

Agama Islam mengatur seluruh lini kehidupan manusia, termasuk soal keuangan dalam hal ini prioritas pengeluaran. Dalam ekonomi islam terdapat 3 tingkatan dalam preferensi melakukan pengambilan keputusan diantaranya : Dharuriyat (Primer), Hajjiyat (Sekunder), dan Tahsiniyat (Tersier).
Preferensi tersebut tetunya berlaku pula dalam menentukan prioritas pengeluaran keuangan. Biasanya kita cenderung bingung dan salah dalam mengambil keputusan dalam mengelola keuangan. Islam sendiri sudah mengaturnya agar kita mengetahui mana yang lebih baik didahulukan dalam pengelolaan keuangan.
Prioritas Pengeluaran Menurut Islam
Islam telah mengatur prioritas pengeluaran yaitu dengan mendahulukan pos-pos yang sifatnya primer, kemudian sekunder, dan terakhir adalah tersier. Berikut ini mana saja prioritas pengeluaran yang sudah diatur dalam agama Islam.
1. Hutang
Ingat, hutang adalah janji yang harus segera ditunaikan. Pasalnya, dalam hutang ada hak orang lain yang harus kita utamakan untuk segera diberikan.
Amru bin Syarid: Muhammad SAW: “Penundaan pembayaran hutang oleh orang yang mampu itu suatu kezaliman yang menghalalkan kehormatan dan penyiksaannya.” (HR. Lima ahli hadits, kecuali Tirmidzi).
Segera selesaikan hutang-hutang hingga lunas sebelum meninggal. Jangan sampai perkara hutang mempersulit kita saat di akhirat. Rasulullah SAW bersabda, “Jiwa seorang muslim tergantung selama ada hutangnya” (HR. Ahmad)
Cara Ampuh Menagih Hutang ke Teman
2. Kebutuhan Sehari-hari
Dalam ekonomi islam terdapat konsep “Tujuan Syariah” salah satunya adalah Penjagaan Jiwa. Nah, cara untuk menjaganya salah satunya dengan mencukupi diri kita dengan menyediakan kebutuhan primer seperti makan, pakaian dan tempat tinggal yang layak. Dalam membeli kebutuhan sehari-hari hendaklah melakukan pengeluaran secukupnya dan sesuai porsi yang dibutuhkan, tidak berlebihan dan tidak pula terlalu pelit.
Seperti dalam Qur’an surat Al-Furqon : 67
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”
3. Investasi
Sahabat Nabi, Umar bin Khattab, pernah meminta para pekerja untuk tidak menghabiskan uang mereka untuk konsumsi melainkan sebagian digunakan untuk membeli ladang untuk kemudian dapat digunakan bercocok tanam dan kambing untuk diternakkan dan dijual susu atau dagingnya. Artinya, kita disarankan untuk berinvestasi. Jangan hanya mengandalkan dari satu sumber pemasukan saja.
Investasi sendiri kini beragam jenisnya, ada yang konvensional, dan ada pula investasi syariah. Produk-produk yang ditawarkan juga beragam mulai dari properti, emas, deposito, saham, hingga peer-to-peer (P2P) lending.

P2P Lending sendiri merupakan salah satu alternatif investasi yang bisa dicoba karena dapat dimulai dengan modal yang kecil. Selain itu P2P Lending juga fokus pada pembiayaan untuk usaha produktif sehingga dengan kata lain turut berkontribusi dalam menggerakkan perekonomian individu hingga negara. Salah satu P2P Lending Aman dan Menguntungkan adalah Amartha.
Amartha adalah P2P Lending yang fokus menyalurkan dana anda kepada para perempuan pengusaha mikro di pedesaan. Para perempuan tersebut akan mendapatkan modal usaha tanpa potongan biaya dan tanpa agunan dengan pendampingan rutin setiap minggunya. Pendana atau investor sendiri akan mendapatkan keuntungan hingga 15% flat per tahun.
Nah itu dia 3 prioritas keuangan dalam Islam. Selain tiga poin di atas, usahakan untuk secara rutin mengeluarkan sebagian harta yang kita miliki untuk zakat, infaq dan sedekah. Dengan demikian, semoga harta yang kita miliki selalu terjaga keberkahannya.
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Ada pertanyaan seputar artikel di blog Amartha? atau ingin mengirimkan artikel terbaik kamu untuk di publish di blog Amartha?
Hubungi Kami SEKARANG
