medium_pendanaan-digital-untuk-tabungan-masa-depan.jpeg

small_pendanaan-digital-untuk-tabungan-masa-depan.jpeg

thumbnail_pendanaan-digital-untuk-tabungan-masa-depan.jpeg

pendanaan-digital-untuk-tabungan-masa-depan.jpeg

Saat ini, pendanaan digital atau fintech peer to peer (p2p) lending sedang populer di masyarakat. Meski begitu, sebagian masyarakat belum memahami secara detil mengenai p2p lending atau fintech lending. Bahkan, masyarakat mengaitkan p2p lending seperti investasi. Padahal, di Indonesia, p2p lending berbeda dengan investasi. Meskipun, sama-sama memberikan keuntungan.

Fintech lending adalah sebuah penyelenggara layanan jasa keuangan yang menghubungkan antara pendana dengan penerima dana melalui sistem elektonik di internet. 

Tak diketahui secara pasti kapan fintech lending hadir di Indonesia. Namun, fintech lending mulai bermunculan pada 2015. Di dunia, fintech lending sudah berkembang sejak 2005. Inggris menjadi negara pertama yang mengembangkan fintech lending. Pada 2006, fintech lending mulai berkembang di Amerika Serikat.

Tapi, tahukah anda bahwa fintech lending dapat menjadi tabungan masa depan. Anda dapat menjadi fintech lending ini sebagai salah satu alternatif investasi. Berikut ini bukti bahwa pendanaan digital dapat menjadikan tabungan masa depan anda,

Keuntungan Menarik

Anda akan mendapatkan imbal hasil menarik dibandingkan investasi lainnya. Di Amartha, anda akan mendapatkan keuntungan hingga 15 persen. Keuntungan ini hanya anda akan dapatkan di perusahaan yang berdiri sejak 2010 ini.

Dampak Sosial

Selain itu, anda telah memberikan dampak sosial bagi masyarakat dengan memberikan pendanaan untuk usaha. Di Amartha, anda akan memberikan dampak sosial untuk masyarakat perdesaan. Sebagai perusahaan yang fokus untuk menyalurkan pendanaan kepada pengusaha mikro perempuan, Amartha telah membantu ibu-ibu di perdesaan meraih ekonomi secara mandiri. 

Alternatif Investasi

Melakukan pendanaan digital di fintech lending juga bisa menjadi alterfnatif investasi anda. Apalagi, saat ini, Pemerintah turut mendukung fintech lending di Indonesia. Ini karena, fintech lending turut mewujudkan inklusi keuangan. Selain itu, fintech lending mempunyai andil dalam mewujudkan Indonesia tanpa kemiskinan.

Aman

Saat ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengawasi fintech lending di Indonesia. Untuk memberikan keamanan bagi pemberi pinjaman, OJK mempunyai daftar-daftar perusahaan fintech lending di <a href="https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/publikasi/Pages/Penyelenggara-Fintech-Terdaftar-di-OJK-per-Februari-2019.aspx">situsnya</a>. Amartha termasuk perusahaan fintech lending yang telah terdaftar dan diawasi OJK. Agar anda tidak terjebak oleh fintech lending illegal. Anda perlu melihat daftar perusahaan tersebut di OJK.

Terpercaya

Saat ini, banyak perusahaan fintech lending yang telah mendapatkan kepercayaan oleh dalam dan luar negeri. Amartha termasuk perusahaan yang mendapatkan kepercayaaan tersebut. Ini terbukti dengan <a href="http://bit.ly/PencapaianAmartha2018">beberapa penghargaan</a> yang didapat dari dalam dan luar negeri seperti  Mastel Digital Inclusion Awards 2018 untuk kategori startup fintech, UN Capital Development Fund (UNCDF) atas perannya sebagai startup keuangan yang inovatif, penghargaan “30 Promising Growth-stage Startups 2018” dari Forbes Indonesia dan pemenang dalam InnovationXchange (iXc), Frontier Innovators  yang diinisiasi pemerintah Australia. Bahkan, Amartha turut diundang acara-acara internasional seperti Mondato Summit Asia 2018, Asia Pacific Week Berlin 2018 dan IMF-WB Annual Meetings 2018

Ayo, tunggu apalagi? Mulailah pendanaan dengan Rp 3 juta di <a href="http://amartha.com">Amartha.com</a>. Dapatkan keuntungan menarik hingga 15 persen.

Pendanaan Digital untuk Tabungan Masa Depan

medium_tren-fintech-lending-di-tahun-2019.jpeg

small_tren-fintech-lending-di-tahun-2019.jpeg

thumbnail_tren-fintech-lending-di-tahun-2019.jpeg

tren-fintech-lending-di-tahun-2019.jpeg

Perkembangan fintech peer to peer (p2p) lending masih "seksi" di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya perusahaan p2p lending di Indonesia. Akhir 2018, nilai pinjaman p2p lending mencapai Rp 13,83 triliun. Bahkan, sumbangan p2p lending terhadap domestik mencapai Rp 26 triliun di tahun 2018.

Hingga kini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat terdapat 88 perusahaan fintech lending yang telah terdaftar. Kendati begitu, ada 738 fintech illegal atau yang tidak terdaftar OJK termasuk 211 website dan 527 aplikasi di android yang diblokir oleh  Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo).

Dengan semakin “booming”nya fintech lending di Indonesia, maka di tahun 2019, fintech lending akan terus berkembang. Beberapa perusahaan fintech lending baru akan bermunculan. Bahkan, beberapa perusahaan finteh lending akan bekerja sama dengan perbankan dan e-commerce. Geliat fintech lending ini terus didukung oleh Pemerintah karena memberikan sumbangsih terhadap perekonomian di Indonesia. 

Tahun ini, fintech lending akan terus menjadi primadona di Indonesia. Tren fintech lending di tahun 2019 juga akan dipenuhi oleh kolaborasi dengan institusi hingga perkembangan teknologi. Nah, berikut tren fintech lending di tahun 2019.

Kolaborasi dengan Perbankan

Perusahaan fintech lending akan terus bekerja sama dengan institusi. Kolaborasi ini akan mendukung perkembangan fintech lending di Indonesia. Tahun lalu, banyak perusahaan fintech lending yang berkolaborasi dengan Bank. Tahun ini, kolaborasi masih terus terjadi. Misalnya, pada tahun 2018, Amartha telah berkerja sama dengan Bank Mandiri, Bank Permata, Bank Ganesha dan beberapa BPR. Tahun ini, Amartha juga akan terus berkolaborasi dengan Bank. Bahkan, ada beberapa bank maupun lembaga keuangan yang akan bekerja sama dengan Amartha pada tahun ini.

Kolaborasi dengan E-commerce

Tahun lalu, beberapa perusahaan fintech lending telah berkolaborasi dengan perusahaan e-commerce. Tahun ini, perusahaan fintech lending masih akan terus bekerja sama dengan e-commerce. Tak menutup kemungkinan, Amartha juga akan berkolaborasi dengan perusahaan e-commerce. 

Keterlibatan Pemerintah dalam Membangun Ekosistem 

Dengan semakin banyaknya perusahaan fintech lending di Indonesia, maka Pemerintah terus berusaha untuk mengawasi perusahaan-perusahaan tersebut. Hingga kini, Pemerintah telah membekukan 738 fintech illegal atau yang tidak terdaftar OJK termasuk 211 website dan 527 aplikasi di android. Bahkan, OJK akan memberikan izin kepada perusahaan fintech lending jika telah memenuhi persyaratan. Setelah mereka telah terdaftar oleh OJK, maka perusahaan-perusahaan ini harus mendapatkan izin. 

Penggunaan Teknologi 

Penggunaan teknologi masih menjadi salah satu hal yang terus dilakukan oleh perusahaan fintech lending di Indonesia. Penggunaan teknologi juga dilakuakan di Amartha. Misalnya, penggunaan “Machine Credit Scoring”. Amartha menggunakan credit scoring itu untuk menilai para peminjam. Hal ini yang membuat Amartha mengalami kesuksesan pembayaran sebesar 97.78%. Tak menutup kemungkinan, teknologi-teknologi berkembang seperti AI dan Blockchain juga akan digunakan oleh Amartha.  

&nbsp;

Tren Fintech Lending di Tahun 2019

Tag: tren fintech