small_tips-mengelola-uang-untuk-para-perempuan.png

thumbnail_tips-mengelola-uang-untuk-para-perempuan.png

tips-mengelola-uang-untuk-para-perempuan.png

Sebuah studi di tahun 2018 yang dilakukan oleh Pew Research Center menemukan bahwa di Amerika Serikat, rata-rata perempuan hanya punya penghasilan sebesar 85% dari penghasilan rekan pria mereka. 



Tidak hanya berpenghasilan lebih rendah daripada pria, para perempuan juga diketahui menabung lebih sedikit, hidup lebih lama, dan memiliki lebih banyak biaya perawatan kesehatan jangka panjang. Secara keseluruhan, biaya hidup para perempuan di atas para pria.



Well, sebenarnya ada banyak strategi yang dapat diterapkan para perempuan dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan kesejahteraan finansial mereka. Pada akhirnya, hal ini juga dapat membangun masa depan yang stabil secara finansial bagi para perempuan. Berikut ini tips-tipsnya:



1. Buat Anggaran&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;



Buat anggaran dan pertahankan, itulah kuncinya. Langkah pertama adalah mengumpulkan semua tagihan, lalu tuliskan pendapatan bulanan dan pengeluaranmu. Bagi pengeluaranmu menjadi "kebutuhan" dan “keinginan. Contoh pengeluaran untuk “kebutuhan” seperti perumahan dan makanan. Sedangkan pengeluaran untuk "keinginan" seperti layanan streaming dan makan di luar.



Selanjutnya, kurangi pengeluaran dari berapa banyak yang kamu hasilkan. Jika tidak ada cukup dana yang tersisa untuk tujuan menabung, lihat apakah kamu dapat mengurangi beberapa pengeluaran atau mencari cara untuk meningkatkan penghasilanmu.



2. Tetapkan Tujuan Keuangan&nbsp;&nbsp;



Ketika menetapkan tujuan untuk setiap area keuanganmu, sebaiknya buat target konkret untuk dikerjakan. Latihan ini juga memberi kamu titik awal, kemudian nantinya dapat disempurnakan dengan langkah-langkah berikutnya untuk mewujudkan tujuanmu.



Perlu diingat, pikirkan tentang apa yang membuatmu bersemangat saat menetapkan tujuan keuangan. Lalu, tetapkan target realistis yang akan memotivasi kamu untuk terus maju jika jalan menuju tujuan keuangan tersebut cukup menyulitkan.&nbsp;



Penting untuk memiliki tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah sasaran yang dapat kamu capai dalam satu tahun dan itu memberimu kemenangan kecil yang mendorong untuk terus maju, seperti perabot baru atau liburan akhir pekan.



Sedangkan tujuan jangka panjang seperti menabung untuk masa pensiun atau menyiapkan dana kuliah anakmu. Hal semacam ini tentunya membutuhkan lebih banyak usaha dan bisa memakan waktu beberapa tahun untuk mencapainya.



Sadarilah bahwa tujuan terkadang berubah seiring waktu. Jadi, pastikan untuk meninjau kembali daftar tujuan keuanganmu setidaknya sekali per kuartal. Kemudian, buat penyesuaian berdasarkan posisi keuangan dalam hidupmu saat itu.



3. Buat Dana Darurat&nbsp;&nbsp;&nbsp;



Sebuah dana darurat atau dana tidak terduga merupakan bagian integral dari rencana keuangan yang sehat. Ini adalah alat yang berguna untuk melindungi keuanganmu dari kejadian tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau mengalami sakit yang cukup serius.



Jika kamu tidak memiliki cukup simpanan untuk kejadian tidak terduga, maka kamu harus mulai mengambil langkah untuk membuat dana darurat. Aturan praktis yang baik adalah menghemat biaya hidup selama tiga hingga enam bulan. Setiap kali kamu mendapatkan gaji, jadikanlah sebagai prioritas untuk menabung uang untuk membuat dana darurat.



4. Hindari Utang Konsumtif



Perlu dijelaskan terlebih dahulu, beberapa utang seperti hipotek dan pinjaman pendidikan boleh diambil jika sesuai dengan anggaran kamu secara keseluruhan. Hutang semacam itu dianggap hutang “baik” karena merupakan investasi untuk masa mendatang. Sedangkan utang konsumtif yang dimaksud di sini, contohnya adalah kartu kredit.



Kartu kredit memang merupakan cara yang nyaman dan aman untuk membayar sesuatu (dan mungkin mendapatkan cashback karena melakukannya). Namun, perlu diingat, ada tagihan yang kamu lunasi setiap bulannya ketika menggunakan kartu kredit. Ada baiknya kamu tidak menggunakan kartu kredit untuk kebutuhan lifestyle. Selain itu, cara terbaik untuk menghindari hutang adalah dengan membuat rencana keuangan dan menaatinya.



Nah, itulah beberapa tips yang bisa dilakukan para perempuan dalam mengelola uangnya. Selamat mencoba!

Tips Mengelola Uang untuk Para Perempuan

small_bagaimana-cara-mempersiapkan-dana-pendidikan-anak-dan-pensiun.jpeg

thumbnail_bagaimana-cara-mempersiapkan-dana-pendidikan-anak-dan-pensiun.jpeg

bagaimana-cara-mempersiapkan-dana-pendidikan-anak-dan-pensiun.jpeg

<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/tips-siapkan-dana-pendidikan-s2/">Dana pendidikan</a> dan pensiun seringkali menjadi kolaborasi kekhawatiran bagi pasangan suami istri, khususnya dari sisi wanita. 



Seperti halnya ketika pasangan memiliki anak dan ingin menguliahkannya namun sang suami justru sudah memasuki <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/mulai-siapkan-dana-pensiun-untuk-kehidupan-nyaman-di-masa-depan/">masa pensiun</a>. Tentu ini akan menjadi momok tersendiri.&nbsp;



Tahukah Anda bahwa hal tersebut sebetulnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Anda dapat menyiasatinya dengan pengelolaan dana bulanan dengan baik. 



Penting juga untuk <a href="https://amartha.com/id_ID/">investasi sejak dini</a> demi kehidupan masa depan lebih baik. 



<h2>Jangan Terlena dengan Tunjangan, Anda Tetap Harus Kembali Bekerja&nbsp;</h2>



Bagi wanita yang mengambil cuti melahirkan dan mengasuh anak, tentu biasanya akan mendapatkan tunjangan dari perusahaan. Akan tetapi, jangan sampai justru menjadikan diri Anda terlena. Anda mesti harus tetap kembali bekerja.&nbsp;



Hal tersebut perlu diingatkan karena masih banyak yang merasa puas dengan pemberian tunjangan melahirkan dan pengasuhan anak. 



Bahkan tidak jarang yang bisa mendapatkannya sampai 2 tahun dengan besaran 67% saat cuti&nbsp;dimulai dan 50% dari asuransi kerja.&nbsp;



Di Indonesia sendiri cuti hamil dapat diambil sebelum, selama dan setelah melahirkan. Bahkan hal tersebut sudah tercantum dalam UU yang berlaku. Perusahaan yang baik tentu akan memberikan tunjangan selama masa cuti seperti ini.&nbsp; 



<h2>Mulai Menabung untuk Dana Pendidikan dan Pensiun&nbsp;</h2>



Sebaiknya Anda mulai menabung sejak dini untuk kebutuhan dana pendidikan anak dan pensiun walaupun memerlukan waktu cukup lama sebelum benar-benar dibutuhkan. Tetaplah konsisten menyimpan dana. 



Untuk menyiasatinya Anda bisa melakukan investasi sehingga dana tersebut tidak terhambur.&nbsp;Salah satu investasi yang bisa Anda coba adalah <a href="https://amartha.com/id_ID/">peer-to-peer lending (P2P Lending)</a> Amartha.



Amartha adalah <a href="https://amartha.com/id_ID/">perusahaan investasi P2P Lending</a> yang menghubungkan investor atau pendana kepada peminjam khususnya perempuan pengusaha mikro di pedesaan melalui platform online.



Dengan mendanai di Amartha, Anda bisa mendapatkan keuntungan sampai 15% flat per tahun. Amartha juga <a href="https://amartha.com/id_ID/">P2P Lending yang aman</a> karena telah memiliki izin usaha dari OJK. 



Terlebih jika suami Anda nantinya dipastikan tidak akan mendapatkan tunjangan pada hari tua. Maka perkuatlah tabungan atau investasi. Anda juga bisa melakukan usaha kecil-kecilan guna mengumpulkan dana pensiun kelak di kemudian hari.&nbsp;



<a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/ide-ide-mencari-sumber-penghasilan-tambahan-yang-tidak-melelahkan/">Ide-ide Mencari Sumber Penghasilan Tambahan Yang Tidak Melelahkan</a>



Pastikan dalam menjalan usaha tersebut, Anda juga mendapatkan bantuan pembiayaan dana dari pihak tertentu. 



Dengan demikian, Anda tidak akan terlalu dipusingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk membuka usaha kecil-kecilan demi mendapaykan dana pendidikan dan pensiun kelak.&nbsp; 



<h2>Persiapan Dana dan Kaitannya dengan Renovasi Rumah&nbsp;</h2>



Bagi pasangan yang berumah tangga, tentu akan mempertimbangkan <a href="https://amartha.com/blog/home/anti-jebol-ini-tips-menekan-biaya-renovasi-rumah/">renovasi rumah</a>. Misalnya, ketika ada tambahan anggota keluarga baru yang memerlukan kamar. 



Misalnya, penambahan anak yang tadinya dua menjadi tiga. Tentu saja Anda akan memerlukan satu kamar lagi.&nbsp;



Barangkali renovasi rumah juga diperlukan ketika ada bagian yang mengalami kerusakan. Misalnya, bocor atau cat dinding rumah usang. Mungkin saja Anda ingin mengubah interior hunian agar lebih modern dan menyesuaikan zaman.&nbsp;



Jika saat ini Anda tengah gencar menabung atau berinvestasi untuk dana pendidikan dan pensiun, sebaiknya lakukan renovasi rumah saat benar-benar sudah memasuki masa purna tugas. Kecuali memang renovasi tersebut sungguhan penting atau dalam <a href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/pilih-mana-investasi-dana-darurat-atau-lunasi-utang-dulu/">keadaan darurat</a>.&nbsp;



Pisahkan mana yang benar-benar harus dilakukan dan mana yang masih berupa keinginan. Jangan campur adukan. 



Bijaklah dalam mengatur keuangan bulanan Anda demi mendapatkan dana pendidikan dan pensiun untuk kemudiah hari.&nbsp;

Bagaimana Cara Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak dan Pensiun?

medium_15-cara-raditya-dika-mengatur-keuangan.jpeg

small_15-cara-raditya-dika-mengatur-keuangan.jpeg

thumbnail_15-cara-raditya-dika-mengatur-keuangan.jpeg

15-cara-raditya-dika-mengatur-keuangan.jpeg

Siapa yang gak kenal <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Raditya_Dika">Raditya Dika</a>? Ia adalah aktor, penulis, sutradara, dan influencer bagi anak-anak muda di Indonesia. Raditya Dika terjun pertama kali ke dunia hiburan sejak ia berusia 25 tahun dengan karya pertamanya, Kambing Jantan.

Pada bulan Mei 2019 lalu melalui akun Youtube pribadinya, Raditya Dika membagikan 15 tips mengatur keuangan. Kebiasaan tersebut sudah ia lakukan selama 9 tahun terakhir lho. Gak heran ya kalau dengan pola hidup yang biasa saja ia bisa memiliki rumah, mobil, hingga jam tangan mewah.

Mau tahu apa aja tipsnya? 
<ol>
 	<li>Membeli barang untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain. Pengamatan Raditya Dika menunjukkan bahwa saat ini orang-orang membeli barang karena mereka ingin menunjukkan dirinya kepada orang lain, bukan berdasarkan kebutuhan personal. Akibatnya kita menjadi boros karena terlalu fokus membeli barang untuk orang lain sehingga tidak memberikan maximum value untuk dirinya sendiri.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Mulai menabung untuk dana pensiun. Mengambil jurusan ekonomi saat kuliah membuat Raditya Dika paham mengenai investasi. Baginya, waktu adalah teman terbaik untuk investasi. Ia sendiri, menginvestasikan uang dari royalti pertamanya untuk dana pensiun lho.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Uang keluar harus lebih sedikit daripada uang masuk. Hubungan keuangan yang sehat menurut Raditya Dika adalah dengan meningkatkan uang yang masuk dan menekan uang yang keluar.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Jangan berhutang dan memberi utang. Prinsip yang dilakukan sejak awal bekerja adalah apabila ingin membeli suatu barang, ia tidak ingin mengutang. Ia akan terus bekerja dan menabung lagi sampai uangnya terkumpul. Pun begitu halnya dengan memberikan pinjaman ke temannya, bagi Raditya Dika lebih baik ia memberikan pekerjaan karena utang dapat memecah pertemanan.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Bayar sesuatu cash (tunai). Ada penelitian yang menyebutkan bahwa rasa sakit yang ditimbulkan saat membayar suatu barang secara tunai itu lebih tinggi daripada dengan kartu.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Fokus ke penghasilan, tambah gaji. Setelah bisa menekan uang yang keluar, kini waktunya meninggikan uang yang masuk. Perlu diketahui bahwa gaji dan penghasilan adalah hal yang berbeda. Penghasilan bisa ditambah dengan memanfaatkan skill yang dimiliki, misalnya saja memiliki bisnis kecil-kecilan, mengajar tutor, hingga bikin e-book dan menjualnya.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Pelajari instrumen investasi dan hubungannya dengan tujuan finansial. Investasi dapat dipelajari sesederhana misalnya ingin membeli smartphone keluaran terbaru dengan harga 7 juta dalam waktu setahun maka harus mencari tahu jenis instrumen apa yang cocok, begitupun untuk tujuan dana pensiun.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Menetapkan budget minimum untuk investasi. Pernah bekerja sebagai karyawan kantoran, Raditya Dika selalu mengalokasikan sebesar 10% dari gajinya untuk diinvestasikan. Bahkan ia pernah mengalokasikan sebesar 70% gajinya untuk kebutuhan pendidikan anak, dana pensiun, hingga ganti mobil dalam waktu 5 tahun mendatang.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Tidak kaget menerima penghasilan besar. Bila suatu hari menerima uang besar, jangan kaget. Ini waktunya untuk mempertimbangkan akan digunakan untuk apa uang tersebut.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Mengalokasikan uang lebih banyak ke pengalaman bukan barang. Menurut Raditya Dika, membeli waktu kebersamaan bersama keluarga bisa memberikan kebahagiaan yang lebih bermakna dibanding dengan membeli barang. Makanya ia menyarankan untuk mengalokasikan uang kepada pengalaman seperti menambah skill daripada membeli barang.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Membeli barang berkualitas untuk jangka panjang. Daripada membeli ikat pinggang seharga 1 juta dan hanya bisa digunakan untuk waktu selama satu tahun. Bagi Radit lebih baik, beli ikat pinggang harga 15 juta tapi bisa digunakan seumur hidup. Nah hal ini bisa jadi pertimbangan kamu juga lho.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Usahakan untuk berbelanja sendirian, karena kalau berbelanja sama teman bisa jadi malah menghasut untuk berbelanja lebih banyak.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Membayar pajak dan berdonasi. Bagi Raditya Dika, dengan melakukan donasi akan memberikan kebahagiaan yang berbeda sehingga ia berpesan kalau punya uang berlebih maka usahakan untuk melakukan donasi ke orang yang membutuhkan.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Berkomitmen dan fokus dalam mengelola keuangan. Stress sedikit belanja, stress sedikit makan, ini gak baik untuk alur keuangan. Misalnya uba Ubah misalnya dengan meditasi atau lain-lain.</li>
 	<li style="font-weight: 400;">Temukan pasangan yang paham finansial. Menurut riset yang ditemukan Raditya Dika, hampir 80% pertengkaran rumah tangga terjadi karena komunikasi mengenai keuangan yang tidak baik. Jadi penting sekali untuk terbuka dan memiliki perspektif yang sama pasangan mengenai keuangan. </li>
</ol>
Nah begitulah cara mengatur keuangan ala Raditya Dika untuk meraih kebebasan finansial juga pensiun dini. Kalau kamu, mau mulai dari nomor berapa nih?

15 Cara Raditya Dika Mengelola Keuangan

Tag: tips atur keuangan