small_marak-penipuan-investasi-online-begini-modusnya.jpeg

thumbnail_marak-penipuan-investasi-online-begini-modusnya.jpeg

marak-penipuan-investasi-online-begini-modusnya.jpeg

Apakah kamu sedang berencana investasi online tapi kamu takut ditipu dan rugi? Sebagai calon investor, ada beberapa hal yang harus kamu ketahui untuk menghindari penipuan investasi online. Sebab, sudah banyak korban penipuan investasi akibat terjebak dengan berbagai modus yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab.



Maraknya penipuan investasi bodong ini perlu kamu waspadai. Oleh sebab itu kamu wajib mengenali apa saja ciri-ciri dan modus dari penipuan investasi ini!&nbsp;



<h2>Ciri-Ciri Penipuan Investasi Online</h2>



<h3>1. Informasi Produk Tidak Jelas</h3>



Ciri-ciri investasi bodong biasa terlihat dari rekam jejak ataupun asal usul perusahaannya yang tidak jelas. Biasanya informasi produk yang ditawarkan juga tidak bisa kamu temukan infonya secara valid. Itu berarti perusahaan tersebut tidak memiliki kredibilitas dalam mengelola investasi. Jika kamu meminta penjelasan terkait produk ataupun cara pengelolaan dana secara menyeluruh, perusahaan tersebut akan memberikan jawaban yang tidak jelas dan mendesak kamu untuk segera berinvestasi.



<h3>2. Cara Penjualan Tidak Resmi</h3>



Selain informasi produk yang tidak jelas, investasi bodong juga memiliki cara penjualan yang tidak resmi. Berbeda dengan halnya lembaga keuangan yang menyediakan layanan investasi akan melakukan cara penjualan secara resmi dan alur transaksi yang jelas. Sebaliknya, investasi ilegal justru melakukan cara penjualan secara abal-abal.



<h3>3. Menjanjikan Keuntungan yang Tidak Wajar</h3>



Modus penipuan investasi online juga bisa dikenali dengan ciri-ciri berupa menjanjikan keuntungan yang tidak wajar. Tak hanya itu, biasanya mereka juga akan mengiming-imingi keuntungan dalam waktu singkat tanpa risiko. Hal ini perlu kamu ketahui, sehingga nantinya kamu tidak akan mudah tergiur terhadap investasi dengan keuntungan besar.



<h3>4. Pengelolaan Dana Tidak Transparan</h3>



Sebelum kamu akan berinvestasi, tentu kamu perlu mengetahui terlebih dahulu bagaimana cara investasi yang benar. Jika praktik investasi tersebut legal, segala aktivitas pengelolaan dana perlu dilakukan secara jelas dan transparan. Sebaliknya, investasi yang ilegal biasanya memiliki pengelolaan dana yang tidak transparan. Jika ciri-ciri ini sudah terlihat, kamu perlu mewaspadainya agar terhindar dari kasus penipuan investasi bodong akibat oknum tidak bertanggung jawab.



<h3>5. Tidak Mengantongi Izin dari Otoritas yang Berwenang</h3>



Ciri-ciri penipuan investasi yang paling mudah dikenali biasanya lembaga investasi yang bersangkutan tidak memiliki izin dari otoritas yang berwenang. Perlu kamu ketahui, bahwa perizinan adalah syarat mutlak dari investasi legal. Namun jika kamu menemukan perusahaan yang belum mengantongi izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka kamu perlu mewaspadainya.



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/waspada-9-daftar-investasi-bodong-cek-yuk/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Waspada! 9 Daftar Investasi Bodong, Cek Yuk!</a></pre>



<h2>Ciri-Ciri Investasi Online Legal dan Terpercaya</h2>



Jika kamu sudah mengetahui apa saja modus dan ciri-ciri dari investasi bodong, kamu juga perlu mengetahui ciri-ciri investasi online yang legal dan terpercaya. Ciri-ciri tersebut, bisa menjadi bahan pertimbangan kamu sebelum melakukan investasi di lembaga terpercaya. Apa saja ciri-cirinya? Berikut selengkapnya!



<h3>1. Terdaftar di OJK</h3>



Dalam menentukan perusahaan yang legal untuk kegiatan investasi, hal pertama yang perlu dilihat adalah lembaga tersebut harus terdaftar di OJK. Hal ini dikarenakan OJK memiliki tugas untuk mengatur dan mengawasi setiap kegiatan dari jasa keuangan mulai dari Perbankan, Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Non Bank.



<h3>2. Terdaftar di BEI</h3>



Jika lembaga investasi tersebut merupakan perusahaan pialang, maka kamu harus memastikan bahwa lembaga tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perlu diketahui, BEI bertanggung jawab dalam menyelenggarakan dan menyediakan sistem sarana dalam transaksi jual-beli efek antara investor dengan perusahaan. Tanpa adanya izin dari BEI ini maka kamu harus waspada dengan investasi yang dijalankan.



<h3>3. Terdaftar di BAPPEBTI</h3>



Selain harus terdaftar di OJK maupun BEI, semua jenis aktivitas investasi juga harus memiliki izin resmi dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). Badan pengawas ini memiliki wewenang untuk melakukan pengaturan serta pengawasan dari perdagangan berjangka.



Ingin terhindar dari penipuan investasi online? Pastikan kamu berinvestasi di Amartha untuk mendanai UMKM di Indonesia. P2p lending <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Amartha</a> bisa menjadi pilihan yang tepat untuk berinvestasi dengan imbal hasil hingga 15% flat per tahun. Yuk, langsung download dan mulai modalin di Amartha!



Download aplikasi Amartha di <a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Android</a> Download aplikasi Amartha di <a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv" target="_blank" rel="noreferrer noopener">iOS</a>



<div class="wp-block-buttons">
<div class="wp-block-button"><a class="wp-block-button__link has-vivid-purple-background-color has-background" href="https://amartha.com/id_ID/" style="border-radius:30px">Daftar Sekarang</a></div>
</div>

Marak Penipuan Investasi Online, Begini Modusnya!

large_mengenal-masing-masing-risiko-investasi-ini-yuk.jpeg

medium_mengenal-masing-masing-risiko-investasi-ini-yuk.jpeg

small_mengenal-masing-masing-risiko-investasi-ini-yuk.jpeg

thumbnail_mengenal-masing-masing-risiko-investasi-ini-yuk.jpeg

mengenal-masing-masing-risiko-investasi-ini-yuk.jpeg

Ingin mencapai financial freedom ? Berinvestasi merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan kebebasan finansial. Saat ini, sudah banyak pilihan aset investasi yang bisa dipilih dengan karakteristiknya masing-masing. Mulai dari investasi di reksadana, saham, kripto maupun di p2p lending.



Dalam berinvestasi tentu kamu harus mengetahui masing-masing risiko yang bisa terjadi, terlepas dari apapun jenis investasinya. Yuk, sama-sama kita ketahui risiko investasi di tiap-tiap tipe aset digital ini!



<h2>Risiko Investasi Kripto</h2>



Jumlah peminat investasi kripto terbilang menanjak sejak pandemi COVID-19 melanda dunia beberapa tahun lalu. Baik investor ritel maupun investor institusi mencoba meraup cuan dari aset digital satu ini. Keuntungan yang didapat dari investasi kripto memanglah cukup menggiurkan.&nbsp;



Namun, perlu kamu tahu aset digital satu ini juga memiliki sejumlah risiko yang perlu kamu pertimbangkan. Yuk, simak beberapa risiko investasi cryptocurrency ini.



<h3>1. Gejolak Pasar yang Tinggi</h3>



Harga cryptocurrency terus terombang-ambing dan sulit untuk diterka. Kamu pun akan mengalami kesulitan dalam menaksir untung atau rugi dalam berurusan dengan aset satu ini.



<h3>2. Kejahatan Siber</h3>



Cryptocurrency adalah benda yang berbasis teknologi, sehingga investasi ini sangat rentan mengalami peretasan. Jika hal itu terjadi maka koin kripto yang digenggam investor bisa lenyap dan berujung pada kerugian yang amat dalam. Investor perlu memastikan reputasi platform cryptocurrency sebelum menginvestasikan uang ke dalamnya.



3. Bursa Cryptocurrency Bodong



Penerbit cryptocurrency tidak diharuskan menyediakan informasi memadai tentang latar belakang aset kripto di platformnya. Sehingga orang-orang tak bertanggung jawab cenderung memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mencuri uang investor bermodus iming-iming imbal hasil investasi yang tak masuk akal. Dampaknya, investor bisa terjebak karena menaruh uang di platform-platform cryptocurrency bodong.



4. Pengguna Tidak Bisa Memulihkan Transaksi Nyasar&nbsp;



Dunia cryptocurrency memiliki sifat terdesentralisasi di mana kegiatan keuangan di dalamnya tidak diatur dan diawasi oleh regulator tertentu seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berbeda dengan jasa keuangan lainnya.



Akibatnya, tidak ada satu pun pihak yang mampu mengintervensi ketika terjadi ketidakseimbangan pasar atau tindak kriminal yang menyebabkan kerugian besar di pasar aset kripto. Begitu pula pengguna tidak bisa meminta bantuan jika ada kesalahan transaksi atau mengirimkan aset kripto ke alamat yang salah.



5. Hambatan Regulasi di Beberapa Negara



Aktivitas dari kegiatan cryptocurrency memang cukup sulit untuk diawasi, sehingga ada beberapa negara yang memutuskan untuk melarang atau membatasi aktivitas yang berkaitan dengan aset digital ini. Dengan begitu, jika suatu Negara mengeluarkan kebijakan tertentu, maka akan berpengaruh pada nilai kripto yang berkaitan.



<h2>Risiko Investasi Saham</h2>



Investasi saham adalah sebuah bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan atau penyertaan modal dari seseorang, di dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Ketika berinvestasi di saham, ada beberapa keuntungan yang bisa kamu dapatkan yaitu dividen dan capital gain.&nbsp;



Meski menawarkan keuntungan, investasi saham tetap punya risiko yang sama besarnya loh. Nah, berikut ini adalah beberapa risiko yang bisa kamu rasakan ketika berinvestasi saham.



1. Risiko Capital Loss



Secara umum, capital loss bisa diartikan sebagai kerugian modal, atau penurunan nilai investasi yang menimbulkan kerugian bagi investor. Capital loss ini biasanya disebabkan oleh rendahnya harga jual saham dibeli investor dibandingkan harga belinya. Risiko capital loss ini sering dihadapi investor, karena nilai saham selalu berubah setiap waktu.



2. Risiko Saham yang Dibeli Tidak Likuid



Saham yang tidak populer umumnya kurang diminati, hanya sedikit yang beredar sehingga sulit untuk menjualnya kembali. Jika kamu terjebak membeli saham yang tidak likuid, ada risiko akan kesulitan untuk menjualnya lagi.



3. Risiko Fluktuasi Harga Saham



Perlu kamu tahu tahu, harga saham akan berubah-ubah mengikuti mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Ada dua jenis penyebab umum yang menyebabkan perusahaan mengalami penurunan harga saham, yaitu risiko sistemik dan risiko non sistemik. Risiko yang menyerang semua saham secara keseluruhan sering disebut risiko sistemik. Sementara risiko yang hanya menyerang saham tertentu biasa dibilang sebagai risiko non sistemik.&nbsp;



4. Risiko Saham Delisting



Delisting merupakan penghapusan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga saham tidak bisa ditransaksikan lagi. Delisting dapat disebabkan permintaan sendiri atau pun karena keberlangsungan perusahaan terganggu. Jika sebuah saham delisting, maka investor terpaksa harus menjual saham yang dimiliki agar tak mengalami kerugian lebih parah jika nilai saham cenderung turun.



5. Risiko Likuidasi



Risiko investasi saham ini, terjadi apabila sebuah perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh investor saham tersebut dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau dibubarkan. Di dalam kondisi tersebut, maka pemegang saham akan menjadi pihak terakhir yang mendapatkan haknya setelah perusahaan memenuhi kewajiban kepada pihak lain. Namun tidak menutup kemungkinan, pemegang saham tidak akan mendapatkan apa-apa jika perusahaan sudah tidak memiliki harta yang tersisa.



<h2>Risiko Investasi Reksadana</h2>



Reksadana menjadi investasi yang dipilih oleh investor pemula karena modal yang rendah dan juga risiko yang terbilang rendah. Secara umum, ada empat jenis reksadana yang diperjualbelikan di Indonesia, yaitu reksadana saham, reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, dan reksadana campuran.



Meski cenderung rendah risiko, namun beberapa hal ini perlu kamu ketahui saat memutuskan untuk memilih investasi reksadana sebagai aset digital.



1. Risiko Penurunan Nilai



Adanya risiko penurunan nilai pada investasi reksadana. Harga reksadana dihitung tiap hari bursa dan bisa naik atau turun karena ada risiko pasar (market risk). Penyebab naik turun harga reksadana adalah perubahan harga aset di dalamnya. Setiap jenis reksadana bisa berbeda tingkat risiko yang dimiliki. Reksadana saham cenderung memiliki risiko paling tinggi tinggi, adapun reksadana pendapatan tetap dengan risiko paling rendah.



2. Risiko Likuiditas



Likuiditas berkaitan dengan pencairan reksadana. Risiko ini muncul ketika manajer investasi terlambat menyediakan dana untuk membayar pencairan (redemption) yang dilakukan oleh investor.



3. Risiko Wanprestasi



Risiko ini juga dikenal sebagai risiko kredit atau gagal bayar, yang terjadi jika rekan usaha manajer investasi gagal memenuhi kewajibannya.&nbsp;



4. Risiko Ekonomi dan Politik



Risiko ini terkait dengan kondisi ekonomi dan politik baik di dalam maupun di luar negeri. Misalnya, ada perubahan peraturan yang menyebabkan terpengaruhnya kinerja reksadana baik secara langsung atau tidak langsung. Perlu diingat, jika setiap jenis reksadana memiliki tingkat risiko yang berbeda, seiring dengan besarnya potensi keuntungan yang investor terima. Semakin tinggi risiko, semakin tinggi juga potensi keuntungan (high risk high return).



<h2>Risiko Investasi p2p Lending</h2>



Salah satu pilihan produk investasi yang sedang hangat dibicarakan adalah investasi dengan konsep <a href="https://amartha.com/id_ID/">Peer-To-Peer (P2P) Lending</a>. Konsep investasi ini adalah menghubungkan investor kepada peminjam melalui platform online.



Meski menawarkan kemudahan dan keuntungan lumayan, layaknya sebuah produk investasi, P2P Lending tetap memiliki beberapa risiko. Berikut ini adalah beberapa risiko berinvestasi di P2P Lending.



1. Tidak Bisa Menarik Dana di Tengah Jalan



Dalam melakukan investasi di P2P Lending, kamu sebagai pemberi pinjaman (lender) tidak dapat menarik dana di tengah jalan. Pada umumnya, tiap perusahaan P2P Lending punya aturan tersendiri dalam ketentuan pencairan dana. Tenor investasi yang ditawarkan oleh perusahaan P2P Lending bermacam-macam, biasanya dari 3 bulan, 6 bulan, hingga 1 tahun.



2. Risiko Keterlambatan Pembayaran Pinjaman dari Borrower



Pelaku UKM atau personal yang meminjam dana dari Lender melalui platform P2P Lending atau microfinance marketplace bisa saja terlambat melakukan pembayaran bunga ataupun pembayaran pokok pinjaman yang diakibatkan oleh berbagai hal.&nbsp;



3. Risiko Gagal Bayar



Ini merupakan salah satu risiko terbesar dari berinvestasi di P2P Lending. Peminjam mungkin saja tidak bisa membayar kembali pinjaman karena berbagai hal. Misalnya lender atau pemilik usaha yang mengalami kebangkrutan saat menjalankan bisnisnya. Di dunia perbankan, pinjaman yang gagal dibayar seringkali disebut Non-Performing Loan (NPL) atau kredit macet. Inilah pentingnya untuk mengaktifkan asuransi pinjaman yang biasanya tersedia di platform p2p lending.



4. Dana Investasi Dibawa Kabur



Risiko lainnya yang cukup besar buat lender saat berinvestasi di P2P Lending adalah penyalahgunaan dana. Jika kamu salah memilih perusahaan P2P Lending dengan kredibilitas buruk, dan tidak terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bisa saja perusahaan tersebut memiliki niat yang buruk sejak awal.



Alhasil, perusahaan P2P Lending lending tempat kamu menanamkan modal bisa hilang karena bangkrut atau parahnya dana dibawa kabur oleh pemilik perusahaan P2P Lending yang tidak bertanggung jawab.



Nah, untuk menghindari risiko-risiko tersebut dalam berinvestasi di P2P Lending, ada baiknya kamu memilih perusahaan yang terdaftar dan diawasi OJK maupun Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).



Salah satu perusahaan P2P Lending yang aman dan terpercaya adalah <a href="https://amartha.com/id_ID/">Amartha</a>, microfinance marketplace. Sejak tahun 2019, Amartha telah memiliki izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, Amartha juga terdaftar di Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).



Hingga saat ini, Amartha telah berhasil menghubungkan pendana (lender) dan mitra usaha (borrower) dengan total dana tersalurkan 8,7 triliun rupiah, kepada lebih dari 1,2 juta mitra perempuan pengusaha ultra mikro di 35.000 desa. Mendanai di Amartha memiliki risiko yang terukur dengan adanya credit scoring akurat. Kamu juga bisa mengetahui dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dihasilkan dari investasi kamu. Selain membantu UMKM yang membutuhkan modal usaha, sebagai lender kamu juga mendapatkan imbal hasil hingga 15% flat per tahun, dengan modalin mulai dari Rp 100.000 aja. Yuk, investasi sekarang!



Download aplikasi Amartha di <a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8">Android</a>



Download aplikasi Amartha di <a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv">iOS</a>



<div class="wp-block-buttons">
<div class="wp-block-button"><a class="wp-block-button__link has-vivid-purple-background-color has-background" href="https://amartha.com/id_ID/" style="border-radius:30px">Ayo Modalin</a></div>
</div>

Mengenal Masing-masing Risiko Investasi Ini, Yuk!

small_tips-pilih-perusahaan-investasi-online-modal-100-ribu-yang-aman.png

thumbnail_tips-pilih-perusahaan-investasi-online-modal-100-ribu-yang-aman.png

tips-pilih-perusahaan-investasi-online-modal-100-ribu-yang-aman.png

Era digitalisasi sekarang ini telah merambah ke berbagai aspek, termasuk ke sektor finansial. Digitalisasi dalam bidang finansial sendiri memberikan banyak dampak positif, misalnya adalah kemudahan berinvestasi secara online. 



Investasi online tidak hanya menawarkan kemudahan dalam mengaksesnya tetapi juga modal yang terjangkau, seperti <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="https://amartha.com/id_ID/">investasi mulai 100 ribu</a>. Sehingga investasi dapat diakses oleh banyak masyarakat. 



Meskipun mudah, investor tetap harus waspada dalam memilih perusahaan investasi. Pilihlah perusahaan investasi online yang aman dan terpercaya untuk meminimalisir kerugian di masa mendatang. 



<h2>Tips Pilih Perusahaan Investasi Online Modal 100 Ribu Yang Aman</h2>



Berikut ini adalah beberapa tips dalam memilih perusahaan <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="https://amartha.com/id_ID/">investasi 100 ribu</a> yang aman!



<h3>1. Cari Tahu Kejelasan Skema dan Produk Investasinya</h3>



Perusahaan investasi online yang aman dan tepercaya pasti akan menjelaskan produk investasi secara jelas dan gamblang. Hal ini disebabkan mereka sudah memahami betul beragam produk investasi secara rinci. Setiap calon investor juga diberikan penjelasan yang jelas mengenai produk serta skema investasi.&nbsp;



Penjelasan yang mereka berikan tidak mengambang, namun benar-benar jelas. Investasi online memberikan penjelasan juga mengenai dana investasi, besarnya dana yang mengalir, serta besaran return yang akan diterima investor. Sebagai investor, kamu juga harus cerdas dan kritis menilai setiap produk yang ditawarkan.&nbsp;



Cermati skema yang dipakai oleh perusahaan investasi tersebut. Investasi penipuan biasanya memakai <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mengenal-investasi-skema-ponzi-dan-ciri-cirinya/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="Waspada, Kenali Ciri-Ciri Investasi Skema Ponzi">skema Ponzi</a> sehingga kamu harus memahaminya untuk bisa menjauhinya. Salah satu ciri skema Ponzi adalah adanya bunga dari investor yang hanya bisa diperoleh bila berhasil menarik orang baru untuk bergabung.&nbsp;



Skema ini sering dipakai oleh para investasi online bodong dan banyak yang tertipu. Bila diminta untuk menarik investor baru agar return naik, kamu patut curiga. Selebihnya skema Ponzi memang tidak dijelaskan secara gamblang oleh investor bodong.



<h3>2. Pastikan Alamat dan Nomor Kontak Perusahaannya</h3>



Meski berinvestasi secara online, jangan lupa untuk memastikan kantor fisik dan nomor telepon dari perusahaan investasi yang kamu pilih. Apakah benar pilihanmu memiliki kantor fisik dan benar-benar memiliki usaha tersebut. Apabila kamu tidak memiliki waktu untuk mendatangi kantor fisiknya, kamu bisa melakukan pengecekan singkat di search engine untuk melihat bentuk kantor dari perusahaan investasi online tersebut.



<h3>3. Pilih Platform Investasi Online yang Punya Sistem Keamanan Berlapis</h3>



Platform investasi online yang aman dan tepercaya biasanya memiliki sistem keamanan yang baik. Sistem keamanan terbaik ini biasanya terdiri three layer security atau 3 Factor Authentication (3FA) mulai dari level password, randomized numerical PIN serta One Time Password (OTP). Sistem keamanan lapis tiga membuat data pribadi nasabah aman dan terlindungi dari upaya pembobolan akun.



<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/deretan-platform-investasi-online-modal-100-ribu/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Deretan Platform Investasi Online Modal 100 Ribu</a>



<h3>4. Pastikan Telah Punya Izin dari OJK</h3>



Indonesia punya badan yang mengawasi produk keuangan termasuk investasi, yaitu <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mengenal-ojk-fungsi-dan-tugasnya/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="Mengenal OJK, Fungsi dan Tugasnya">Otoritas Jasa Keuangan (OJK)</a>. OJK memberikan izin kepada lembaga penyedia jasa investasi yang terpercaya. Pemberian izin lisensi legalitas juga diberikan pada produk-produk investasi yang mereka tawarkan.&nbsp;



Perusahaan investasi yang memiliki izin resmi OJK akan mencantumkan nomor izin OJK di laman website mereka. Supaya kamu lebih yakin dalam melakukan investasi online, izin OJK perusahaan investasi bisa dicek secara langsung di kantor OJK maupun lewat website resmi OJK.&nbsp;



Di laman resmi OJK, ada list perusahaan-perusahaan investasi yang sudah memiliki izin. Cek apakah perusahaan investasi yang akan kamu percayakan dana sudah ada di list tersebut atau belum. Jangan lupa untuk mengecek legalitas produk investasi maupun perusahaan investasi di OJK sebelum melakukan investasi online.&nbsp;



Well, itulah beberapa tips dalam memilih perusahaan <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="https://amartha.com/id_ID/">investasi modal 100 ribu</a> yang aman. Selamat mencoba ya!

Tips Pilih Perusahaan Investasi Online Modal 100 Ribu Yang Aman

large_investasi-peer-to-peer-lending-amartha.png

medium_investasi-peer-to-peer-lending-amartha.png

small_investasi-peer-to-peer-lending-amartha.png

thumbnail_investasi-peer-to-peer-lending-amartha.png

investasi-peer-to-peer-lending-amartha.png

Kegiatan investasi kini banyak dilirik oleh masyarakat Indonesia. Hal ini karena investasi merupakan salah satu jalan untuk memperoleh penghasilan tambahan dan sarana yang baik untuk menyiapkan tabungan masa depan atau dapat disebut sebagai <a href="http://www.amartha.com">investasi jangka panjang</a>.
Namun, masih banyak dari kita yang merasa bingung dan ragu untuk memilih produk investasi yang tepat. Apalagi di akhir-akhir ini muncul beragam instrumen investasi yang menawarkan berbagai macam keuntungan. Maka dari itu, investor wajib menyeleksi dengan ketat setiap instrumen yang akan dipilih nantinya.
Salah satu pilihan produk investasi yang sedang hangat dibicarakan adalah investasi dengan konsep Peer-To-Peer (P2P) Lending. Konsep investasi ini adalah menghubungkan investor kepada peminjam melalui platform online. 
Dengan pendekatan teknologi, investasi berkonsep P2P Lending dapat memudahkan baik investor maupun peminjam. Bagi investor, cukup mendaftarkan diri di <a href="http://www.amartha.com">situs investasi</a> yang diinginkan, lalu mendanai peminjam sesuai profil risiko. Sementara dari sisi peminjam bisa mendapatkan suntikan modal usaha. 
Ada banyak alasan mengapa P2P Lending patut dipertimbangkan sebagai salah satu pilihan investasi. Misalnya return of investment yang menarik. Di Amartha, Anda bisa mendapatkan keuntungan sampai 15% Flat per tahun.

Namun apa hal-hal lain yang melatarbelakangi pilihan investor pemula maupun mapan dalam P2P Lending sebagai pilihan investasi? Mari simak fakta-faktanya: 
Imbal hasil yang menarik
Berinvestasi pada P2P lending dapat memberikan imbal hasil yang fair bagi para investor. Beberapa platform bahkan menyediakan layanan di mana investor dapat menarik dana yang mereka miliki setiap minggunya, dengan akses yang mudah seperti pada platform Amartha .
Resiko Investasi yang terukur
Sistem credit scoring yang diberlakukan dalam berbagai investasi P2P Lending memungkinkan investor untuk mengukur besarnya risiko dan memprediksi imbal hasil yang akan didapatkan. Sehingga investor bebas memilih menerima dana yang paling sesuai dengan profil risiko mereka. 
Segmen Pasar di Sektor Rill yang Menguntungkan
Saat ini P2P Lending terbagi menjadi dua segmen, yaitu untuk usaha produktif dan untuk konsumtif. Salah satu kelebihan P2P Lending pada pembiayaan produktif ialah dapat meminimalisir risiko karena dana diputarkan kembali untuk usaha sehingga investor dan peminjam (dalam hal ini UMKM) sama-sama mendapatkan untung. 
Jadi, sudah sedikit terbayang bukan apa saja manfaat investasi di instrumen P2P dan berbagai keuntungannya? Ketahui lebih banyak mengenai instrumen ini melalui salah satu <a href="http://www.amartha.com">investasi P2P terbaik</a> di Indonesia, Amartha.
Hingga saat ini, Amartha telah berhasil menghubungkan investor dan mitra usaha dengan total dana tersalurkan lebih dari 2.5 Triliun kepada lebih dari 500.000 mitra perempuan di pedesaan. Risiko terukur, investasi dengan impact sosial yang menguntungkan.

Investasi Online di Platform P2P Lending, Apa Keuntungannya?

large_jangan-boros-selagi-muda-tips-investasi-buat-generasi-millennials.jpeg

medium_jangan-boros-selagi-muda-tips-investasi-buat-generasi-millennials.jpeg

small_jangan-boros-selagi-muda-tips-investasi-buat-generasi-millennials.jpeg

thumbnail_jangan-boros-selagi-muda-tips-investasi-buat-generasi-millennials.jpeg

jangan-boros-selagi-muda-tips-investasi-buat-generasi-millennials.jpeg

Rajin menabung nampaknya kini bukan cara yang baik untuk mendapatkan untung. Hal ini dikarenakan tingginya inflasi harga barang setiap tahun serta adanya potongan administrasi bank dan faktor lainnya, maka rasanya menabung saja tidak cukup.&nbsp;



Lalu bagaimana caranya mendapatkan untung dari uang yang kita miliki saat ini? Investasi jawabannya. Berbeda dengan menabung, dengan investasi kamu memiliki peluang untuk meningkatkan nilai tabungan yang kamu miliki ke level tertentu.&nbsp;



Terdengar menarik kan? Nah, Kalau kamu ingin <a href="https://amartha.com/id_ID/pendanaan/">mulai berinvestasi</a>, berikut ini tips-tipsnya: 



<h2>1. Lakukan Research yang Dalam dan Pilih Investasi yang Cocok Untukmu.</h2>



Ada alternatif investasi online seperti forex, reksadana, saham ataupun alternatif investasi konvensional seperti properti dan emas.



Nah tugas kamu sebelum berinvestasi adalah menentukan produk mana yang akan kamu ambil. Cara mudahnya adalah dengan mengukur resiko yang ingin kamu ambil.&nbsp;



Untuk kamu yang gemar mengambil resiko tinggi, reksadana ataupun saham cocok untuk kamu. Sedangkan untuk kamu yang ingin aman-aman saja, maka investasi pada emas pilihannya. Selain cukup aman, modalnya pun terbilang kecil. Nah untuk kamu yang memiliki modal besar, maka properti cocok nih untuk kamu ambil.



<h2>2. Jangan Memusatkan Diri Pada Satu Investasi, Sebarkan Uangmu Dibeberapa Alternatif Investasi Online</h2>



Siapa yang tahu masa depan akan seperti apa. Sekedar berjaga-jaga, usahakan jangan mengandalkan satu investasi saja. Jika kamu sudah investasi di saham, jika ingin berinvestasi kembali, maka pilihlah alternatif investasi online lainnya, investasi ada Peer to Peer Lending misalnya.



Bukankah lebih baik memiliki banyak perahu kecil ketimbang hanya satu perahu besar?



<h2>3. Berinvestasilah Sedini Mungkin</h2>



Beruntunglah anak muda saat ini karena Investasi tidak harus memiliki dana yang besar. Melalui modal yang minim sebesar 100,000 saja kamu sudah bisa berinvestasi. Selain modal yang minim, saat ini juga sudah banyak <a href="https://amartha.com/id_ID/">alternatif investasi online</a> yang menguntungkan loh. Jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak berinvestasi sedini mungkin.



Kapan nih kamu mau mulai berinvestasi juga?

Jangan Boros Selagi Muda, Ini Tips Investasi Buat Generasi Millennials

[caption id="attachment_1292" align="alignnone" width="2009"]<img class="size-full wp-image-1292" src="https://access.amartha.com:443/uploads/angel_inves_1_2da73479d1.jpg" alt="Menjadi Angel Investor dan Tebarkan Manfaat untuk Lingkungan Sekitar" width="2009" height="1298" /> Menjadi Angel Investor dan Tebarkan Manfaat untuk Lingkungan Sekitar[/caption]
Mendengar istilah <a href="https://amartha.com">Angel investor</a>, mungkin terbayang oleh Anda sosok seorang investor berjubah malaikat. Tapi tahukah Anda definisi sesungguhnya dari Angel investor ini? Apa bedanya dengan investor pada umumnya?
Nah pada kesempatan kali ini, kami mendapat insight yang menarik dari <a href="http://indonesiacerdasfinansial.id/">Financial Wisdom</a> – sebuah gerakan untuk mengkampanyekan dan mengedukasi publik untuk membangun kesadaran sekaligus edukasi kepada masyarakat Indonesia mengenai pentingnya literasi keuangan (Financial Literacy), yang salah satunya tentang Angel Investor ini.
Mari kita cari tahu ulasan lengkap yang diberikan oleh Eko P. Pratomo berikut, yang merupakan Praktisi Keuangan &amp; Founder Financial Wisdom tentang apa itu Angel Investor.
Angel investor adalah investor atau penyedia dana, umumnya dalam bentuk penyertaan saham bagi usaha yang baru dimulai, di mana lembaga keuangan formal seperti modal ventura, bank atau lembaga keuangan lain belum atau tidak bisa menyediakan permodalan atau pinjaman uang.
<a href="http://amartha.com">Angel investor </a>biasanya juga memberikan bantuan berupa bimbingan manajemen dan bisnis, selain bantuan modal awal. Mereka berorientasi lebih untuk membantu agar sebuah ide bisnis yang baik, tidak berhenti sebatas ide, namun bisa direalisasikan dan dikembangkan.
Bagi mereka yang ingin memulai usaha, punya ide cemerlang tapi tidak cukup modal, ada baiknya memahami dan mencari Angel investor sebagai mitra memulai usaha atau mengembangkan usaha yang masih di tahap awal (start-up). Dengan adanya fasilitas internet, sangat mudah mencari akses keberadaan Angel investor.
Ajang kompetisi ide bisnis sering menjadi jalan bagi mereka yang ingin memulai usaha dan menemukan Angel investor. Bagi pengusaha pemula, kompetisi bisnis bisa sekaligus menjadi lahan pengujian apakah ide atau bisnis yang sudah dijalankan merupakan ide atau bisnis yang menarik didanai oleh para investor berjubah malaikat ini. Angel investor sering mencari lahan investasi melalui ajang kompetisi ide bisnis.
Mungkin timbul pertanyaan, dengan predikat “malaikat” apakah mereka akan secara suka rela memberikan uangnya tanpa ada motivasi meraih keuntungan dan pengembalian modal yang sudah ditanamkannya? Tidak, walau mereka berorientasi untuk membantu merealisasikan ide bisnis, mereka tetap memiliki motivasi meraih keuntungan dan pengembalian modalnya.
Tentu tak ada yang salah dengan motif itu, karena akan memacu semangat si pengusaha yang dibantu untuk bersungguh-sungguh menjadikan bisnisnya sukses.
Angel investor yang juga disebut investor informal, penyandang dana malaikat, investor swasta, investor benih atau pelaku bisnis ini, gemar menyuntikkan modal untuk pengusaha pemula dengan imbalan ekuitas kepemilikan atau hutang konversi. Beberapa Angel investor membangun jaringan investor malaikat dalam aktivitas pemodalan atau berinvestasi melalui platform investasi  secara online layaknya FinTech, seperti salah satunya di Amartha.
Nah tentu saja para investor kami di <a href="https://faq.amartha.com/hc/en-us/sections/115000201714-Investor">Amartha</a>, bisa kita kategorikan sebagai Angel investor ini. Mengapa demikian? Sudah jelas, berinvestasi di Amartha = mendorong pengusaha kecil dan mikro serta masyarakat prasejahtera untuk dapat memulai, dan mengembangkan usahanya menjadi lebih maju. Mereka mitra Amartha yang tidak terjangkau oleh akses perbankan konvensional telah tertolong dengan dorongan dan pembiayaan yang diberikan oleh para Angel investor di Amartha.
Bahkan telah terbukti, hasil penelitian yang dilakukan oleh Amartha pada Desember 2016 lalu kepada 400 sample pelaku usaha informal seperti peternak ikan cupang, penganyam keset, dan pedagang warung kelontong di wilayah Bogor dan Bandung, menyatakan bahwa pengusaha mikro mengalami 41% peningkatan pendapatan bisnis perbulan setelah menerima pinjaman modal kerja mulai 2 juta Rupiah.


[caption id="attachment_1296" align="alignnone" width="2304"]<img class="size-full wp-image-1296" src="https://access.amartha.com:443/uploads/27_AVT_ciseeng1_d7f4d985ff.jpg" alt="Investor Amartha Mengunjungi Pengusaha Tahu, Mitra Andalan Amartha di Desa Ciseeng" width="2304" height="1536" /> Investor Amartha Mengunjungi Pengusaha Ikan Hias, Mitra Andalan Amartha di Desa Ciseeng dalam Kegiatan A Village Tour.[/caption]
Tentu hal ini merupakan hasil yang sangat baik untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.
Bagaimana? Anda pun bisa menjadi bagian dari <a href="https://amartha.com/mulai-investasi">gerakan</a> baik ini. Menjadi seorang Angel investor yang bukan sekedar berinvestasi saja, namun memberikan dampak positif pada lingkungan dan orang yang membutuhkan.

Angel Investor, Bukan Sekedar Berinvestasi

<figure class="wp-block-image alignnone size-full wp-image-1254 td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2017/10/Blog03Okt2.jpg"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/Blog03_Okt2_9c9fcfc677.jpg" alt="Simak Perbedaan Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung Berikut" class="wp-image-1254"/><figcaption>Simak Perbedaan Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung Berikut</figcaption></figure>



Bagi Anda yang belum pernah mencoba kegiatan berinvestasi, mungkin Anda belum memahami perbedaan peran antara Perantara Pedagang Efek (PPE) atau broker atau pialang efek dengan peran manajer investasi. Peran masing-masing pihak di atas berkaitan dengan pilihan Anda, apakah Anda akan berinvestasi “langsung” atau “tidak langsung.”



Pada kesempatan kali ini, kami mendapat&nbsp;insight&nbsp;yang menarik dari&nbsp;<a href="http://indonesiacerdasfinansial.id/">Financial Wisdom</a>&nbsp;-&nbsp;sebuah gerakan&nbsp;untuk mengkampanyekan dan mengedukasi publik untuk membangun kesadaran sekaligus edukasi kepada masyarakat Indonesia mengenai pentingnya literasi keuangan (Financial Literacy).



Nah, lalu apa sih bedanya investasi langsung dan investasi tidak langsung? Simak ulasannya yang diberikan oleh Eko P. Pratomo berikut, yang merupakan Praktisi Keuangan &amp; Founder Financial Wisdom.







“Dalam hal berinvestasi di bursa saham, investasi langsung artinya Anda secara langsung mengelola investasi sendiri. Anda perlu melakukan analisis, memilih saham dan mengambil keputusan investasi sendiri membeli atau menjual saham.“



Anda harus menjadi nasabah perusahaan yang memiliki izin usaha sebagai PPE. Melalui PPE, Anda memiliki akses ke bursa, baik untuk menemukan pembeli (jika menjual) atau menemukan penjual (jika membeli).



“Jika berinvestasi secara tidak langsung, Anda tidak perlu mengelola investasi sendiri. Artinya Anda tidak perlu menganalisa, memilih saham dan mengambil keputusan jual atau beli di bursa sendiri. Siapa yang menggantikan? Dialah manajer investasi (MI).”



Umumnya masyarakat bisa memanfaatkan jasa MI melalui produk reksadana. Melalui reksadana, banyak investor yang memiliki tujuan sama “berkumpul” dalam satu wadah reksadana dan MI yang mengelola dana kolektif dari sekian banyak investor itu. MI dengan kewenangannya yang diberikan investor, akan mewakili dan mengambil alih peran pengelolaan yang sebelumnya perlu dilakukan sendiri oleh investor, sehingga memudahkan investor dalam berinvestasi.



Dalam melakukan transaksi jual dan beli saham di bursa, MI sebagai pengelola reksadana tetap perlu menjadi nasabah PPE. Dari uraian di atas, terlihat jelas bahwa peran MI adalah sebagai pengelola investasi yang dapat diberi wewenang oleh nasabah mengelola dana, sementara PPE adalah pialang yang memiliki akses ke bursa untuk mengeksekusi instruksi beli atau jual saham dari investor.



PPE tidak memiliki kewenangan mengelola dana nasabah. Jadi sebaiknya Anda sebagai investor memahami, bahwa jika Anda berinvestasi langsung di bursa saham, Andalah yang harus mengelola dan mengambil keputusan <a href="https://amartha.com/id_ID/">investasi</a> sendiri. PPE bisa saja menyajikan hasil analisis dari para analis saham yang mereka miliki, atau mereka memiliki rekomendasi beli atau jual atas suatu saham, tetapi keputusan investasi harus tetap di tangan Anda.



Nah contoh lain, perusahaan pengelola dana investasi yang saat ini sedang hits di Indonesia yaitu <a href="https://amartha.com/id_ID/">Amartha</a>, dapat kita kategorikan kepada jenis investasi langsung. Hal ini karena dalam kegiatan investasi Anda di Amartha, Anda mempunyai hak langsung untuk mengelola dana investasi Anda. Mulai dari memilih mitra di marketplace, melakukan analisis risiko kegiatan investasi yang sesuai dengan risk appetite Anda dan melakukan penarikan dana investasi Anda, tentunya dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.



Amartha sendiri sebagai pionir perusahaan peer to peer lending platform di Indonesia, yang menghubungkan investor urban dengan para pelaku usaha kecil dan mikro di pedesaan, saat ini telah resmi <a href="https://amartha.com/blog/money-quiz/amartha-resmi-terdaftar-dan-diawasi-oleh-ojk/">terdaftar dan diawasi</a> oleh OJK.



Itulah penjelasan tentang investasi langsung dan investasi tidak langsung. Semoga dapat menambah pengetahuan Anda.

Ayo Kenali Perbedaan Investasi Langsung & Tidak Langsung

[caption id="attachment_705" align="aligncenter" width="940"]<img class="size-full wp-image-705" src="https://access.amartha.com:443/uploads/amartha_penelitian_pada_ekonomi_informal_babe3a1054.jpg" alt="Akses Pemodalan untuk Peningkatan Pendapatan Usaha" width="940" height="592" /> Akses Pemodalan untuk Peningkatan Pendapatan Usaha[/caption]
Pengusaha mikro mengalami 41% peningkatan pendapatan bisnis perbulan setelah menerima pinjaman modal kerja mulai 2 juta Rupiah.
Pemodalan masih menjadi bagian penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat piramida terbawah.  Amartha, sebuah pionir Peer-to-peer Lending Platform untuk usaha mikro di Indonesia, melakukan studi pada 400 pelaku usaha informal seperti peternak ikan cupang, penganyam keset, dan pedagang warung kelontong di wilayah Bogor dan Bandung.
Menggunakan pengukuran Progress out of Poverty Index (PPI), pada Januari 2017, Amartha mencatat perubahan yang terjadi dalam kepemilikan aset rumah tangga dan kinerja bisnis pengusaha mikro.
Dua grafik di bawah ini, membandingkan perubahan pendapatan rata-rata per bulan dari pada awal dan akhir siklus pinjaman.
<img class="aligncenter size-large wp-image-702" src="https://access.amartha.com:443/uploads/Amartha_Grafik_Peningkatan_Pendapatan_1024x660_585aa70371.png" alt="Amartha_Grafik Peningkatan Pendapatan" width="660" height="425" />
Akhir tahun 2015, mayoritas pengusaha mikro dilaporkan berpenghasilan kurang dari Rp 1,5 juta per bulan dan hanya 6% berpenghasilan lebih dari Rp 3 juta. Setelah diberi pemodalan dengan tenor satu tahun, pada akhir 2016, rata-rata pendapatan bulanan meningkat menjadi Rp 2.030.000 atau meningkat  41% dari tahun sebelumnya.
Ukuran pinjaman berkisar antara Rp 2 - 4 juta tergantung pada kelayakan  peminjam. Pengusaha mikro ini rata-rata menggunakan pinjaman untuk menambah persediaan dagangan atau modal kerja, membuka lokasi bisnis baru, memperluas operasional, dan membuat diversifikasi produk.
Pemberian modal ultra mikro mulai dari 2 juta Rupiah untuk sektor mikro, ternyata tidak hanya berdampak pada semakin baiknya pendapatan bulanan. Penelitian ini juga menunjukkan preferensi mereka untuk memperbaiki kualitas hidup dari pemasukan bisnisnya.
Dari 400 partisipan, mereka memilih untuk memperbaiki lantai, membeli kulkas, mengambil cicilan motor, dan sebagainya setelah mengalami peningkatan pendapatan dalam setahun.
<img class="aligncenter size-large wp-image-703" src="https://access.amartha.com:443/uploads/Amartha_Social_Welfare_Progress_1024x794_6fb7648cbb.png" alt="Amartha_ Social Welfare Progress" width="660" height="512" />
Pemasangan keramik adalah salah satu Indikator Kemiskinan &amp; Kelaparan menurut PBB. Sebelumnya mayoritas mitra menggunakan lantai tanah, lantai tipe ini tergolong tidak sehat, sulit untuk dibersihkan, serta mudah lembab sehingga menarik nyamuk, hama, dan mendorong penyebaran penyakit seperti tifus dan malaria. Data menunjukkan bahwa setelah mendapat pemodalan dan peningkatan pendapatan, partisipan yang menggunakan lantai tanah turun dari 25% menjadi 14%. Angka yang signifikan dalam menurunkan tingkat kemiskinan.
Kesejahteraan juga bisa dilihat dari transportasi. Hampir 80% dari total sampel mampu mencicil moda transportasi baru setelah setahun mengalami peningkatan pendapatan. Motor digunakan secara produktif untuk menurunkan ongkos transport dalam menunjang usaha mereka. Angka ini meningkat dari keadaan tahun lalu, yaitu 67% partisipan yang memiliki motor.
Data di atas menunjukkan bahwa pemodalan ultra mikro mampu memberikan efek bola salju bagi para pelaku UMKM, khususnya mereka, masyarakat prasejahtera yang tinggal di pelosok pedesaan.
Andi Taufan Garuda Putra, CEO dan Founder dari Amartha menjelaskan, “dengan keterbatasan infrastruktur dan layanan perbankan di daerah pelosok, pengusaha kecil yang bekerja di sektor ekonomi informal sangat kesulitan mendapatkan modal usaha yang terjangkau."
Di momen 7 tahun berkarya ini, Amartha, sebuah platform pinjam meminjam online (Peer to peer Lending) mengajak lebih banyak masyarakat untuk berpartisipasi dalam gerakan ekonomi inklusif, dengan memungkinkan masyarakat di lapisan piramida terbawah memperoleh alternatif sumber pemodalan dari publik yang ingin menginvestasikan uangnya.


<hr />
Masukan email Anda untuk membaca full report Social Accountability 2016.
[email-download-link namefield="YES" desc="Download Accountability Reports 2016"]
Jika Anda tidak menemukan link download pada inbox, silakan cek pada spam folder.

<div class="gmail_default" style="text-align: justify;"></div>

Penelitian pada Ekonomi Informal: Pemodalan Ultra Mikro Berperan Besar dalam Peningkatan Pendapatan Pengusaha Kecil

large_mengenal-macam-investasi-aman-dan-resiko-kegagalannya.jpeg

medium_mengenal-macam-investasi-aman-dan-resiko-kegagalannya.jpeg

small_mengenal-macam-investasi-aman-dan-resiko-kegagalannya.jpeg

thumbnail_mengenal-macam-investasi-aman-dan-resiko-kegagalannya.jpeg

mengenal-macam-investasi-aman-dan-resiko-kegagalannya.jpeg

Dalam berinvestasi ada dua hal utama yang perlu diperhatikan, yaitu keuntungan dan kegagalan dalam berinvestasi. Untuk itu dalam mencari <a href="https://amartha.com/">investasi aman yang menguntungkan</a> perlu melihat banyak aspek agar tidak mengalami kegagalan berinvestasi.



Namun jangan karena iming iming keuntungan besar Anda menjadi korban penipuan investasi. Pastikan pilihan Anda ada di investasi aman dan terpercaya.







Kenali dulu produk dan instrumen investasi yang akan Anda gunakan demi mendapatkan profit serta keuntungan yang besar.



Investasi sendiri bila dijabarkan merupakan sebuah kegiatan penanaman modal yang dilakukan oleh orang atau perusahaan dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu tertentu.



Berikut adalah investasi aman dan paparan resiko kegagalannya:



<h2>1. Emas</h2>



<figure class="wp-block-image size-large td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2021/01/investasi-emas.png"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/investasi_emas_1024x576_684a486b08.png" alt="" class="wp-image-10158"/></figure>



<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/investasi-emas-dan-p2p-lending-untung-mana/">Emas</a> dianggap investasi aman, karena logam mulia ini selain murah juga bisa terukur nilai keuntungannya dalam jangka waktu tertentu. Emas juga termasuk ke dalam <a href="https://amartha.com/id_ID/">investasi aman</a> yang banyak diminati oleh orang.



Namun dalam berinvestasi emas perlu waktu yang relatif lebih lama bila ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar.



<h2>2. Deposito</h2>



<figure class="wp-block-image size-large"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/deposito_5a0404abd0.jpg" alt="" class="wp-image-9398"/></figure>



Deposito juga tergolong ke dalam <a href="https://amartha.com/id_ID/">investasi aman</a> karena tidak memiliki resiko yang besar. Tidak heran investasi jenis ini sesuai bagi mereka yang tidak suka mengambil resiko besar dalam investasi. 



Selain itu berinvestasi di deposito Anda akan mendapatkan bunga yang lebih besar dari pada menabung dengan cara biasa. Namun kelemah dari deposito adalah keuntungan bunga yang didapat berbanding terbalik dengan tingkat inflasi. 



<h2>3. Saham</h2>



<figure class="wp-block-image size-large"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/investasi_saham_investasi_penuh_risiko_9c83927807.png" alt="" class="wp-image-10495"/></figure>



Berinvestasi saham akan sangat menguntungkan bila dilakukan secara teliti dan cermat. <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/arahan-ojk-mengenai-investasi-saham-untuk-investor-pemula/">Investasi saham</a> bisa dilakukan dengan modal minim untuk menghasilkan untung besar.



Namun dalam bermain saham memiliki resiko yang cukup besar karena investor akan mendapatkan kerugian besar bila saham mengalami penurunan harga.



<h2>4. Reksadana</h2>



<figure class="wp-block-image size-large td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2020/11/20190927120434-mutualfund.jpeg"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/20190927120434_mutualfund_1024x682_ab3bca64b9.jpeg" alt="" class="wp-image-9233"/></figure>



Bila memiliki modal minim reksadana bisa menjadi pilihan bagi Anda yang ingin memulai berinvestasi. Selain itu keterbatasan waktu dalam berinvestasi bukan halangan bila Anda ingin berinvestasi rekasadana. Karena Anda modal yang ditanamkan akan diurus oleh manajer investasi yang handal.



Namun ada beberapa resiko dari investasi ini seperti profit yang didapatkan lebih sedikit bila dibandingkan bisnis lainnya. Anda juga akan dibebani oleh berbagai biaya jasa pengelolaan.



<h2>5. Peer to peer lending</h2>



<figure class="wp-block-image size-large"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/fintech_pinjaman_modal_usaha_5568426c36.png" alt="" class="wp-image-9127"/></figure>



<a href="https://amartha.com/id_ID/">Peer to peer lending</a> merupakan instrumen investasi yang mungkin masih jarang terdengar di kalangan masyarakat. P2P sendiri merupakan sebuah wadah atau perusahaan yang mempertemukan antara investor (pemodal) dengan borrower (peminjam).



Di Indonesia ada beberapa perusahaan keuangan yang menyediakan <a href="https://amartha.com/id_ID/">P2P Lending</a> sebagai platformnya, salah satunya yang memiliki portofolio baik adalah Amartha.



Amartha menggunakan platform P2P secara digital. Hal ini tentu akan memudahkan calon investor yang ingin berinvestasi namun memiliki keterbatasan waktu. Selain itu P2P Lending yang dijalankan Amartha juga tergolong <a href="https://amartha.com/id_ID/">investasi aman</a>.



Dengan modal minim sebesar Rp 3 juta, Anda sudah bisa menjadi investor di Amartha dengan imbal hasil yang menarik hingga 15 persen per tahun.



Amartha juga memberikan investasi aman karena belum pernah ada kasus gagal bayar selama enam tahun berturut turut terhitung sejak berdirinya Amartha. Lebih dari itu, berinvestasi di Amartha Anda juga akan mendapatkan makna investasi sesungguhnya, karena dana investasi Anda akan disalurkan sebagai modal bagi para pengusaha UKM di pedesaan.



Sudah mendapatkan referensi untuk memulai investasi aman yang menguntungkan? Tentunya yang telah memiliki portofolio baik dan minim resiko. Mulailah <a href="https://amartha.com/">berinvestasi</a> di Amartha!

Mengenal Macam Investasi Aman dan Resiko Kegagalannya

Salah satu kendala yang dihadapi pengusaha baru adalah keterbatasan modal. Demi mengatasi permasalahan tersebut biasanya pinjaman modal usaha menjadi alternatif demi menambah tingkat produksi.

Namun, minimnya potfolio usaha dan belum adanya aset jaminan yang dimiliki biasanya menjadi kendala bagi para usaha rintisan untuk memenuhi persyaratan bank.

Namun sekarang sudah terbuka kesempatan bagi usaha rintisan untuk mendapatkan modal usaha tanpa jaminan.&nbsp;

Dengan adanya perusahaan Financial Technology (FinTech) seperti Amartha.com, para pengusaha rintisan kini bisa mendapatkan modal usaha tanpa jaminan melalui para investor yang ingin menanamkan modalnya melalui <a href="https://amartha.com/blog/menentukan-investasi-online-yang-menguntungkan/">investasi online</a>.

Amartha.com sendiri adalah marketplace lending yang mempertemukan antara investor dengan peminjam melalui platform <a href="https://amartha.com">peer to peer lending</a>.

Fokus utama pembiayaan modal usaha Amartha melalui investasi online adalah kaum ibu yang membutuhkan modal mulai dari 2 juta Rupiah.

Nantinya, modal usaha tanpa jaminan yang diterima akan digunakan untuk usaha produktif di tempat mereka tinggal.
<h3>Alasan Peminjam Modal Usaha Memilih Amartha</h3>
Banyaknya pengusaha didaerah berprospek yang membutuhkan modal usaha tidak menjadikan investor lebih antusias untuk memberikan pinjaman lunak alias pinjaman tanpa jaminan.

Tapi di amartha.com, banyak pengusaha perempuan bisa mendapatkan modal usaha tanpa jaminan. Setidaknya ada 4 alasan utama kenapa mereka mengajukan peminjaman modal usaha di amartha.com

Pembiayaan modal usaha dengan rate terjangkau, Melalui marketplace yang inovatif kami menghubungkan ekonomi informal dengan rate pembiayaan yang lebih rendah dan fair sesuai dengan profil dan kapasitas.

Transparant dan Fair, Meminjam mulai dari Rp. 2 juta, tanpa jaminan, dan tenor fleksibel 3, 6, dan 12 bulan. Semua informasi disampaikan diawal secara transparan tanpa ada hidden fee serta kemudahan pelunasan lebih awal tanpa penalty.

Menjangkau Pedesaan, Kami mengintegrasikan pendekatan kelompok serta aplikasi online dengan dukungan dari tim lapangan selama jangka waktu pembiayaan.

Membangun Kelayakan Peminjaman Lewat Profile, Sejarah pengembalian angsuran memungkinkan peminjam membangun credit score untuk mendapatkan plafon lebih besar serta rate lebih rendah lagi.

Dengan total dana tersalurkan lebih dari 30 milyar rupiah, Amartha berkomitmen membantu sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) di wilayah pedesaan untuk tumbuh dan eksis menopang perekonomian nasional.

Saat ini telah dua wilayah yang dijangkau Amartha, yaitu di Kabupaten Bogor dan Bandung. Pembiayaan yang diberikan meliputi beberapa sektor usaha, yaitu: perdagangan, industri rumah tangga, pertanian, peternakan, jasa, pendidikan, perumahan, air dan sanitasi, serta kesehatan.

Berikut proses pengajuan pembiayaan di Amartha.com:
<h3>1.Membentuk sebuah kelompok usaha</h3>
Sebelum mendapat modal usaha tanpa jaminan anggota diminta untuk membentuk sebuah kelompok usaha terdiri dari 15-20 orang di area tempat tinggalnya.
<h3>2. Mengikuti pelatihan</h3>
Sebelum mendapatkan pembiayaan calon peminjam wajib mengikuti pelatihan usaha yang diselenggarakan oleh amartha
<h3>3. Mendapatkan pembiayaan</h3>
Bila proposal pembiayaan lolos terseleksi selanjutnya akan terdaftar di marketplace untuk ditawarkan kepada investor yang berminat melalui sistem investasi online.

Jika komitmen dana dari investor telah didapatkan, Amartha akan memfasilitasi aqad dan pencairan kepada peminjam.
<h3>4. Mengikuti pertemuan kelompok mingguan</h3>
Setiap anggota yang telah mendapatkan modal usaha tanpa jaminan diwajibkan menghadiri pertemuan mingguan selama proses pembiayaan berlangsung.

Pertemuan akan dipimpin oleh field officer Amartha. Tujuan dilakukannya pertemuan untuk memonitor perkembangan usaha secara berkali hasil investasi online.

Peluang pinjaman usaha kecil tanpa agunan kini dapat dinikmati oleh berbagai pihak, khususnya pengusaha perempuan yang memiliki kebutuhan modal mulai dari 2 juta Rupiah.

Peminjaman modal usaha akan semakin banyak mendapatkan investor untuk usaha yang produktif dan berdampak sosial.

<a href="https://amartha.com/ajukan-pembiayaan">Mau mengajukan pinjaman modal?</a>

Panduan Mencari Modal Usaha Tanpa Jaminan Untuk Pengusaha Kecil

Dalam bisnis, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menilai kelayakan. kemudian setelah itu menentukan target pasar, kompetisi, hingga tenaga kerja dan <a href="https://amartha.com/blog/cara-berinvestasi-aman-dan-resiko-terukur/">manajemen resiko investasi</a>. 



Bila semua perencanaan telah matang, selanjutnya mencari modal yang bisa bersumber dari pinjaman modal usaha atau pun kocek sendiri.







Bagi yang memiliki ketersedian modal tentu bukan masalah melakukan proses produksi secara bertahap maupun massal. Namun, tidak demikian dengan pengusaha dengan kocek seadanya.



<a href="https://amartha.com/blog/usaha-mikro-ukm/cerita-mitra/pinjaman-modal-usaha-budidaya-cupang/">Pinjaman modal usaha</a> biasanya bersumber dari bank atau lembaga keuangan lainnya, salah satunya adalah Amartha.com.



Amartha.com sendiri merupakan perusahaan Financial Technology (FinTech) yang menggunakan platform peer to peer lending. Di marketplace ini para investor dapat dengan mudah memilih usaha apa yang akan diinvestasikannya melalui <a href="https://amartha.com/blog/menentukan-investasi-online-yang-menguntungkan/">investasi online</a>.



Dengan bergabung sebagai anggota perusahaan Financial Technology (FinTech), Amartha.com, anda bisa melakukan <a href="https://amartha.com/id_ID/pinjaman/">pinjaman</a> modal usaha tanpa perlu menggunakan jaminan. Caranya dengan meminjam secara kelompok dengan dana investasi online dari para investor.



<h3 class="p3">Kenapa peminjaman di Amartha dilakukan secara kelompok? </h3>



Hal ini guna meminimalisir para anggota yang mengalami gagal bayar atau pailit sehingga usaha harus gulung tikar. Dengan sistem ini, tanggung renteng di dalam kelompok berlaku bila ada anggota yang tidak bisa melakukan pembayaran. 



Dengan adanya sistem Group Lending (kelompok), Amartha berhasil membuktikan prestasi&nbsp; 0 persen kasus gagal bayar selama 5 tahun berturut. Tidak heran, melakukan investasi online di marketplace lending Amartha.com tergolong <a href="https://amartha.com/blog/cara-berinvestasi-aman-untuk-pemula/">investasi aman dan menguntungkan</a>.



Berikut cara melakukan pinjaman modal usaha tanpa jaminan dengan meminjam secara kelompok:



<h2 class="p3">1. Membentuk Kelompok</h2>



Untuk pinjaman modal usaha tanpa jaminan, para anggota diharuskan membentuk kelompok yang terdiri dari 15 hingga 20 orang di area tempat tinggalnya. 



Selain itu, pelatihan wajib diikuti oleh calon peminjam sebelum diberikan pembiayaan



<h2 class="p3">2. Pemberian Pembiayaan</h2>



Setelah dilakukan review, proposal pembiayaan akan terdaftar di marketplace Amartha.com untuk ditawarkan kepada investor yang berminat. 



Setelah mendapatkan komitmen dana dari investor yang melakukan investasi online, Amartha akan memfasilitasi aqad dan pencairan kepada peminjam.



<h2 class="p3">3. Mengikuti Pertemuan Kelompok Mingguan</h2>



Setiap anggota wajib mengikuti pertemuan mingguan dengan field officer Amartha selama proses pembiayaan berlangsung. Selain itu monitoring secara berkala juga akan dilakukan untuk melihat perkembangan usaha para peminjam.



Cukup dengan 3 langkah mudah diatas, para pengusaha baik yang usaha kecil menengah maupun mahasiswa dapat <a href="http://amartha.com/id_ID/pendanaan/">memperoleh pinjaman modal usaha tanpa jaminan</a>.



Siap menambahkan untuk memulai usaha?

Tag: investasi online