101-cara-mengurus-surat-izin-usaha-mikro-kecil.jpeg

Pelaku usaha di Indonesia ini sangat beragam. Bukan hanya penguasa besar, namun sektor <a href="https://amartha.com/blog/money-quiz/tangkal-resesi-indonesia-dengan-mendukung-buatan-lokal/">UMKM juga memberikan kontribusi dalam PDB</a> (Produk Domestik Bruto). Dalam perjalanannya, UMKM ini juga memiliki peran sebagai penyedia lapangan pekerjaan. Dapat dibayangkan dengan tingkat pengangguran yang meningkat akan tidak terfasilitasi jika hanya mengandalkan perusahaan besar.



Baca Juga : <a href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/tips-bisnis/umkm-sosok-pahlawan-ekonomi-nasional-yang-sebenarnya/">UMKM, Sosok Pahlawan Ekonomi Nasional Yang Sebenarnya</a>



Hal yang perlu diperhatikan adalah, dalam menjalankan usahanya UKM harus mengurus izin penyelenggaraan. Sebagai salah satu bentuk badan hukum legal maka perlu adanya izin resmi. Oleh karena itu, sebelum beroperasi, Anda perlu melakukan pengurusan izin di kantor terkait. Tujuan dari adanya izin ini adalah untuk melindungi aktivitas ekonomi secara keseluruhan.



<h2>Syarat Mengurus Izin Usaha Mikro Kecil</h2>



<h4>1. Melampirkan Berkas Permohonan</h4>



Pada saat akan mengajukan permohonan izin, Anda harus mengisi formulir yang dilampiri dengan beberapa dokumen pendukung. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah alamat domisili harus sesuai dengan KTP atau KK. Apabila masih berbeda, perlu untuk diurus terlebih dahulu. Beberapa dokumen pendukung yang perlu dipersiapkan adalah:



<ul><li>Surat pengantar dari RT, RW atau aparat lingkungan setempat di mana pembangunan usaha dilakukan</li><li>Fotokopi KTP dan KTP asli</li><li>Fotokopi KK dan KK asli</li><li>Foto ukuran 4x6 sebanyak 2 lembar</li></ul>



<h4> 2. Pemeriksaan Dokumen</h4>



Semua persyaratan yang telah dilengkapi, diserahkan ke kantor Kecamatan setempat. Petugas akan menganalisis dokumen tersebut bersama dengan Camat. Dalam hal ini, Camat yang berwenang adalah Camat yang telah mengantongi surat delegasi atau pelimpahan kewenangan untuk menyetujui IUMK dari Walikota atau Bupati.



<h4> 3. Pelaksanaan Penerbitan Izin Usaha Mikro Kecil</h4>



Setelah semua data telah disetujui oleh Camat, IUMK bisa dicetak dan diterbitkan. Dengan diterbitkannya surat izin ini, maka segala aktivitas yang berhubungan dengan aktivitas bisnis mikro dapat dimaksimalkan. Proses pelaksanaan penerbitan surat izin ini berbeda-beda waktunya, tergantung dari data yang diberikan



Semua bisnis atau usaha memang disarankan memiliki izin. Walaupun masih banyak yang belum mendapatkan izin, namun dengan mengantongi izin usaha akan membawa banyak manfaat. Selain agar perjalanan usaha menjadi lancar karena telah mendapat payung hukum, manfaat memiliki izin usaha mikro kecil ialah sebagai berikut:



<ul><li>Adanya perlindungan hukum dari pihak yang berwenang</li><li>Dapat dimasukkan dalam pelatihan UMK yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial</li><li>Apabila memiliki kendala dengan keterbatasan modal, maka bisa dicarikan tambahan modal dengan sistem pinjaman sehat</li><li>Jika dibutuhkan pendampingan, maka pengusaha bisa memperoleh partner bisnis</li><li>Barang atau jasa yang dijual mendapat jaminan secara hukum</li><li>Menjadikan motivasi bagi UMK lain agar segera mengurus izin usaha</li><li>Operasional usaha menjadi lebih maksimal</li></ul>

UMKM 101: Cara Mengurus Surat Izin Usaha Mikro Kecil

small_pakai-cara-ini-supaya-pembeli-loyal-ke-bisnis-kamu.png

thumbnail_pakai-cara-ini-supaya-pembeli-loyal-ke-bisnis-kamu.png

pakai-cara-ini-supaya-pembeli-loyal-ke-bisnis-kamu.png

Dalam mengembangkan bisnis yang berkesinambungan, pembeli merupakan unsur penting untuk mewujudkannya. Pasalnya, punya pembeli loyal merupakan pencapaian yang baik bagi bisnis.



Untuk mendapatkan pembeli menjadi loyal, seorang pengusaha tidak hanya harus memiliki produk dengan kualitas baik, namun juga wajib mulai memerhatikan kualitas pelayanan yang baik agar pembeli lebih puas terhadap produk-produk yang dijual pada bisnis milikmu.



<a href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/tips-bisnis/tips-dapat-pembeli-baru-dan-gak-kehilangan-pembeli-setia/">Tips Dapat Pembeli Baru dan Gak Kehilangan Pembeli Loyal</a>



Apalagi di era sekarang ini, setiap pembeli semakin gampang memilih beragam bisnis yang mungkin sejenis dengan milikmu. Jika produk dan pelayanan bisnis kamu mengecewakan, maka pembeli pun pasti langsung beralih ke kompetitor yang dianggap lebih baik.



Karena itu, berikut beberapa cara untuk mempertahankan pembeli yang loyal!



1. Jangan Pernah Mengabaikan Pembeli



Kebanyakan pengusaha sering melakukan kesalahan semacam ini. Yakni saat mereka ingin menargetkan pembeli baru untuk bisnisnya, pembeli lama pada akhirnya akan terabaikan. Padahal, mendapatkan pembeli baru lebih mudah dibandingkan jika kamu harus menjaga pembeli lama yang sudah loyal terhadap bisnis. Untuk menghindari hal tersebut, cobalah berikan pelayanan yang setara untuk pembeli baru dan pembeli lama.



2. Komunikasi Secara Berkala dengan Pembeli



Usahakan untuk terus berkomunikasi dengan para pembeli, jika perlu buatlah kalender komunikasi untuk menjadwalkan kapan harus berhubungan dengan pembeli secara berkala. Contohnya, yaitu jadwalkan kapan mengirim email, kartu ucapan, membuat panggilan telepon, mengirim penawaran khusus, atau pesan penghargaan kepada pembeli secara berkala. Karena komunikasi yang teratur ini memungkinkan untuk meningkatkan tingkat kepercayaan, dan membujuk pembeli untuk kembali lagi.



3. Belajar dari Keluhan Pembeli



Keluhan pembeli tidaklah selalu buruk. Anggaplah bahwa pembeli yang mengeluh adalah hal penting bagi kelangsungan bisnismu. Dari keluhan pembeli, kamu dapat mengetahui kekurangan pada <a href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/tips-bisnis/hai-umkm-apa-unique-selling-point-produk-kamu/">produk dan layanan bisnis milikmu</a>. Kamu juga jadi tahu apa yang mereka harapkan dari produk dan layananmu. Karena itu, beri perhatian pada pembeli yang mengeluh. Hal ini lebih baik daripada nanti pembeli tiba-tiba menghilang dan tidak kembali lagi kemudian.



4. Selalu Tepati Janji Ke Pembeli



Punya reputasi yang baik di mata para pembeli adalah harapan semua pengusaha. Untuk itu, cobalah untuk konsisten dan selalu menepati janji kepada pembeli, seperti mengirim barang dalam waktu 24 jam (jika menjanjikan layanan tersebut). Dengan selalu menepati janji, pembeli akan lebih percaya terhadap bisnis milikmu dan secara tidak langsung akan membangun nilai kepada calon pembeli baru.



Jika suatu saat kamu membutuhkan waktu yang lama dalam pengiriman barang karena suatu hal, kamu juga harus menyampaikan kepada pelanggan. Misalnya saat momen idul fitri dan pesanan produk menjadi ramai. Hal ini tentu dapat menyebabkan pengiriman menjadi lebih lama dari biasanya.



5. Ciptakan Program Loyalitas Pelanggan



Cara terakhir yang harus kamu lakukan adalah membuat program loyalty reward untuk para pembeli setia. Dengan program ini, kamu dapat menjaga hubungan baik terhadap para pembeli. Kamu juga memberikan reward melalui berbagai hal mulai dari pengumpulan poin, memberikan kartu VIP untuk pelayanan terbatas, dan sebagainya. Dengan program ini, pembeli akan terus menerus kembali membeli produk kamu dan terus menerus menjadi pelanggan setia.



Oh ya, saat ini kamu juga bisa berinvestasi sekaligus membantu bisnis UMKM dengan bergabung menjadi<a href="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/"> pendana di Amartha</a>. Pasalnya, dengan menjadi pendana bagi para perempuan pengusaha mikro mitra Amartha, kamu berarti telah berpartisipasi menciptakan dampak sosial yang nyata berupa kesejahteraan merata loh.



Selain itu, kamu juga akan mendapatkan keuntungan hingga 15% per tahun dan cash flow mingguan. Apalagi, pembayaran angsurannya juga bisa bisa diambil kapan saja loh!

Pakai Cara Ini Supaya Pembeli Loyal ke Bisnis Kamu

small_ssst-ini-rahasia-pisang-goreng-madu-bu-nanik-yang-laris-manis.jpeg

thumbnail_ssst-ini-rahasia-pisang-goreng-madu-bu-nanik-yang-laris-manis.jpeg

ssst-ini-rahasia-pisang-goreng-madu-bu-nanik-yang-laris-manis.jpeg

Bagi pecinta pisang goreng, pasti sudah tidak asing dengan pisang goreng madu Bu Nanik. Inovasi pisang goreng yang viral karena rasanya yang berbeda, ternyata pernah mengalami tahapan sulit sebelumnya. 



Memperkenalkan produk baru memang tidak mudah, apalagi tampilan pisang goreng madu terlihat seperti pisang gosong. Banyak orang melihat dari tampilannya, sebelum terbius dengan rasanya.



Setelah mengalami masa sulit untuk mempromosikan pisang goreng madu tersebut, Bu Nanik tetap gigih mencoba menembus pasar kuliner. Kegigihannya dalam menawarkan produk, akhirnya berbuah manis. 



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/cerita-mitra/ibu-rini-mitra-amartha-yang-jago-ambil-peluang-saat-pandemi/">Ibu Rini, Mitra Amartha Yang Jago Ambil Peluang Saat Pandemi</a></pre>



Saat ini jumlah produksi pisang goreng madu setiap harinya semakin meningkat. Walaupun usahanya termasuk dalam UKM, namun omzet yang didapatkan tidaklah sedikit.



<h2>Mengintip Resep Sukses Bu Nanik</h2>



Bu Nanik adalah contoh entrepreneur wanita yang sukses dengan inovasi produknya. Memanfaatkan bahan baku pada umumnya, namun dengan olahan yang berbeda. 



Memang tidak mudah, namun beliau memiliki rahasia pemasaran yang ampuh untuk melejitkan produk tersebut. Menjadi sukses bukan hanya karena pendidikan, namun pemilihan strategi tepat akan sangat berpengaruh.



<h3>1. Edukasi Produk</h3>



Jika Anda pernah makan pisang goreng madu Bu Nanik ini, pasti mengetahui tampilannya. Warna gosong kecoklatan yang bagi sebagian orang tidak menarik. Pisang goreng tersebut menggunakan madu tanpa campuran gula, sehingga warnanya lebih coklat gelap, namun rasanya manis. Pisang yang digunakan juga pisang raja yang telah tua. Informasi inilah yang selalu dijelaskan kepada konsumen. 



<h3>2. Diversifikasi Produk</h3>



Brand utama dari produk buatan Bu Nanik adalah pisang goreng madu, namun dalam memasarkannya beliau juga memperkenalkan jenis gorengan lainnya. Contohnya adalah nanas goreng, ubi madu, sukun, nangka, dan juga cempedak. Diversifikasi produk ini dibuat tidak keluar dari spesialisnya, tujuannya agar konsep brand yang telah ada tetap terjaga.



<h3>3. Free Product</h3>



Pada awal memperkenalkan pisang goreng mau buatannya, Bu Nanik yang memiliki bisnis catering hanya memberikan secara cuma-cuma kepada pelanggannya. Ternyata cara ini ampuh, setelah banyak orang yang mencicipinya, orderan pisang goreng semakin meningkat. Dalam satu hari, Bu Nanik bisa menjual ribuan pisang goreng madu.



<h3>4. Direct Selling</h3>



Pisang goreng madu tersebut dijual sendiri oleh Bu Nanik tanpa perantara. Tujuannya agar konsumen percaya dan yakin. Cara pemasarannya dengan membuat flyer yang dibagi-bagikan serta menawarkan pada orang-orang yang melintas. Banyak yang awalnya tidak mau mencoba, namun setelah mencicipi justru menjadi ketagihan.



<h3>4. Konsep Kemasan</h3>



Untuk semakin membuat pisang goreng madu memiliki nilai jual yang tinggi, penting memperhatikan kemasannya. Hal inilah yang dilakukan oleh Bu Nanik. Beliau menggunakan logo berupa karikatur dirinya yang dicetak pada kotak kemasan. Selain itu, setiap pisang yang akan dikemas juga dilapisi dengan kertas berlogo sebagai identitas branding.



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/work-smart/bagaimana-islam-mengatur-jual-beli/">Bagaimana Islam Mengatur Jual Beli?</a></pre>



Menjadi pencetus inovasi pisang goreng madu yang populer memerlukan kerja keras dan keuletan untuk sukses. Namun bagi beberapa orang, niat, usaha dan kreatifitas saja belum cukup terlebih lagi apabila tidak ada modal seperti para perempuan pengusaha mikro di pedesaan. 



Maka dari itu, kamu bisa memberdayakan mereka dengan menyalurkan modal usaha melalui Amartha lho. Ada imbal hasil sampai 15% flat per tahun yang bisa kamu dapatkan. Pelajari mengenai Amartha <a href="http://www.amartha.com">di sini.</a>

Ssst, Ini Rahasia Pisang Goreng Madu Bu Nanik yang Laris Manis!

large_umkm-sosok-pahlawan-ekonomi-nasional-yang-sebenarnya.jpeg

medium_umkm-sosok-pahlawan-ekonomi-nasional-yang-sebenarnya.jpeg

small_umkm-sosok-pahlawan-ekonomi-nasional-yang-sebenarnya.jpeg

thumbnail_umkm-sosok-pahlawan-ekonomi-nasional-yang-sebenarnya.jpeg

umkm-sosok-pahlawan-ekonomi-nasional-yang-sebenarnya.jpeg

Di era sekarang, sektor <a href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/tips-bisnis/umkm-pengertian-jenis-dan-perkembangannya-di-indonesia/">UMKM</a> (Usaha Kredit Mikro dan Menengah) menjadi pahlawan ekonomi nasional yang sebenarnya. Apalagi, pada masa pandemi Covid-19 ini, keberadaan UMKM menjadi sangat vital. Sebab, kontribusi dari UMKM telah mencapai 60% Produk Domestik Bruto (PDB).



Di saat pandemi dan sebagian perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan, UMKM punyai peran strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Bisnis UMKM memang disebut-sebut lebih tahan terhadap krisis ekonomi.



<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/indonesia-terancam-resesi-apa-yang-harus-kita-lakukan/">Indonesia Terancam Resesi, Apa Yang Harus Kita Lakukan?</a>



Hal ini dibuktikan ketika tahun 1998 saat Indonesia mengalami krisis moneter, sebanyak 64% dari jumlah keseluruhan UMKM nasional tidak mengalami perubahan omset. Berdasarkan persentase tersebut, artinya ada 225.000 UMKM yang tidak terkena dampak krisis moneter waktu itu.



Sementara itu, hasil survei TA ADB 2001 menyebutkan bahwa dari lima ratus UMKM di Semarang dan Medan, 78% di antaranya tidak terkena dampak krisis. Dengan sifatnya yang begitu tangguh dalam menghadapi krisis ekonomi, UMKM pun mampu menjadi tulang punggung perekonomian nasional.



Ketua Umum Asosiasi UMKM M Ikhsan Ingratubun mengungkapkan UMKM sebagai pahlawan pandemi covid-19. Adanya UMKM mampu menciptakan efek domino dari hulu ke hilir. Ikhsan menyebutkan bahwa ketika UMKM memiliki kecukupan modal maka roda perekonomian akan berputar, daya beli akan tumbuh, dan saat itu lah banyak sektor merasakan hal positif.



Melihat kontribusi PDB yang mencapai 60%, kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia pun diprediksi bisa meningkat terus. Hal ini sangat mungkin terjadi, terutama sekarang banyak UMKM yang mulai beralih ke online platform agar dapat beradaptasi dengan masa pandemi.



<a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">P</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">r</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">o</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">d</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">u</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">k</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">G</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">o</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">o</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">g</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">l</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">e</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/"> Ini</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">B</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">i</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">s</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">a</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">B</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">i</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">k</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">i</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">n</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">B</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">i</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">s</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">n</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">i</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">s</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">K</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">a</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">m</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">u</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">U</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">n</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">t</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">u</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">n</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">g</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">d</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">a</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">n</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">S</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">e</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">g</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">e</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">r</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">a</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">M</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">e</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">r</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">d</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">e</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">k</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">a</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/"> </a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">F</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">i</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">n</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">a</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">n</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">s</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">i</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">a</a><a href="https://amartha.com/blog/produk-google-yang-bisa-buat-bisnis-kamu-untung-dan-lekas-merdeka-finansial/">l</a>



Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM sebanyak 8 juta atau setara 13% dari total keseluruhan UMKM nasional sudah beralih ke daring. Sementara sisanya masih berjuang menggunakan cara konvensional.



Adapun, bisnis UMKM memang dikenal bergerak di banyak sektor, seperti kuliner, kerajinan tangan, fesyen, hingga pertanian. Karena itu, produk yang ditawarkan oleh para pelaku UMKM pun semakin beragam. Sebagai konsumen, masyarakat juga dimanjakan dengan jutaan opsi produk UMKM yang bisa dipilih sesuai kebutuhan dan preferensi.



Terlebih, jika dibandingkan dengan produk-produk lainnya, produk UMKM cenderung lebih dekat ke konsumen. Perlu diketahui, para pelaku UMKM tersebar di berbagai tempat di Indonesia, bukan hanya fokus di kota-kota besar.



Keberadaan UMKM ini secara tidak langsung telah memperkecil jurang ekonomi. Masyarakat di kota terpencil tidak perlu repot jauh-jauh datang ke kota besar untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk itu, tidak salah memang menyebut UMKM sebagai pahlawan nasional yang sebenarnya di Indonesia.



Nah, kamu juga bisa loh untuk berinvestasi sekaligus membantu UMKM dengan bergabung menjadi<a href="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/"> pendana di Amartha</a>. Pasalnya, dengan menjadi pendana bagi para perempuan pengusaha mikro mitra Amartha, kamu berarti telah berpartisipasi menciptakan dampak sosial yang nyata berupa kesejahteraan merata loh.



Selain itu, kamu juga akan mendapatkan keuntungan hingga 15% per tahun dan cash flow mingguan. Yang lebih menarik, pembayaran angsurannya bisa bisa diambil kapan saja!

UMKM, Sosok Pahlawan Ekonomi Nasional Yang Sebenarnya

large_produk-mitra-usaha-amartha-ini-berhasil-tembus-pasar-nasional-hingga-internasional.png

medium_produk-mitra-usaha-amartha-ini-berhasil-tembus-pasar-nasional-hingga-internasional.png

small_produk-mitra-usaha-amartha-ini-berhasil-tembus-pasar-nasional-hingga-internasional.png

thumbnail_produk-mitra-usaha-amartha-ini-berhasil-tembus-pasar-nasional-hingga-internasional.png

produk-mitra-usaha-amartha-ini-berhasil-tembus-pasar-nasional-hingga-internasional.png

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pendorong ekonomi Indonesia. Jumlahnya yang terus meningkat setiap tahun dapat memperkuat ekonomi dari jurang resesi. Maka dari itu pemerintah kembali menggaungkan program berupa Dukung Buatan Lokal.



Selaras dengan program pemerintah, Amartha yang merupakan perusahaan peer to peer lending yang khusus menghubungkan pendana kepada pengusaha mikro di pedesaan turut memberdayakan para pengusaha mikro agar produk mereka dapat bersaing. Pasalnya, Amartha tak hanya memberikan pinjaman modal usaha saja melainkan juga pendampingan usaha.



Berikut ini produk usaha mitra Amartha yang berhasil bersaing dan menembus pasar nasional bahkan internasional: 



Batik Tulis oleh Titiek Partina



<figure class="wp-block-image size-large td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2020/09/IMG_4187-copy.jpg"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/IMG_4187_copy_1024x682_6850cc692e.jpg" alt="" class="wp-image-8400"/></figure>



<a href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/cerita-mitra/bergabung-dengan-amartha-titiek-partina-sukses-kembangkan-usaha-batik/">Titiek Partina</a> merupakan mitra usaha Amartha yang berasal dari Imogiri, Yogyakarta. Ketertarikannya pada membatik membuat ia terus berlatih hingga memutuskan untuk membuka usaha batik. Keterampilan yang terus dilatih itu ternyata membuahkan hasil. Produknya dilirik oleh teman-teman dari UNESCO dan kemudian menjalin kerjasama. Tak hanya itu saja, Titiek Partina juga berpartisipasi dalam pameran kerajinan terbesar di Indonesia, INACRAFT. 



Keripik Sukun oleh Pariyah



<figure class="wp-block-image size-large td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2019/09/Pariah-amartha-scaled-e1580291588514.jpg"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/Pariah_amartha_1024x683_758e7dc3f0.jpg" alt="pariah money+" class="wp-image-6044"/></figure>



Berawal dari banyaknya sukun di rumah, <a href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/cerita-mitra/ibu-pariyah/">Pariyah</a> mengolahnya menjadi camilan ringan. Tak disangka camilan tersebut disukai oleh banyak orang. Ia kemudian memutuskan untuk memulai usaha keripik sukun di depan rumahnya di Klaten. Setiap hari Pariyah mengolah 600 buah sukun atau setara dengan tujuh kuintal dan dibantu oleh 12 karyawan. Lebih dari itu, setiap bulan Pariyah juga mengirimkan 20 kilogram keripik sukun ke Jepang.&nbsp; 



APD oleh Riniarsonowati



<figure class="wp-block-image size-large td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2020/09/DSC08463.png"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/DSC_08463_1024x576_c9e3f32b55.png" alt="" class="wp-image-8511"/></figure>



Semula Rini hanya membuka usaha industri sandal dan sepatu saja. Ia yang baru beberapa bulan bergabung dengan Amartha harus dihadapkan pada kondisi covid. Namun Rini melihat peluang untuk menambah jaringan usahanya ke produksi APD. Kini produknya sudah didistribusikan di wilayah Banten dan dapat menyelamatkan banyak orang dari pandemi Covid ini.&nbsp; 



Itulah produk-produk dari mitra usaha Amartha yang berhasil bersaing dengan UKM lainnya. Dengan berpartisipasi dalam memberdayakan perempuan pengusaha mikro bersama Amartha, Anda telah menciptakan banyak dampak sosial. Tunggu apalagi, <a href="http://www.amartha.com">danai mitra usaha sekarang!</a>

Produk Mitra Usaha Amartha Ini Berhasil Tembus Pasar Nasional Hingga Internasional

large_digitalisasi-umkm-tantangan-dan-peluang.jpeg

medium_digitalisasi-umkm-tantangan-dan-peluang.jpeg

small_digitalisasi-umkm-tantangan-dan-peluang.jpeg

thumbnail_digitalisasi-umkm-tantangan-dan-peluang.jpeg

digitalisasi-umkm-tantangan-dan-peluang.jpeg

Pandemi Covid-19 bisa dibilang telah mengakibatkan krisis ekonomi pada berbagai sektor, salah satu yang paling terkena dampaknya adalah <a href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/tips-bisnis/umkm-pengertian-jenis-dan-perkembangannya-di-indonesia/">UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)</a>. Dampak yang menghantam UMKM bermacam-macam bentuknya antara lain adalah pengaruh terhadap omset, penjualan produk, hingga penutupan usaha.



Walau kondisi usaha sedang memburuk, ternyata masih banyak juga UMKM yang mampu bertahan dan bahkan mampu meraih keuntungan di tengah situasi pandemi Covid-19. Kondisi pandemi yang menimbulkan <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/sering-keliru-ini-loh-bedanya-resesi-ekonomi-dan-depresi-ekonomi/">krisis ekonomi</a> ini justru membuat UMKM berinovasi dengan melakukan ekspansi yaitu menambah jenis saluran penjualan dan pemasaran.



<h2>Peluang Digitalisasi Bagi Sektor UMKM</h2>



Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
yang dilakukan pemerintah selama pandemi Covid-19 harusnya dilirik sebagai
peluang untuk berdagang secara daring (online). Apalagi, faktanya saat ini
sudah banyak UMKM yang merasa terbantu dengan penggunaan internet.



Di bulan Maret 2020 kemarin, Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/suku-bunga-bi-turun-ini-arti-dan-dampaknya-bagi-kita/">Bank Indonesia</a> mencatat transaksi pembelian lewat empat perdagangan elektronik (e-commerce) di Indonesia meningkat 18,1 persen menjadi 98,3 juta transaksi.



Total nilai transaksinya juga bertumbuh
hingga 9,9 persen menjadi Rp20,9 triliun. Peningkatan transaksi terbesar adalah
kebutuhan primer, yakni makanan dan minuman (52 persen), perlengkapan sekolah
(34 persen), dan perawatan pribadi, seperti pensanitasi tangan dan masker (29
persen).



Perubahan perilaku konsumen dengan
membatasi interaksi fisik dan mengurangi aktivitas di luar rumah karena PSBB.
Hal ini terbukti memberi peluang lebih besar kepada UMKM yang sudah terhubung
dengan ekosistem digital untuk bertahan atau bahkan melaju di tengah pandemi.



<h2>Tantangan Digitalisasi Di Sektor UMKM</h2>



Walau begitu, transformasi digital tak selamanya mulus karena tidak semua UMKM siap menjalankan usaha secara digital. Sampai saat ini, dari sekitar 64 juta populasi UMKM di Indonesia, tercatat baru 13 persen saja yang telah terhubung ke ekosistem digital.



Sebaliknya, 87 persen sisanya dalam kondisi luring (offline) atau seluruh aktivitas usaha mulai pembelian, penjualan, pemasaran, hingga pembayaran masih sangat bergantung pada interaksi fisik.



<a href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/tips-bisnis/5p-strategi-umkm-agar-bisa-bersaing-di-pasar-global/">5P: Strategi UMKM Agar Bisa Bersaing di Pasar Global</a>



Tantangan lain yang dialami oleh UMKM di Indonesia adalah soal permodalan. Saat ini, UMKM yang mendapatkan modal usaha dari perbankan masih sangat rendah, yaitu hanya 19.4% saja berdasarkan data SKK BI pada Maret lalu. UMKM sulit mendapatkan pinjaman dari perbankan karena adanya administrasi serta jaminan yang terlalu besar. Minimnya <a href="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/">akses permodalan </a>pada UMKM membuat mereka sulit untuk berpartisipasi pada ekosistem ekonomi digital. 



Adapun, Pandemi covid-19 saat ini merupakan momentum yang tepat untuk Indonesia melakukan percepatan digitalisasi UMKM. Kementerian Koperasi dan UKM diketahui juga tengah menyusun Strategi Nasional UMKM dan Koperasi. 



Instrumen kebijakan yang untuk pertama kali dimiliki Indonesia ini nantinya dapat mewadahi kerja kolaboratif seluruh komponen bangsa. Tidak terbatas untuk pendidikan, pelatihan, dan pendampingan UMKM dan koperasi memanfaatkan ekosistem digital.



<h2>Dukung UMKM Melalui P2P Lending Amartha</h2>



<div class="wp-block-image td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2017/08/WhatsApp-Image-2020-12-16-at-12.59.27-PM.jpeg"><figure class="aligncenter size-large"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/Whats_App_Image_2020_12_16_at_12_59_27_PM_1024x682_a1290a9c42.jpeg" alt="investasi amartha" class="wp-image-9890"/></figure></div>



Lebih dari 60% GDP Indonesia ditopang oleh UMKM. Namun, di ekosistem ekonomi digital sendiri, masih banyak UMKM yang sulit untuk berpartisipasi. Slaah satu maslah yang dialami adalah kurangnya modal usaha dan literasi digital.



Guna mendorong UMKM agar semakin lebih kuat dan mandiri lagi, Anda bisa mendukung mereka dengan melakukan investasi di <a href="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/">P2P Lending</a> Amartha. Amartha adalah P2P Lending yang menghubungkan investor kepada para perempuan pelaku usaha mikro di pedesaan.



Amartha merupakan <a href="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/">P2P Lending paling aman</a> karena sudah mendapatkan izin usaha dari OJK. Dengan berinvestasi di Amartha, Anda akan mendapatkan keuntungan sampai 15% Flat per tahun. 



Tertarik berinvestasi di Amartha? Segera daftarkan diri kamu di <a href="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/">www.amartha.com</a>!

Digitalisasi UMKM: Tantangan dan Peluang

large_bikin-bangga-deretan-produk-lokal-ini-udah-go-international.jpeg

medium_bikin-bangga-deretan-produk-lokal-ini-udah-go-international.jpeg

small_bikin-bangga-deretan-produk-lokal-ini-udah-go-international.jpeg

thumbnail_bikin-bangga-deretan-produk-lokal-ini-udah-go-international.jpeg

bikin-bangga-deretan-produk-lokal-ini-udah-go-international.jpeg

Di tengah menjamurnya produk asing yang beredar di Indonesia, ternyata banyak produk lokal yang berhasil eksis sampai sekarang loh. Masalahnya, sampai sekarang masih banyak kebanyakan orang yang merasa gengsi dalam membeli produk lokal. Sebagian besar masyarakat Indonesia diketahui masih seringkali meremehkan kualitas produk lokal ketimbang produk luar negeri, apalagi jika menyangkut barang-barang branded.



Padahal produk lokal tidak selamanya berkualitas jelek loh. Malahan saat ini ada banyak produk lokal yang kualitasnya tidak kalah dengan produk luar negeri. Bahkan, banyak produk lokal yang saat ini sudah berhasil go internasional. Berikut ini deretan produk lokal yang sukses go internasional!



1. Silver Queen&nbsp;&nbsp;



<figure class="wp-block-image"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/gx_Rh_Ucn_5_C_Xc_IK_17_Dt_Lck3_X_Jwr_H04ts4ug2819azg_L_Ix_U_S_Fp_Y_Fsw_C1v_XRB_o_QDHS_St29_MUE_Yr_F_vvt_HZEH_Jw5_UL_Em_ht_L_Eox3_Pav_V2_Nqx1_Bp_T_Cg_Ol_C_Lv_CU_Sh7_T_4o03_Mu4uj0_R_f64a7e9d2f.jpeg" alt=""/></figure>



Merek cokelat yang satu ini pasti sering kamu temukan di berbagai toko maupun minimarket. Meski begitu, mungkin tidak banyak yang tahu bahwa merek cokelat ini merupakan produk asli Indonesia. Hebatnya, cokelat asal Indonesia ini tak kalah dengan merek luar negeri seperti Toblerone, Cadburry, Kit Kat, dan sebagainya loh. Bahkan, Silver Queen sekarang telah melebarkan sayapnya ke negara lain seperti Filipina, Singapura, Amerika, dan lain-lain.



Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/cerita-mitra/ibu-pariyah/">Ibu Pariyah, Mitra Usaha Amartha Yang Produknya Dijual Sampai Ke Jepang</a>



2. Kopiko&nbsp;&nbsp;



<figure class="wp-block-image"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/Gy0_S_Oykc_Hjp_9_Dnjsm_E_Xo_B8b_Ht_Dme_Ua_Tm_JEV_Mf_S8phr_Uc_CX_2e_W5z_Tz2o_WF_n7_SH_5_FN_Gu2_T_g_M_Br_Q_Gsmc7_Wy_T_V8_L1g_ag_Vy23_FN_Xss8v_Jjo_U_Ut26h_K7e3cz_Enun_W7z_Tapr_G5_J8_cf2a23a9f1.jpeg" alt=""/></figure>



Produk lokal yang sukses go internasional selanjutnya adalah permen Kopiko. Permen Kopiko adalah salah satu produk yang legendaris di Indonesia. Sudah berhasil menembus pasar di lebih dari 50 negara dunia, ketenaran Kopiko saat ini sudah tidak perlu diragukan. Dari Beneluks, Italia, hingga Portugal, Kopiko begitu diminati.



3. La Fonte&nbsp;



<figure class="wp-block-image"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/xlf4_Pw_XT_5_Sw2s_LF_Yg_R7aa7_Rjxxta_G_Zi1_Be_Q5_Qwz_JQQ_4r_Oe_I8_F_Hy5scaa_N_De_B_Wj0fv_Ryjx_T4_Y85ow_H65_O1y_Kx3_Jsdc_B_Fi_GCNQ_Xazog_QZD_Nkbm_Ip_5r_R4lw0_RFEH_9a_Om_E_Perz_RM_62_b4ebecdb74.jpeg" alt=""/></figure>



Siapa sih yang mengira kalau merek pasta yang satu ini berasal dari dalam negeri? La Fonte berada di bawah naungan PT Bogasari dan menyediakan produk pasta kering serta sausnya. Beberapa negara seperti Korea, Thailand, dan Malaysia menjual produk lokal Indonesia ini loh!



4. Tolak Angin&nbsp;



<figure class="wp-block-image"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/9_V_Ze14_Ryj_Na4_Q_Km_YMH_5_L_Rwj1_HLY_Mnaqq_Wwdo_JIFEAQJ_6a_AED_vlfca_VT_Qyn_YH_4j_J_Ec_JGDU_0_P4_Q_Pvu8_Gf_QN_3_J59_Ol7l_It_M1_A_Vt_QV_16_Qb_Pndd_Zy_I_Pd_S_Cu_TWZ_Timfgc5j_Y_Rn5z_F3_c15f73dab6.jpeg" alt=""/></figure>



Produk jamu cair pertama di Indonesia ini dibuat dengan racikan homemade dengan resep yang tidak pernah berubah, tepatnya sejak tahun 1951 hingga sekarang. Bahan-bahannya diambil dari berbagai rempah alami seperti biji adas, kayu ules, jahe, dan daun cengkeh yang dapat menghangatkan badan. Sekarang ini, produk Tolak Angin sudah mampu go internasional. Produk dengan tagline “Orang Pintar Minum Tolak Angin” ini telah beredar di berbagai negara seperti Hong Kong, Australia, Belanda, bahkan Amerika Serikat.&nbsp;



5. Indomie



<figure class="wp-block-image"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/va39_F_Rc_U04_J5_Xl_SH_So_JF_9_P_Zj_Ka_Ts_YE_Pm_F_Cx_RL_1q_R_Lq_Fea_Mm_Aht_O6p_Ydk_X_Wp_Jcq_D2w_Uoh_F8i69_XUIRXHBR_Ynrh_p_BGDA_4_U98jqb_X_Tx_Gv_JV_20h_V_Dldcy8qe_LJ_Bm7x_J_Onb3_Zf_TS_1_K_873cd04917.jpeg" alt=""/></figure>



Produk lokal yang sukses go internasional terakhir berupa mi instan bernama Indomie. Sejak tahun 1972 hingga saat ini terus menjadi produk legendaris Indonesia. Kamu pasti akan bisa menemukan produk Indomie di setiap minimarket yang ada pada berbagai negara.



Bahkan saking populernya, Bahasa yang ada pada kemasan Indomie telah disesuaikan dengan keberadaannya, misalnya di Korea, tulisannya akan berubah menjadi hangeul. Begitu juga di negara-negara lainnya, mulai dari Asia, Amerika, Australia, Eropa, hingga Afrika.



Nah, itulah deretan produk lokal yang sukses go internasional. Sebagai orang Indonesia, tentunya kamu juga harus mulai mendukung berbagai produk lokal. Salah satu cara yang bisa kamu lakukan dalam mendukung produk lokal dengan bergabung menjadi<a href="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/"> pendana di Amartha</a>. Pasalnya, dengan menjadi pendana bagi para perempuan pengusaha mikro mitra Amartha, kamu berarti telah berpartisipasi menciptakan dampak sosial yang nyata berupa kesejahteraan merata sekaligus mendukung produk lokal.

Bikin Bangga, Deretan Produk Lokal Ini Udah Go International!

Tag: dukung buatan lokal