icon-langEN
logo-amartha
Home / Blog / Mitra / Cerita Mitra / Ibu Rini, Mitra Amartha Yang Jago Ambil Peluang Saat Pandemi
icon-lang
icon-lang

Ibu Rini, Mitra Amartha Yang Jago Ambil Peluang Saat Pandemi

By Team Amartha Blog - 16 Sep 2020 - 3 min membaca

Pandemi Covid-19 membuat sejumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia mengalami kemunduran. Beberapa diantaranya bahkan ada yang sampai gulung tikar.

Hal tersebut tidak hanya terjadi di kota besar saja, melainkan hingga UMKM di pedesaan. Meskipun demikian, ada sejumlah UMKM yang dapat melihat peluang di masa pandemi ini. Salah satunya adalah Ibu Rini, mitra usaha Amartha asal Banten.

Semula, Ibu Rini merupakan mitra Amartha dengan usaha industri sandal dan sepatu. Ia bergabung sejak awal tahun 2020. Saat pandemi datang, bisnisnya berjalan tidak mulus. Namun, ia memiliki kesempatan dan melihat peluang untuk mengembangkan bisnisnya dengan memproduksi APD (Alat Pelindung Diri) dan Sablon.

Produk dari usaha Ibu Rini, mitra usaha Amartha asal Banten.

Menyikapi tantangan usaha di masa pandemi, Ibu Rini merupakan orang yang optimis. Baginya, tantangan dianggap sebagai suatu kelemahan yang harus ditutup melalui kerjasama dengan tim dengan cara mencari peluang usaha yang bisa dimanfaatkan di masa pandemi.

Dalam sesi wawancara dengan tim Amartha, Ibu Rini mengaku dirinya tidak melakukan pengurangan karyawan, melainkan penambahan. “Sebelum saya bergabung dengan Amartha, saya dibantu sama 3 orang. Setelah bergabung lalu adanya Covid ini, kita bukannya pengurangan karyawan melainkan penambahan karyawan. Jadi sekarang total ada 15 orang di luar Marketing dan Sales.” ujarnya.

Selama bergabung dengan Amartha, Ibu Rini memiliki kesan yang berbeda terhadap Amartha. Awalnya ia mengira Amartha sama seperti lembaga keuangan mikro lainnya yang dalam penagihan tidak sesuai dengan aturan.

Banyak Kesenjangan, Bagaimana Fintech Menjembatani UMKM dan Inklusi Keuangan?

“Kesannya kaget ya karena tidak seperti yang diceritakan ibu-ibu lainnya yang mengenal lembaga lainnya. Kalau lembaga lainnya itu kan harus ada, jadi apa aja yang ada di rumah itu harus dijual untuk menutup lembaga itu, yang katanya dari pagi sampai malam ditongkrongin.”

Lanjutnya, “tapi berbanding terbalik lho dengan amartha. Amartha itu petugasnya sopan, jadi gini, (petugas Amartha) WA saya, ibu lagi sibuk gak? Ini hari senin (waktunya pembayaran). Lalu saya jawab, pak maaf nih, saya belum ada yang masuk, sudah begitu. Gak pernah ditongkrongin di ujung jalan gitu.”

Dengan adanya pinjaman usaha tanpa jaminan dari Amartha, Ibu Rini merasa terbantu sekali. Harapannya, semoga Amartha dapat mengembangkan bisnisnya dan juga terus memberikan pelatihan kewirausahaan kepada para mitra usahanya.