icon-langEN
logo-amartha
Home / Blog / Teknologi dan Inovasi / Produk Terbaru Bisnis / Angel Investor vs Crowdfunding, Mana Yang Kamu Pilih untuk Modal Bangun Bisnis?
icon-lang
icon-lang

Angel Investor vs Crowdfunding, Mana Yang Kamu Pilih untuk Modal Bangun Bisnis?

By Team Amartha Blog - 27 May 2021 - 3 min membaca

Meningkatkan modal adalah salah satu tantangan terbesar yang dapat dihadapi oleh setiap startup ataupun pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Namun, untungnya para wirausahawan ini sekarang memiliki lebih dari satu pilihan untuk mendapatkan dana yang mereka butuhkan.

Alternatif pendanaan yang seringkali dipilih sekarang ini oleh startup ataupun pelaku usaha pemula seperti UKM adalah angel investor dan crowdfunding. Pada dasarnya, kedua jenis pendanaan ini punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Berikut pembahasannya!

Wow, UMKM Indonesia Banyak Dapat Modal Usaha dari Fintech P2P Lending

Angel Investor

Angel investor biasanya merupakan individu dari berbagai profesi seperti dokter, pengacara, pengusaha yang ingin menginvestasikan uangnya ke startup atau pelaku UKM yang membutuhkan suntikan dana. Angel investor ini umumnya memberikan pendanaan dengan imbalan saham ekuitas pada perusahaan.

Ide dari angel investor ini adalah ketika startup atau pelaku UKM yang diberikan dana ini telah menghasilkan keuntungan, maka mereka dapat menjual sahamnya untuk mencetak profit.

Pada umumnya, angel investor bisa beroperasi secara mandiri atau sebagai bagian dari grup investasi yang lebih besar. Karena itu, tidak jarang bahwa pendanaannya bisa mencapai $ 25.000 hingga $ 100.000.

Kelebihan:

1. Dana dari Angel Investor Bukan Pinjaman

Biasanya, mengambil pinjaman usaha adalah salah satu cara terbaik untuk permodalan bagi startup atau pelaku UKM. Jika mengambil pinjaman, ada kewajiban untuk membayarnya kembali.

Di sisi lainnya, dana yang diberikan angel investor bukanlah pinjaman, mereka mengandalkan peningkatan value dari bisnis yang didanai tersebut untuk mencetak profit.

2. Angel Investor Bisa Memberikan Lebih dari Sekadar Uang

Angel investor sering kali adalah pemilik bisnis yang mapan dan mereka memiliki pengalaman bertahun-tahun bekerja dengan startup atau pelaku UKM.

Selain memberikan dukungan finansial yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha, angel investor akan sering berbagi keahlian mereka, yang dapat sangat berharga bagi kesuksesan bisnis jangka panjang.

3. Angel Investor Merupakan Risk-Takers

Terkadang, tidak jarang sebagian besar bisnis startup atau UKM mengalami kegagalan. Karena itu, mendanai hal semacam ini berisiko tinggi. Tanpa rekam jejak yang solid, mendapatkan pinjaman bank atau mendapatkan pendanaan melalui venture capital terbilang mustahil.

Di sisi lainnya, angel investor memahami risiko tersebut, namun mereka biasanya lebih berani mempertaruhkan uangnya untuk mendukung pertumbuhan bisnis startup atau UKM.

Kelola Startup? Ini Sumber Dana Startup yang Wajib Kamu Tahu

Kekurangan:

1. Mungkin Lebih Banyak Tekanan untuk Sukses

Pada dasarnya, keinginan untuk membantu bisnis baru berhasil berperan dalam keputusan pendanaan oleh angel investor. Namun, itu bukan satu-satunya motivasi mereka.

Perlu kamu tahu, mereka juga ingin melihat investasi yang dikeluarkan dapat terbayarkan. Hal ini tentunya bisa menambahkan tekanan bagi startup atau pelaku UKM untuk sukses dengan cepat.

2. Angel Investor Biasanya Tidak Pasif dalam Kegiatan Bisnis yang Didanai

Seperti yang disebutkan sebelumnya, angel investor menerima sejumlah saham sebagai imbalan untuk pendanaannya. Karena itu, kamu tidak hanya menyerahkan persentase tertentu dari keuntungan bisnis di masa depan, tetapi juga bisa mengorbankan sejumlah kontrol terkait pengambilan keputusan. Itu bisa menjadi masalah jika konflik muncul seputar peran angel investor dalam operasional bisnis.

Crowdfunding

Crowdfunding atau urun dana adalah suatu metode dalam menghasilkan modal dengan cara penggalangan dana untuk suatu kegiatan bisnis melalui sebuah website khusus. Crowfunding terdiri dari tiga komponen penggerak, yaitu pemilik proyek, lembaga atau operator crowdfunding (website online atau media sosial), dan donatur.

Crowdfunding dalam pembiayaan suatu bisnis biasanya memiliki batas waktu yang telah ditentukan. Pada umumnya, dalam hitungan minggu atau bulan, dan berusaha untuk memenuhi target pendanaan sebelum batas akhir waktu.

Kelebihan:

1. Pendanaan Tidak Harus Berbasis Saham Sebagai Imbalan

Meski banyak startup atau pelaku UKM yang dapat menggunakan saham untuk menarik investor melalui platform crowdfunding. Namun, ternyata tidak perlu selalu harus melepaskan kendali kepemilikan apa pun di perusahaan untuk meningkatkan modal lewat platform crowdfunding.

Beberapa platform memungkinkan untuk menggunakan pendekatan berbasis penghargaan supaya menghasilkan pendanaan. Misalnya, jika startup atau UKM milikmu berpusat pada pembuatan produk tertentu, kamu dapat membuat produk itu tersedia untuk para investor terlebih dahulu sebelum meluncurkannya ke masyarakat umum.

2. Lebih Mudah untuk Menarik Investor

Mengajak angel investor bergabung bisa menjadi proses yang memakan waktu karena biasanya melibatkan promosi konsep startup atau UKM milikmu beberapa kali.

Di sisi lainnya, platform crowdfunding, menyederhanakan proses dengan memungkinkan startup atau pelaku UKM untuk memposting promosi mereka di satu tempat yang dapat dilihat oleh berbagai investor.

3. Crowdfunding dapat Meningkatkan Visibilitas Bisnis

Pada dasarnya, biaya marketing dapat menghabiskan sebagian besar anggaran startup atau UKM mana pun. Namun, dengan menggunakan platform crowdfunding untuk mengumpulkan dana adalah cara berbiaya rendah untuk mempromosikan startup atau UKM.

Ketika kampanye crowdfunding didanai dengan relatif cepat, ini mengirimkan pesan bahwa startup atau UKM milikmu adalah salah satu yang harus diperhatikan. Itu dapat meningkatkan visibilitas merek dan membantu menarik investor tambahan untuk putaran pendanaan berikutnya.

Kekurangan:

1. Penggalangan Dana Umumnya Terbatas

Meskipun 1 miliar Rupiah mungkin tampak seperti jumlah uang yang besar. Hal ini sebenarnya mungkin jumlah yang banyak untuk beberapa startup atau UKM. Perusahaan yang membutuhkan lebih banyak pendanaan mungkin harus beralih ke angel investor atau pinjaman ke bank untuk mengisi kekosongan setelah mereka menghabiskan batas dana dari crowdfunding.

2. Biayanya Bisa Mahal

Pada dasarnya, platform crowdfunding difokuskan untuk menghubungkan investor dengan para startup atau pelaku UKM. Meski begitu, mereka juga sebenarnya berbisnis untuk menghasilkan uang.

Startup atau UKM yang menggunakan platform ini biasanya diharapkan untuk membayar biaya mulai dari 5% hingga 10% setelah mengumpulkan uang yang mereka butuhkan. Hal ini tentunya dapat mengurangi jumlah modal yang mereka miliki.

Well, kira-kira kamu lebih memilih angel investor atau crowdfunding untuk permodalan dalam membangun bisnis?

Artikel Terkait

Kenali Perbedaan Equity Crowdfunding dan Security Crowdfunding

Keuangan

Platform Crowdfunding Ini Dorong Ekonomi Perempuan Indonesia

Keuangan

Semua Orang Bisa Jadi Sultan. Investasi di Amartha Mulai dari 100 Ribu Rupiah!

Promo Pendana

Crowdfunding: Alternatif Investasi Modal Kecil Untuk Milenial

Keuangan

Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?

Hubungi Kami SEKARANG

https://cms-admin-stg.amartha.com/uploads/invite_a21debce13.png