small_anthony-salim.png

thumbnail_anthony-salim.png

anthony-salim.png

Nama Anthony Salim tentunya tidak asing dalam perekonomian nasional. Bahkan, ia dinobatkan sebagai salah satu <a href="https://amartha.com/blog/pendana/lifestyle/crazy-rich-ini-10-orang-terkaya-indonesia-versi-forbes-tahun-2019/">orang terkaya di Indonesia</a>. 



Seperti apa perjalanan hidup dan tips membangun bisnis Anthony Salim hingga berhasil menjadi pengusaha sukses? Tim Money+ sudah merangkumnya spesial untuk kamu. Yuk simak!



<h2>Anthony Salim adalah putra bungsu Sudono Salim</h2>



Anthony Salim merupakan putra taipan Indonesia yang terkenal, Sudono Salim sebagai pendiri dari Salim Group. Anthony Salim atau yang memiliki nama Tionghoa Liem Hong Sien lahir Kudus Jawa Tengah pada tanggal 15 Oktober 1949. Ia juga merupakan anak bungsu dari Soedono Salim dan Lie Las Niao.



Pada saat umurnya menginjak usia 25 tahun, Anthony memutuskan untuk menikahi pujaan hatinya yaitu Siti Margareth Jusuf. Pernikahan tersebut dikaruniai dengan 3 buah hati, bernama Axton Salim (Lahir Tahun 1979), Astrid Salim (Lahir Tahun 1983), dan Alston Salim (Lahir Tahun 1987).



Anthony Salim memiliki latar belakang pendidikan Bachelor of Arts di bidang bisnis, Nort East Surrey College of Technology London, Inggris. Adapun, karier bisnis Anthony Salim dimulai ketika ia diminta sang ayah untuk mengambil kendali sebagian dari anak perusahaan Salim Group.



<h2>Hampir bangkrut karena krisis 1998</h2>



Perjalanan bisnis Anthony Salim sebenarnya terbilang cukup mulus. Masa-masa krisis moneter di tahun 1998 mungkin yang menjadi masa tersulit yang ia hadapi dalam berbisnis. Saat <a data-type="post" data-id="8252" href="https://amartha.com/blog/pendana/money-plus/sering-keliru-ini-loh-bedanya-resesi-ekonomi-dan-depresi-ekonomi/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">masa krisis moneter</a> dan terjadi kerusuhan Mei 1998 di tanah air, rumah keluarga Salim sempat menjadi sasaran pembakaran oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.



Oleh karena itu, Anthony dan keluarga Salim pun sempat pernah mengungsi ke Singapura. Pada masa krisis ekonomi itu juga, sang ayah akhirnya mewarisi kepemimpinan Salim Grup ke tangan Anthony Salim.



Setelah mewarisi grup bisnis ayahnya, Anthony Salim harus menghadapi fakta bahwa Salim Grup memiliki hutang sebesar 55 triliun rupiah. Hal itu dikarenakan gejolak krisis moneter dan ekonomi di tahun 1998 membuat Salim Grup hampir bangkrut.



Hal tersebut akhirnya harus membuat Anthony Salim berpikir keras untuk menyelesaikan permasalahan hutang yang menumpuk di Salim Grup. 



<pre class="wp-block-preformatted">Baca Juga: <a data-type="post" data-id="11311" href="https://amartha.com/blog/perubahan-gaya-hidup-dramatis-yang-bikin-utang-cepat-lunas-yuk-tiru/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Perubahan Gaya Hidup Dramatis Yang Bikin Utang Cepat Lunas. Yuk Tiru!</a></pre>



Akhirnya ia mengambil langkah berani, dengan menjual beberapa anak perusahaan Salim Grup yang saat itu masih berkembang, seperti Bank BCA, PT Indomobil, dan PT Indocement sebagai upaya mengatasi permasalah hutang Salim Grup.



Sebagai seorang pebisnis andal, dirinya memang menyadari, beberapaa anak perusahaan yang dijualnya tersebut memiliki potensi akan terus berkembang. 



Maka saat menjual perusahaan, Salim Grup tetap memiliki sebagain kecil saham di perusahaan tersebut. Pada akhirnya, Anthony Salim lebih memilih mempertahankan 2 perusahaan, yaitu PT Indofood dan PT Bogasari.



<h2>Kebangkitan Salim Grup lewat Indofood dan Bogasari</h2>



<figure class="wp-block-image size-full"><img src="https://access.amartha.com:443/uploads/indomie_dc49b39bef.jpeg" alt="" class="wp-image-10551"/></figure>



Keputusan ini terbukti dapat menyelamatkan Salim Group beserta sejumlah anak perusahaannya dari ambang kebangkrutan. 



Di bawah kepiawaian Anthony Salim dalam mengelola Salim Group, Indofood dan Bogasari sekarang ini telah berhasil menjadi produsen mi instan dan tepung yang tidak hanya sukses di Indonesia, melainkan juga di mancanegara.



Merek Indomie dari Indofood juga menjadi sangat terkenal yang membuat Indonesia menjadi negara kedua yang terbanyak mengonsumsi mi, di bawah Tiongkok. 



Mi instan Indomie diketahui sudah diekspor ke negara-negara seperti Australia, Amerika Serikat, dan banyak negara lain di Amerika, Timur Tengah, Asia, Eropa, serta Afrika. Merek itu pun menjadi nama generik untuk mi instan, sehingga merek ini begitu populer dan diingat di Indonesia.



Well, perjuangan Anthony Salim yang berhasil bangkit dari utang triliunan hendaknya dapat dicontoh oleh siapa saja. Apalagi untuk kamu yang tengah berjuang keluar dari jerat utang. 



Utamakan untuk membayar utang dan memenuhi kebutuhan primer setiap kali kamu mendapat pendapatan atau upah. Setelah utang selesai, langkah selanjutnya adalah menyiapkan dana darurat agar kamu bisa bertahan meski dalam keadaan sulit. 



Kamu bisa mulai kumpulkan dana darurat dengan hasil keuntungan dari <a href="https://amartha.com/id_ID/" title="situs investasi Amartha">situs investasi Amartha</a> yang menawarkan bagi hasil hingga 15% flat per tahun. Tetap semangat ya!

Tag: salim grup

Jadi Pemilik Salim Grup dan Konglomerat di Indonesia, Ini Biografi Anthony Salim