small_review-buku-the-intelligent-investor-karya-benjamin-graham.png

thumbnail_review-buku-the-intelligent-investor-karya-benjamin-graham.png

review-buku-the-intelligent-investor-karya-benjamin-graham.png

Bagi orang yang berkecimpung sebagai investor maupun trader di pasar modal, nama Benjamin Graham mungkin sudah tidak asing lagi. Sebab ekonom kelahiran tahun 1894 ini memang dikenal sebagai Bapak dari metode <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/value-investing/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="Apa Itu Value Investing? Yuk, Kenal Lebih Jauh!">Value Investing</a>. 



Karena itu, buku yang dirilis oleh Benjamin Graham dengan judul The Intelligent Investor ini dianggap sebagai salah satu buku terpenting dalam membahas topik seputar berinvestasi, terutama saham.



Buku yang diterbitkan di tahun 1949 ini disebut-sebut oleh investor kawakan Dunia, <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/alasan-warren-buffett-tidak-pilih-kripto-sebagai-aset-investasi/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="Alasan Warren Buffett Tidak Pilih Kripto Sebagai Aset Investasi">Warren Buffet</a> sebagai buku terbaik mengenai investasi. The Intelligent Investor juga sampai sekarang dianggap sebagai ‘kitab suci’ dari para investor sukses di dunia. Di dalam buku ini dibahas semua aspek yang harus diperhatikan ketika ingin berinvestasi di saham.



<h2>Poin Penting Dalam Buku The Intelligent Investor</h2>



Berikut ini adalah beberapa poin menarik yang dibahas di buku The Intelligent Investor karya Benjamin Graham ini!



<h3>1. Investor Atau Spekulator</h3>



Menurut Benjamin Graham, investor yang cerdas tidak pernah mengharapkan hasil atau keuntungan yang besar dalam waktu yang singkat. Investor yang cerdas juga tidak tergantung dengan IQ tinggi, tips dari orang dalam, maupun keberuntungan dalam memilih saham yang tepat untuk berinvestasi. 



Ada 3 prinsip dasar dari investor cerdas dalam memilih saham suatu perusahaan, yaitu :



<ul><li>Melakukan analisa fundamental yang menyeluruh untuk perusahaan yang akan dibeli sahamnya</li><li>Mencegah kerugian besar dengan melakukan diversifikasi saham</li><li>Mencari keuntungan yang memadai bukan yang luar biasa besarnya</li></ul>



Jika seorang investor tidak menjalankan 3 prinsip dasar tersebut, maka menurut Benjamin Graham, sebenarnya dia adalah spekulator bukan investor. Spekulator selalu mengharapkan keuntungan besar dari fluktuasi pasar, sedangkan investor mengharapkan keuntungan yang memadai dan stabil dari dividen serta kenaikan harga saham.



<h3>2. Defensive Investor</h3>



Saat memperhitungkan resiko yang layak diambil ketika ingin berinvestasi, seorang defensive investor akan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :



<ul><li>Berapa banyak orang yang bergantung padanya (jumlah tanggungan)</li><li>Apakah sudah menjadi wiraswasta atau masih bekerja full time</li><li>Berapa besar resiko yang sanggup ditanggungnya</li></ul>



Perlu diketahui, keputusan paling penting untuk melakukan investasi adalah melakukan diversifikasi aset dalam beberapa instrumen investasi yang berbeda seperti misalnya <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="https://amartha.com/id_ID/">investasi P2P Lending</a>. Lalu, pelajari dengan cermat sebelum melakukan investasi sehingga dapat meminimalkan resiko kerugian dan memaksimalkan keuntungan.



Yang perlu dicatat adalah tidak ada investasi yang tidak beresiko. Karena itu, penting sekali untuk tidak menaruh seluruh uangmu hanya dalam satu bentuk investasi saja. Di dalam buku The Intelligent Investor, Benjamin Graham menganjurkan untuk memakai rasio investasi 25%&nbsp; di obligasi dan 75% di saham.



<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/5-alasan-p2p-lending-cocok-untuk-investor-pemula/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="5 Alasan P2P Lending Cocok Untuk Investor Pemula!">5 Alasan P2P Lending Cocok Untuk Investor Pemula!</a>



<h3>3. Enterprise Investor</h3>



Untuk menjadi seorang enterprise investor, dibutuhkan kesabaran, disiplin, kemauan belajar, serta waktu yang lebih banyak ketimbang jika menjadi defensive investor.



Walaupun seorang enterprise investor dituntut untuk agresif dalam mencari saham berkualitas dengan nilai price to earning ratio serta price to book value yang rendah, investor tipe ini juga harus tetap waspada.



Berikut ini adalah beberapa prinsip yang harus dimiliki seorang enterprise investor:



<ul><li>Menghindari ‘day trading’, yaitu membeli dan menjual saham di hari yang sama, karena walaupun membutuhkan modal sedikit tapi beresiko tinggi.</li><li>Menghindari membeli saham IPO, karena kebanyakan saham yang baru masuk bursa adalah saham yang overprice.</li><li>Tetap menghitung harga dan nilai karena price tidak sama dengan value, membeli saham perusahaan bagus dengan harga terlalu mahal bukan merupakan investasi yang baik.</li></ul>



<h3>4. Margin of Safety</h3>



Di dalam buku The Intelligent Investor, Benjamin Graham menyatakan bahwa ‘Margin of Safety’ adalah konsep sentral dalam <a href="https://amartha.com/id_ID/" target="_blank" rel="noreferrer noopener" title="https://amartha.com/id_ID/">investasi</a>. Investor yang cerdas harus tahu berapa intrinsic value/nilai riil dari sebuah saham. 



‘Margin of Safety’ adalah perbedaan nilai dari harga saham di pasar saham dan nilai riil saham tersebut, semakin besar perbedaan tersebut berarti makin besar ‘Margin of Safety’ yang diperoleh investor.



Pada saat harga saham lebih rendah dari nilai riil saham tersebut, maka itulah saatnya investor membeli saham tersebut dan sebaliknya jika harga saham sudah melampaui nilai riil saham tersebut, itulah saatnya investor menjual saham tersebut dan memperoleh keuntungan.



Karena dalam menghitung nilai riil suatu saham ada kemungkinan investor melakukan kesalahan, Benjamin Graham selalu menekankan pentingnya diversifikasi saham. Yang dimaksud di sini adalah menempatkan investasi dalam beberapa saham dari berbagai jenis industri. 



Dengan begitu, pada akhirnya investor yang cerdas dapat mengumpulkan keuntungan yang lebih besar dari kerugian yang dikumpulkan dari semua saham yang dimilikinya.



Well, itulah beberapa poin pembelajaran tentang berinvestasi dalam saham yang bisa kamu dapatkan setelah membaca buku “The Intelligent Investor” dari Benjamin Graham. Semoga informasi ini bermanfaat buatmu ya!

Tag: the intelligent investor

Review Buku The Intelligent Investor - Benjamin Graham