small_lo-kheng-hong-juga-enggan-investasi-kripto-begini-katanya.png

thumbnail_lo-kheng-hong-juga-enggan-investasi-kripto-begini-katanya.png

lo-kheng-hong-juga-enggan-investasi-kripto-begini-katanya.png

Belakangan, investasi di aset kripto menarik banyak minat investor ritel Indonesia. Dari berbagai kalangan mulai melakukan investasi pada instrumen ini.



Gak heran angka keuntungan yang ditawarkan terus bertambah. Meskipun sedang naik daun, banyak investor kawakan yang enggan untuk berinvestasi di instrumen kripto.



Sebut saja Lo Kheng Hong, pria yang dijuluki sebagai Warren Buffett Indonesia ini menilai kripto tidak memiliki aset yang berwujud. "Saya tidak tertarik membeli cryptocurrency atau uang digital karena tidak ada aset berwujud yang menyertainya," katanya seperti dilansir dari CNBC Indonesia.



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a data-type="post" data-id="11926" href="https://amartha.com/blog/work-smart/11-catatan-soal-kripto-dari-mui-halal-atau-haram-nih/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">11 Catatan MUI Soal Kripto, Haram?</a></pre>



Lo Kheng Hong merupakan salah satu investor yang menganut prinsip value investing, maka dari itu ia memilih investasi saham sebagai investasi yang menjanjikan karena adanya bentuk kepemilikan pada suatu perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa.



"Saya hanya tertarik membeli saham karena saham adalah kepemilikan dalam perusahaan yg bisa menghasilkan produk &amp; jasa bagi hidup kita. (Perusahaan) menciptakan lapangan pekerjaan dan membayar pajak kepada negara," jelasnya.



Selain Lo Kheng Hong, Warren Buffett juga menyatakan tidak memilih kripto sebagai alat investasi. <a data-type="post" data-id="11836" href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/alasan-warren-buffett-tidak-pilih-kripto-sebagai-aset-investasi/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Baca selengkapnya!</a>



Naik-turunnya harga kripto cs secara drastis perlu mendapat perhatian bagi para investornya. Ada kemungkinan seseorang melakukan pom-pom untuk keuntungannya sendiri. Pasalnya, investor latah yang hanya ikut-ikutan mencari cuan maksimum dikhawatirkan menjadi korban kerugian investasi.



Melansir data Refinitiv, harga bitcoin pada hari Minggu anjlok hingga 8,65% ke US$ 44.055,38/BTC. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 1 Maret lalu.



Maka dari itu, setiap investor perlu mengetahui secara mendalam mengenai lembaga atau perusahaan yang ditujukan sebagai tempat berinvestasi.



Investor bisa mulai mempelajari dan memahami mengenai <a data-type="post" data-id="11883" href="https://amartha.com/blog/belajar-psikologi-uang-dari-morgan-housel/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">psikologi uang</a>, <a data-type="post" data-id="11436" href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/psikologi-investasi/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">psikologi investasi</a>, <a data-type="post" data-id="11453" href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/2-jebakan-psikologi-investasi-yang-patut-kamu-waspadai/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">jebakan investasi</a>, regulasi, dan profil risiko. Dengan demikian dapat meminimalisir menjadi korban kerugian investasi yang dipilih.



Pilihlah perusahaan investasi yang aman atau yang sudah terdaftar dan memiliki izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seperti <a data-type="URL" data-id="https://amartha.com/id_ID/" rel="noreferrer noopener" href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank">Amartha</a>.



<figure class="wp-block-image size-large td-caption-align-https://blog.amartha.com/wp-content/uploads/2021/01/WhatsApp-Image-2021-01-07-at-11.38.25-AM.jpeg"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/Whats_App_Image_2021_01_07_at_11_38_25_AM_1024x683_5b9a181771.jpeg" alt="Amartha" class="wp-image-10177"/></figure>



Amartha adalah <a data-type="URL" data-id="https://amartha.com/id_ID/" href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">perusahaan investasi P2P Lending</a> yang menyalurkan dana investor kepada perempuan pengusaha mikro di desa melalui pendampingan dan pelatihan usaha secara rutin. Amartha menawarkan bagi hasil hingga 15% flat per tahun.



Fakta menarik dari Amartha, mitra-mitra yang sudah didanai mengaku dapat memenuhi kebutuhan harian hingga menyekolahkan anak-anak mereka hingga ke perguruan tinggi. Dengan kata lain, berinvestasi di Amartha tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan tetapi juga menciptakan dampak sosial yang nyata.



Tertarik investasi di <a data-type="URL" data-id="https://amartha.com/id_ID/" href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Amartha</a>? Daftar sekarang!

Lo Kheng Hong Juga Enggan Investasi Kripto, Begini Katanya…

small_3-tips-investasi-saham-ala-lo-kheng-hong.png

thumbnail_3-tips-investasi-saham-ala-lo-kheng-hong.png

3-tips-investasi-saham-ala-lo-kheng-hong.png

Bagi para investor yang berkecimpung di dunia saham tentunya sudah tidak asing lagi dengan sosok <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/jadi-warren-buffetnya-indonesia-ini-profil-lo-kheng-hong/">Lo Kheng Hong</a>. Sosok yang sering dijuluki sebagai Warren Buffet dari Indonesia ini memang menjadi salah satu investor saham tersukses di pasar modal negeri ini.



Lo Kheng Hong merupakan value investor yang berpegang pada analisa fundamental. Salah satu kesuksesan Lo Kheng Hong ketika menggunakan analisa fundamental yakni saat membeli saham UNTR pada tahun 1998 atau saat terjadi <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/sering-keliru-ini-loh-bedanya-resesi-ekonomi-dan-depresi-ekonomi/">krisis finansial</a>. 



Meski begitu, ia tetap memilih untuk membeli saham UNTR di tengah krisis finansial. Di matanya, krisis finansial dinilai menawarkan peluang untuk bangkit.



<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/apa-itu-ihsg-dan-manfaatnya-pada-pasar-modal/">Arti IHSG dan Manfaatnya Pada Pasar Modal</a>



Banyak saham yang harganya terjun payung, termasuk saham UNTR. UNTR sendiri merupakan distributor alat-alat berat merek Komatsu di Indonesia. Pada saat itu, Lo Kheng Hong membeli saham UNTR dengan seluruh modalnya.



Saat itu, harga saham UNTR adalah sebesar Rp 250 per saham. Lo Kheng Hong membeli sebanyak 6 juta lembar saham. Jika ditotal, maka uang yang dihabiskan Lo Kheng Hong untuk membeli saham UNTR adalah sebanyak Rp 1,5 miliar.



Selang enam hingga delapan tahun, ia menjual sahamnya pada kisaran harga Rp 15.000. Alhasil, ia memperoleh uang sebesar Rp 90 miliar dari hasil penjualan sahamnya dan menikmati keuntungan hingga 5.900%.



<h2>3 Tips Investasi Saham Ala Lo Kheng Hong </h2>



Nah, agar sukses seperti beliau, berikut ini adalah tips<a href="https://amartha.com/id_ID/"> investasi</a> saham ala Lo Kheng Hong!



1. Pilih Saham Perusahaan yang Punya Laba Besar&nbsp;&nbsp;



Menurut Lo Kheng Hong, dalam berinvestasi saham, langkah terbaik adalah membeli saham perusahaan yang punya laba besar. Salah satu indikatornya, kamu bisa melihat dari ROE (Return On Equity) yang rumusnya adalah Laba Bersih dibagi Ekuitas.



Untuk menilai ROE yang baik, bisa dilihat dari konsistensi pertumbuhannya minimal dalam 5 tahun terakhir sebesar 10%. Semakin besar nilainya maka akan semakin baik.



Di Bursa Efek, kamu akan menemukan perusahaan yang memiliki ROE kurang dari 1% dan ada pula perusahaan yang ROE-nya mencapai 125%. Jika kamu memiliki saham di perusahaan yang memiki keuntungan yang besar, sama halnya seperti memiliki mesin pencetak uang. Sebab, harga saham erat korelasinya dengan laba perusahaan.



Semakin besar laba perusahaan, harga sahamnya pun akan semakin naik. Begitupun sebaliknya, jika laba perusahaan kecil, harga sahamnya pun akan semakin rendah. 



<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/dear-investor-pemula-ini-cara-main-saham-yang-aman-dan-menguntungkan/">Dear Investor Pemula, Ini Cara Main Saham Yang Aman dan Menguntungkan</a>



2. Perhatikan Utang Perusahaan&nbsp;&nbsp;



Selain melihat laba, sebenarnya Lo Kheng Hong juga menilai utang perusahaan sebelum membeli saham. 



Hal ini karena perusahaan yang memiliki utang yang banyak dan semakin tinggi, artinya perusahaan kemungkinan juga akan banyak menggunakan pendapatannya untuk membayar utang. Maka labanya juga akan semakin kecil dan <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mengenal-macam-investasi-aman-dan-resiko-kegagalannya/">risiko gagal bayar</a> juga bisa terjadi.



Dalam menilai utang perusahaan Lo Kheng Hong menggunakan rasio DER (Debt to Equity Ratio). Rumusnya adalah total liabilitas dibagi total ekuitas. Rasio DER yang aman berkisar 0,8-1,5. Di atas angka itu, maka perlu berhati-hati dan melihat faktor-faktor lainnya sebelum membeli saham.



3. Beli Saham yang Masih Undervalue



Tips selanjutnya dari Lo Kheng Hong berhubungan dengan nilai saham. Carilah saham-saham yang salah harga (undervalue). Meskipun misalnya nilai sahamnya Rp 100 namun bukan berarti saham tersebut murah.



Karena melihat harga wajar saham bukan hanya melihat dari nominalnya yang kecil saja, tapi kamu juga perlu membandingkannya dengan nilai perusahaan itu sendiri.



<a href="https://amartha.com/blog/work-smart/inilah-kriteria-saham-syariah-menurut-ojk/">Inilah Kriteria Saham Syariah Menurut OJK</a>



Untuk memahami nilai perusahaan artinya kamu perlu memeriksa laporan keuangan yang sangat tebal. Namun kini kamu tidak perlu khawatir, karena sudah banyak situs dan platform digital yang menyediakan data-data perusahaan yang mungkin dibutuhkan. Ada 2 indikator yang bisa kamu gunakan untuk menilai harga saham yakni PER (Price to Earning Ratio) dan juga PVB (Price to Book Ratio).



Itulah beberapa tips instrumen investasi saham ala Lo Kheng Hong yang bisa kamu terapkan. Selamat mencoba!

Tag: lo kheng hong

Lo Kheng Hong Juga Enggan Investasi Kripto, Begini Katanya…

3 Tips Investasi Saham Ala Lo Kheng Hong