large_ingin-kerja-di-startup-yuk-ketahui-dulu-plus-minusnya.jpeg

medium_ingin-kerja-di-startup-yuk-ketahui-dulu-plus-minusnya.jpeg

small_ingin-kerja-di-startup-yuk-ketahui-dulu-plus-minusnya.jpeg

thumbnail_ingin-kerja-di-startup-yuk-ketahui-dulu-plus-minusnya.jpeg

ingin-kerja-di-startup-yuk-ketahui-dulu-plus-minusnya.jpeg

Startup adalah perusahaan yang masih dalam tahap perintisan. Meskipun demikian, saat ini tidak sedikit dari masyarakat yang ingin bekerja di perusahaan startup. Terkenal dengan lingkungan kerja yang menawarkan banyak fasilitas menyenangkan, kerja di startup sering dijadikan sebagai incaran para lulusan baru untuk memulai karir kerjanya.



Namun perlu diketahui bahwa tidak semua perusahaan startup berada dalam satu kondisi yang sama dan menawarkan banyak keuntungan. Oleh karena itu, sebelum mulai terjun untuk bekerja di perusahaan startup, kamu perlu mengulik terlebih dahulu apa saja kelebihan dan kekurangan dari bekerja di tipe perusahaan tersebut.



<h2>Kelebihan dan Kekurangan Kerja di Startup</h2>



Tentunya, kelebihan dan kekurangan dari bekerja di sebuah perusahaan startup tidak bisa disama-ratakan sebab masing-masing perusahaan memiliki situasi dan kondisi yang berbeda. Namun artikel ini akan membahas tentang kelebihan dan juga kekurangan dari bekerja di perusahaan startup secara umum.



<h3>Kelebihan Kerja di Startup</h3>



Meskipun merupakan perusahaan yang masih dalam tahap perintisan, namun perusahaan startup menawarkan para karyawannya beberapa kelebihan yang tentu saja menguntungkan. Beberapa kelebihan bekerja di perusahaan startup antara lain yaitu:



<ul><li>Faktor Lingkungan Kerja</li></ul>



Salah satu kelebihan dari bekerja di perusahaan startup yaitu mendapatkan lingkungan kerja yang nyaman. Tidak hanya kenyamanan, perusahaan startup juga menawarkan lingkungan kerja yang menyenangkan.



Perusahaan startup biasanya tidak mengharuskan karyawannya untuk selalu bekerja di meja kerja, melainkan bebas bekerja di ruang maupun fasilitas kerja mana saja yang disediakan perusahaan.



<ul><li>Faktor Fleksibilitas</li></ul>



Kelebihan lainnya yang ditawarkan ketika kamu kerja di startup yaitu terkait fleksibilitas. Fleksibel yang dimaksud di sini yaitu perihal waktu kerjanya. Pihak perusahaan lebih santai terkait waktu kerja asalkan kamu menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan.



<ul><li>Faktor Koneksi</li></ul>



Kemudian, dengan bekerja di perusahaan startup juga memberikan kesempatan kamu untuk memperluas koneksi. Dengan koneksi yang luas, kamu juga bisa mendapatkan banyak pengalaman serta banyak pengetahuan baru.



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/work-smart/10-wanita-inspiratif-yang-bangun-bisnis-startup-di-indonesia/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">10 Wanita Inspiratif Yang Bangun Bisnis Startup di Indonesia</a></pre>



<h3>Kekurangan Kerja di Startup</h3>



Oleh karena perusahaan startup terbilang sebagai perusahaan yang masih dalam golongan baru, tentu saja dalam pengoperasiannya, bentuk perusahaan ini masih memiliki kekurangan. Lantas apa saja kekurangan yang mungkin dimiliki oleh sebuah perusahaan startup? Simak pembahasannya pada poin-poin berikut:



<ul><li>Faktor Kestabilan Perusahaan</li></ul>



Dilihat dari perusahaan yang masih tergolong baru, maka perusahaan startup bisa dibilang belum memiliki kondisi yang stabil dari segi finansial. Dengan situasi tersebut, kondisi startup yang masih tahap di awal perintisan bisa mengalami kegagalan bahkan dalam kurun tiga tahun pertama.



<ul><li>Faktor Beban Kerja&nbsp;</li></ul>



Kekurangan yang bisa saja merugikan ketika bekerja di perusahaan startup yaitu kamu berkemungkinan diminta untuk mengerjakan pekerjaan di luar dari pekerjaan yang termasuk di bidangmu.



Dengan beban kerja yang berat ini kamu harus pintar-pintar mengatur waktu agar work-life balance juga tetap dapat terpenuhi dengan baik.



<ul><li>Faktor Gaji</li></ul>



Kekurangan pertama yang bisa kamu dapatkan dari kerja di perusahaan startup yaitu dari faktor gajinya. Gaji kerja di startup cenderung bervariasi yang mana ketika di masa awal bekerja kamu dimungkinkan untuk memiliki gaji yang lebih kecil.



Beberapa poin di atas telah menjelaskan terkait plus dan minus dari kerja di startup. Namun sebelum memilih perusahaan untuk bekerja, ada baiknya kamu melakukan riset secara mendalam terkait masing-masing perusahaan yang membuatmu tertarik agar tidak salah pilih. 



Ketika kamu bekerja di perusahaan startup dan membutuhkan penghasilan tambahan, kamu bisa mendapatkannya dengan memulai berinvestasi. Kamu bisa mendapatkan imbal hasil hingga 15% flat per tahun dengan mendanai mitra UMKM di microfinance marketplace Amartha. Modalin mulai Rp 100.000, kamu bisa turut serta dalam membantu memberikan dampak positif bagi Indonesia.



Download aplikasi Amartha di <a href="https://amartha.onelink.me/ZC6C/hn9rrbn8" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Android</a> Download aplikasi Amartha di <a href="https://amartha.onelink.me/fUOv/hxcq7mtv" target="_blank" rel="noreferrer noopener">iOS</a>



<div class="wp-block-buttons">
<div class="wp-block-button"><a class="wp-block-button__link has-vivid-purple-background-color has-background" href="https://amartha.com/id_ID/" style="border-radius:30px">Daftar Sekarang</a></div>
</div>

Ingin Kerja di Startup? Yuk, Ketahui Dulu Plus Minusnya

small_startup.jpeg

thumbnail_startup.jpeg

startup.jpeg

Tingginya pengguna internet di Indonesia berdampak pada munculnya banyak perusahaan rintisan atau Startup di Tanah air. 



Jumlah Startup di Indonesia menurut catatan Startup Ranking sebanyak 2.219 perusahaan di tahun 2021 atau menduduki peringkat 5 di dunia.



Lantas, apa sih perusahaan rintisan atau Startup ini? Dan apa yang membedakannya dengan perusahaan konvensional?



<h2>Pengertian Startup</h2>



Startup berasal dari serapan Bahasa Inggris yang berarti bisnis yang baru saja dirintis atau bisnis rintisan. Startup identik dengan <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="https://amartha.com/id_ID/">perusahaan teknologi</a>. 



Mengutip Wikipedia, Startup adalah istilah yang merujuk pada semua perusahaan yang belum lama beroperasi. Perusahaan-perusahaan ini sebagian besar merupakan perusahaan yang baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat.



Startup biasanya fokus pada satu produk atau jasa yang akan dipasarkan. Selain itu, perusahaan Startup dimulai dengan biaya operasional yang besar untuk membangun sistem dan memiliki pendapatan yang rendah.



Makanya gak heran kalau perusahaan startup giat mencari investor untuk membiayai operasional dan keberlanjutan bisnisnya.



Ada kasta-kasta dalam perusahaan startup yang perlu diketahui ole para calon investor, yaitu Soonicorn, Unicorn, Decacorn, dan Hectacorn. Kasta ini dinilai dari segi valuasi.



Baca Juga: <a href="https://amartha.com/blog/money-quiz/amartha-raih-penghargaan-soonicorn-award-2021/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Selangkah Menuju Unicorn, Amartha Raih Penghargaan Soonicorn Award 2021</a>



Startup Unicorn untuk perusahaan dengan minimal valuasi 1 Miliar dollar AS, Decacorn untuk valuasi mencapai 10 Miliar dollar AS, dan Hectocorn untuk valuasi 100 Miliar dollar AS.



Adapun jenis-jenis startup yang banyak berkembang di Indonesia adalah game, edukasi, e-commerce, perjalanan atau akomodasi, kesehatan, dan finansial atau <a href="http://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">fintech</a>.



<h2>Beda Startup dengan Perusahaan Konvensional</h2>



Dari aspek hukum sebenarnya tidak ada perbedaan antara perusahaan konvensional dengan perusahaan startup. Keduanya merupakan <a data-type="post" data-id="12666" href="https://amartha.com/blog/tech/business/badan-usaha-di-indonesia-jenis-dan-contohnya/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">badan usaha</a> yang hukumnya sudah diatur oleh negara.



Meskipun demikian, ada beberapa perbedaan yang cukup terlihat antara perusahaan konvensional dan perusahaan startup, yaitu:



<h3>Struktur organisasi</h3>



Meskipun investor berperan dalam pendanaan, namun investor tidak banyak mencampuri urusan bisnis. Peran investor hanya terlipat mengenai keputusan strategis sementara operasional perusahaan sepenuhnya ditangani oleh founder atau manajemen.



<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mau-jadi-ceo-ini-skill-yang-harus-kamu-kuasai/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Mau Jadi CEO, Ini Skill Yang Harus Kamu Kuasai!</a>



Di perusahaan konvensional, jalannya perusahaan sangat dipengaruhi oleh kehendak pemilik perusahaan secara langsung atau tidak langsung. Bahkan banyak ditemui perusahaan yang pemodal atau pemiliknya masuk dalam jajaran manajemen.



<h3>Pendanaan</h3>



Founder startup umumnya mengeluarkan dana yang cukup besar di awal dalam membangun bisnisnya. Di tengah merintis bisnis, perusahaan startup giat mencari investor untuk mengucurkan dana segar.



Sementara perusahaan konvensional umumnya pendanaan berasal dari satu atau lebih pemilik perusahaan atau dari hasil profit yang diputar kembali.



<h3>Tujuan Keuntungan</h3>



Seperti disinggung di awal bahwa perusahaan startup cenderung masih menemukan model bisnis yang pas dan mencari pasar, sehingga pertumbuhan perusahaan adalah tujuan utama dari startup. Biasanya tujuan keuntungan digunakan untuk membangun brand meski harus membakar uang di tahun-tahun pertama.



Sementara perusahaan konvensional awal berdiri difokuskan untuk mendapatkan profit agar dapat memberikan keuntungan kepada pemiliknya.



Itulah pengertian dari startup dan perbedaannya dengan perusahaan konvensional. Semoga bermanfaat!

Pengertian Startup dan Bedanya Dengan Perusahaan Konvensional

Tag: startup adalah